5 Amalan Penolak Petaka yang Dianjurkan Selain Sedekah

5 Amalan Penolak Petaka yang Dianjurkan Selain Sedekah

Terdapat lima amalan yang bisa dijadikan untuk menolak petaka

Rasulullah SAW menganjurkan umatnya agar terhindar dari bencana maka dapat melakukan beberapa amalan. 

Salah satu penolak petaka adalah sedekah, selain sedekah ada amalan lain yang bermanfaat untuk mencegah petaka, di antaranya, 

Pertama, memperbanyak sholat sunnah dapat mencegah petaka. Selama gerhana dianjurkan untuk menyegerakan sholat. Karena hal itu dapat membebaskan dari bencana. 

عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ خَسَفَتْ الشَّمْسُ عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَامَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَصَلَّى بِالنَّاسِ فَأَطَالَ الْقِرَاءَةَ ثُمَّ رَكَعَ فَأَطَالَ الرُّكُوعَ ثُمَّ رَفَعَ رَأْسَهُ فَأَطَالَ الْقِرَاءَةَ وَهِيَ دُونَ قِرَاءَتِهِ الْأُولَى ثُمَّ رَكَعَ فَأَطَالَ الرُّكُوعَ وَهُوَ دُونَ رُكُوعِهِ الْأَوَّلِ ثُمَّ رَفَعَ رَأْسَهُ فَسَجَدَ سَجْدَتَيْنِ ثُمَّ قَامَ فَصَنَعَ فِي الرَّكْعَةِ الثَّانِيَةِ مِثْلَ ذَلِكَ ثُمَّ انْصَرَفَ فَقَالَ إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ لَا يَخْسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلَا لِحَيَاتِهِ وَلَكِنَّهُمَا آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ فَإِذَا رَأَيْتُمْ ذَلِكَ فَافْزَعُوا لِلصَّلَاةِ حَدَّثَنَا مَعْمَرٌ قَالَ وَأَخْبَرَنِي هِشَامُ بْنُ عُرْوَةَ عَنْ أَبِيهِ عَنْ عَائِشَةَ مِثْلَ هَذَا وَزَادَ قَالَ فَإِذَا رَأَيْتُمْ ذَلِكَ فَتَصَدَّقُوا وَصَلُّوا

Dari Aisyah RA, dia berkata, “Telah terjadi gerhana matahari pada masa Nabi SAW, maka Rasulullah bangkit lalu sholat bersama manusia. Beliau memanjangkan bacaan kemudian melakukan rukuk yang panjang, kemudian beliau mengangkat kepalanya lalu memanjangkan bacaan tidak seperti bacaan beliau yang pertama, kemudian rukuk dengan memanjangkan rukuk dan tidak seperti rukuknya yang pertama, kemudian beliau mengangkat kepala lalu sujud dua kali kemudian beliau berdiri dan beliau melakukan pada rakaat kedua seperti yang beliau lakukan pada rakaat pertama. 

Beliau lalu menyudahi dan bersabda, “Matahari dan bulan tidak gerhana dikarenakan kematian seseorang dan tidak pula dikarenakan kelahiran seseorang, akan tetapi keduanya merupakan tanda dari tanda-tanda keagungan Allah SWT, maka jika kalian melihat hal itu (gerhana), bersegeralah mendirikan sholat.”

Telah menceritakan kepada kami Ma’mar dia berkata; telah mengabarkan kepadaku Hisyam bin Urwah dari ayahnya dari Aisyah seperti ini dan menambahkan beliau bersabda, “Apabila kalian melihat hal itu, bersedekahlah dan sholatlah.” 

Kedua, beristighfar untuk memohon ampun.

وَمَا كَانَ اللَّهُ لِيُعَذِّبَهُمْ وَأَنْتَ فِيهِمْ ۚ وَمَا كَانَ اللَّهُ مُعَذِّبَهُمْ وَهُمْ يَسْتَغْفِرُونَ “Tetapi Allah tidak akan menghukum mereka, selama engkau (Muhammad) berada di antara mereka. Dan tidaklah (pula) Allah akan menghukum mereka, sedang mereka (masih) memohon ampunan.” (QS Al Anfal 33)

Dalam riwayat dari Fadhalah bin Ubaid RA, Nabi Muhammad SAW bersabda:  

عن فَضالةَ بن عُبَيد رضي الله عنه أن النبي صلى الله عليه وسلم قال: العبدُ آمنٌ من عذاب الله ما استغفر الله “Seorang hamba akan aman dari azab Allah SWT selama dia (masih) beristighar, meminta ampun kepada Allah.” 

Ketiga, berdzikir mengingat Allah SWT. Petir menyambar siapa pun, tetapi petir tidak akan menyambar orang yang sedang berdzikir.

عن ابن عباس رضي الله عنه قال: انخسَفَتِ الشمسُ على عهد رسول الله صلى الله عليه وسلم، فصلَّى رسول الله صلى الله عليه وسلم، ثم انصرف وقد تجلَّتِ الشمسُ، فقال صلى الله عليه وسلم: ((إن الشمس والقمر آيتانِ مِن آيات الله لا يخسفان لموتِ أحدٍ ولا لحياته، فإذا رأيتُم ذلك فاذكروا الله))؛ [متفق عليه].

Dari Ibnu Abbas RA, dia berkata, terjadi gernaha matahari pada masa Rasulullah SAW, lalu Rasulullah sholat, dan beranjak pergi saat matahari kembali terang,  Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya matahari dan bulan merupakan dua tanda dari sekian tanda (kekuasaan) Allah, dia tidak akan gergana akibat kematian atau lahirnya seseorang. Jika kalian melihatnya, maka ingatlah (dzikir) kepada Allah.” (muttafaq alaih). Al Hafizh Ibnu Hajar berkata: 

وفي الحديث مِن الفوائد… استدفاع البلاء بذكر الله وأنواع طاعته  “Dalam hadits terdapat beberapa faidah… menahan musibah dengan memperbanyak dzikir kepada Allah Taala, dan juga mengerjakan beberapa macam ketaatan.”

Keempat, berdoa. Doa merupakan salah satu Amalan paling ampuh untuk menolak petaka. Hal ini sebagaimana disampaikan Ibnu Al Qayyim berikut ini:

 الدعاء من أنفع الأدوية، وهو عدوُّ البلاء، يدافعه ويعالجه، ويمنعُ نزولَه “Doa adalah termasuk obat yang paling bermanfaat, ia adalah musuh musibah, menahan dan mengangkatnya serta menahan turunnya.”  

Kelima, berakhlak baik. Kisah Nabi Muhammad SAW saat mendapat wahyu pertama kali, dan pulang dalam keadaan gemetar, karena khawatir itu bukan Jibril, Rasulullah meminta istrinya tersebut untuk menyelimutinya.

“Selimuti aku, selimut aku.” Maka Khadijah RA kemudian mengatakan, “Demi Allah, Allah tidak akan pernah menghinakanmu selamanya.” Kemudian Khadijah menyebutkan beberapa akhlak baik yang telah dilakukan Rasulullah SAW di antaranya menyambung tali silaturahim, memberi bekal kepada orang yang tidak memiliki apa-apa, memuliakan tamu, menolong orang memperjuangkan kebenaran.” (HR Bukhari). Imam Al Kirmani mengatakan demikian: 

“وفيه أن خصال الخير سببٌ للسلامة من مَصارِع السوء، والمكارم سببٌ لدفع المكاره” “Dalam hadits ini terdapat pelajaran bahwa perbuatan-perbuatan baik adalah penyebab keselamatan dari musibah-musibah buruk, akhlak-akhlak mulia penyebab untuk menahan musibah yang buruk.”

Sumber: alukah 

KHAZANAH REPUBLIKA