Allah SWT membuka pintu ampunan untuk orang yang bertaubat.
Bertaubat merupakan perintah Allah ﷻ yang ditujukan secara terus menerus. Terutama bagi mereka yang ingin diampuni dosa-dosanya.
Dilansir di aboutislam.net, beberapa pahala taubat yang dilakukan dengan tulus maka akan dibalas Allah ﷻ, beberapa hikmah yang diberikan kepada petaubat, di antaranya:
Pertama, taubat membawa kesuksesan
Jika menempuh jalan yang dilarang Allah, maka berarti memilih untuk kehilangan rahmat, penghargaan, bantuan, dan perlindungan Allah.
Tetapi pada saat dengan sungguh-sungguh bertaubat, maka yakinlah akan bantuan-Nya dalam hidup. Allah ﷻ memberitahu kita, dalam surat An Nur ayat 31 sebagai berikut:
ۚ وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَ الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
“Dan bertaubatlah kamu semua kepada Allah, wahai orang-orang yang beriman, agar kamu beruntung.”
Contoh kesuksesan di dunia adalah, kekayaan, anak-anak, dan peningkatan produktivitas dan berkah. Sebagaimana Allah sebutkan dalam surat Hud ayat 52:
وَيَا قَوْمِ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُوا إِلَيْهِ يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا وَيَزِدْكُمْ قُوَّةً إِلَىٰ قُوَّتِكُمْ وَلَا تَتَوَلَّوْا مُجْرِمِينَ
“Dan (Hud berkata), “Wahai kaumku! Mohonlah ampunan kepada Tuhanmu lalu bertobatlah kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat deras, Dia akan menambahkan kekuatan di atas kekuatanmu, dan janganlah kamu berpaling menjadi orang yang berdosa.”
Kedua, bartaubat menjauhkan dari kesulitan
Semakin banyak kita berbuat dosa, semakin kita dapat kehilangan berkah Allah dan semakin banyak cobaan yang mungkin harus kita tanggung. Taubat dapat memberi kita jalan keluar dari kesulitan hidup kita, sebagaimana Allah berfirman dalam surat At Taubah ayat 126:
أَوَلَا يَرَوْنَ أَنَّهُمْ يُفْتَنُونَ فِي كُلِّ عَامٍ مَرَّةً أَوْ مَرَّتَيْنِ ثُمَّ لَا يَتُوبُونَ وَلَا هُمْ يَذَّكَّرُونَ
“Dan tidakkah mereka (orang-orang munafik) memperhatikan bahwa mereka diuji sekali atau dua kali setiap tahun, namun mereka tidak (juga) bertaubat dan tidak (pula) mengambil pelajaran?”
Ketiga, Allah ﷻ mencintai orang yang bertaubat
Tahukah kamu bahwa taubat adalah salah satu ibadah yang paling dicintai-Nya? Allah berfirman dalam surat Al Baqarah ayat 222:
ۚ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ التَّوَّابِينَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِينَ
“Sungguh, Allah menyukai orang yang tobat dan menyukai orang yang menyucikan diri.”
Keempat, bertaubat akan membuat bahagia
Bertaubat adalah membersihkan hati. Sehingga membuat kita merasa lebih ringan, sama seperti beban dosa membuat merasa berat. Katakan saja pada diri sendiri, siapa yang bisa menghentikan saya untuk kembali kepada Allah ﷻ?
Kelima, Allah ﷻ akan mengampuni orang yang bertaubat
Pengampunan adalah tujuan dari bertaubat. Orang yang bertaubat dapat meyakini bahwa Allah ﷻ pasti akan mengampuni dosa-dosanya.
Selain itu orang yang bertaubat akan mendapatkan banyak pahala berupa kesucian hati, penghapus dosa, dan memperbanyak amal saleh.
Baik Alquran dan hadits jelas bahwa mereka yang bertobat dengan tulus kepada Allah, mengakui dosa-dosa mereka, dan berkomitmen untuk tidak kembali lagi kepada dosa-dosa itu akan diampuni dosa-dosanya.
Syarat taubat diterima
Imam Nawawi dalam Kitab Riyadhus Shalihin menyampaikan tentang tiga syarat taubat kepada Allah SWT. Ia menyampaikan bertaubat hukumnya wajib dari segala macam dosa.
Dalam kitabnya, Imam Nawawi menyampaikan jika kemaksiatan terjadi antara seorang hamba dan Allah ﷻ. Artinya tidak ada hubungannya dengan hak orang lain. Maka, untuk bertaubat kepada Allah ﷻ harus memenuhi tiga syarat.
Pertama, segera hentikan semua kemaksiatan yang dilakukan sejak saat keinginan taubat muncul. Kedua, harus merasa menyesal karena telah melakukan kemaksiatan.
Ketiga, berniat tidak akan mengulangi perbuatan maksiat itu untuk selama-lamanya. Kalau tiga syarat ini tidak terpenuhi semuanya dan ada satu syarat yang tidak dilaksanakan maka tidak sah taubatnya.
Imam Nawawi menyampaikan, jika kemaksiatan yang diperbuat ada hubungannya dengan orang lain. Maka syarat taubatnya ada empat, yakni tiga syarat taubat kepada Allah ﷻ harus terpenuhi.
Syarat keempat melepaskan tanggungan itu dari hak orang lain. Jika tanggungan itu berupa harta atau yang serupa dengan itu, maka wajib mengembalikannya kepada orang yang berhak.
Jika berupa tuduhan zina atau yang serupa dengan itu, maka harus mencabut tuduhan itu dari orang yang dituduh atau meminta ampun dari orang yang dituduh itu. Jika maksiat yang dilakukan berupa mengumpat orang lain, maka harus meminta dimaafkan oleh orang yang diumpat.
Baca juga: 5 Alasan Mengapa Babi Haram Dikonsumsi Menurut Islam
Imam Nawawi mengatakan, sudah jelas dalil-dalil yang tercantum dalam Kitabullah, Sunnah Rasulullah ﷺ serta ijma seluruh umat tentang wajibnya melakukan taubat.
وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَ الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
“Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.” (QS An Nur ayat 31)
Sumber: aboutislam