CAPEK yang disebabkan berbuat sesuatu yang disenangi Allah adalah membahagiakan. Merasa senang dengan berbuat sesuatu yang tidak disuka Allah adalah melelahkan pada akhirnya. Kondisi hati itu terus berputar mengikuti zona dan radius pekerjaan kita. Baiknya amal akan membahagiakan hati, jeleknya amal akan menggelisahkan hati.
Capek karena berbuat sesuatu yang memiliki tujuan itu akan terbalaskan dengan lega hati. Senang menikmati sesuatu yang tak bertujuan itu pada akhirnya akan membuat capek. Capek dengan berbuat sesuatu yang tak memiliki tujuan apapun adalah salah satu bentuk dari kegoblokan dan kesia-siaan. Berbuatlah yang bertujuan, dan jadikanlah ridla Allah sebagai tujuan akhir.
Lakukan segala kebaikan yang mungkin dilakukan, sekecil apapun. Jangan pernah menunggu hal-hal besar untuk dilakukan sementara yang dimampu hanyalah hal-hal kecil. Manusia itu sesungguhnya akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang telah dimiliki, bukan atas apa yang belum dimiliki. Manfaatkan semaksimal mungkin apa yang bisa dimiliki untuk kebahagiaan hakiki di dunia dan akhirat nanti.
Dulu dan juga kini, di masjidil haram ada seorang lelaki yang pekerjaannya sejak pagi hingga sore adalah mengambilkan bergelas-gelas air zamzam untuk jamaah yang kehausan dalam ibadahnya. Ada yang menegornya dan bertanya kepadanya mengapa melakukan hal itu tanpa merasa capek padahal tak ada yang membayar.
Jawabannya: “Saya tak punya apapun yang bisa dipersembahkan untuk Islam kecuali tenaga mengangkut air. Saya tak punya ilmu untuk diajarkan. Saya tidak punya harta untuk disedekahkan. Saya tak punya keahlian untuk dipekerjakan. Tapi saya punya hati yang memerintahkan saya untuk berbuat demi ridla Allah dengan melayani hamba-hamba Allah.” Sambil terisak dan menghapus tetes air matanya dia berkata: “Hanya ini yang bisa saya lakukan. Semoga Allah berkenan.”
Pertanyaannya: “Apa yang bisa dan telah kita lakukan untuk Islam?” Salam, AIM. [*]
– See more at: http://mozaik.inilah.com/read/detail/2344873/amal-membahagiakan-hati#sthash.yIL6U75Q.dpuf