BERDASARKAN penjelasan dari Ustaz Ahmad Sarwat Lc, hadis qudsi berasal dari kata quds yang berarti menyucikan Allah. Hadis Qudsi ialah hadis yang oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam disandarkan kepada Allah Ta’ala. Maksudnya Nabi meriwayatkannya bahwa itu adalah kalam Allah. Maka rasul menjadi perawi kalam Allah ini dari lafal Nabi sendiri. Bila seseorang meriwayatkan hadis qudsi maka dia meriwayatkannya dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dengan disandarkan kepada Allah, dengan mengatakan:
`Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengatakan mengenai apa yang diriwayatkannya dari Tuhannya`, atau ia mengatakan: `Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengatakan: Allah Ta`ala telah berfirman atau berfirman Allah Ta`ala.`
Contoh yang pertama: `Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu Dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengenai apa yang diriwayatkannya dari Tuhannya Azza Wa Jalla, tangan Allah itu penuh, tidak dikurangi oleh nafakah, baik di waktu siang atau malam hari.`
Contoh yang kedua: `Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berkata: ` Allah ta`ala berfriman: Aku menurut sangkaan hamba-Ku terhadap-Ku. Aku bersamanya bila ia menyebut-Ku.bila menyebut-KU di dalam dirinya, maka Aku pun menyebutnya di dalam diri-Ku. Dan bila ia menyebut-KU di kalangan orang banyak, maka Aku pun menyebutnya di dalam kalangan orang banyak lebih dari itu.`
Ada beberapa perbedaan antara Quran dengan hadis qudsi yang terpenting di antaranya ialah:
a. Alquranul Karim adalah kalam Allah yang diwahyukan kepada Rasulullah dengan lafalnya. Dan dengan itu pula orang arab ditantang, tetapi mereka tidak mampu membuat seperti Quran itu, atau sepuluh surah yang serupa itu, bahkan satu surah sekalipun. Tantangan itu tetap berlaku, karena Quran adalah mukjizat yang abadi hingga hari kiamat.. sedang hadis qudsi tidak untuk menantang dan tidak pula untuk mukjizat.
b. Alquranul karim hanya dinisbahkan kepada Allah, sehingga dikatakan: Allah ta`ala telah berfirman, sedang hadis qudsi terkadang diriwayatkan dengan disandarkan kepada Allah, sehingga nisbah hadis qudsi kepada Allah itu merupakan nisbah yang dibuatkan. Maka dikatakan: `Allah telah berfirman atau Allah berfirman.` Dan terkadang pula diriwayatkan dengan disandarkan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tetapi nisbahnya adalah nisbah khabar, karena Nabi yang menyampaikan hadis itu dari Allah, maka dikatakan: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengatakan mengenai apa yang diriwayatkan dari Tuhannya.
c. Seluruh isi Quran dinukil secara mutawatir, sehingga kepastiannya sudah mutlak. Sedang hadis-hadis qudsi kebanyakannya adalah khabar ahad, sehingga kepastiannya masih merupakan dugaan. Ada kalanya hadis qudsi itu sahih, terkadang hasan (baik) dan terkadang pula daif (lemah).
d. Alquranaul Karim dari Allah, baik lafal maupun maknanya. Maka dia adalah wahyu, baik dalam lafal maupun maknanya. Sedang hadis qudsi maknanya saja yang dari Allah, sedang lafalnya dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Hadis qudsi ialah wahyu dalam makna tetapi bukan dalam lafal. Oleh sebab itu, menurut sebagian besar ahli hadis diperbolehkan meriwayatkan hadis qudsi dengan maknanya saja.
e. Membaca Alquranul Karim merupakan ibadah, karena itu ia dibaca di dalam salat. `Maka bacalah apa yang mudah bagimu dari Quran itu`(QS. Al-Muzzammil: 20).
Nilai ibadah membaca Quran juga terdapat dalam hadis: `Barang siapa membaca satu huruf dari Quran, dia akan memperoleh satu kebaikan. Dan kebaikan itu akan dibalas sepuluh kali lipat. Aku tidak mengatakan alif lam mim itu satu huruf, tetapi alif satu huruf, lam satu huruf dan mim satu huruf`.
Sedang hadis qudsi tidak disuruhnya membaca di dalam salat. Alllah memberikan pahala membaca hadis qudsi secara umum saja. Maka membaca hadis qudsi tidak akan memperoleh pahala sperti yang disebutkan dalam hadis mengenai membaca Quran bahwa pada setiap huruf akan mendapatkan kebaikan.
Wallahu a’lam bishshawab, assalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh. []
– See more at: http://mozaik.inilah.com/read/detail/2356622/perbedaan-antara-hadis-qudsi-dan-alquran#sthash.n2v88PnH.dpuf