Akhlak Mulia Nabi Muhammad SAW

NABI Muhammad saw memiliki akhlah yang mulia, bahkan istrinya, Siti Aisyah ra mengatakan apabila ingin mengetahui akhlak rasulullah maka akhlaknya rasul akhlaqul quran. Hal ini disampaikan Syeikh Ali Jaber saat mengisi ceramah dalam peringatan Maulid Nabi Muhammad saw, di Halaman Balai Kota Banda Aceh, Kamis (26/2).

Lanjutnya, ketika Rasulullah mendengar perintah Allah dalam alquran agar orang beriman bertakwa dengan baik, maka Rasul bertakwa dengan baik. “Apabila kita bertakwa dengan baik kepada Allah, jujur maka kita mengikuti akhlak Rasulullah,” ujar Syeikh Ali Jaber yang juga imam di Masjid Nabawi, Madinah.

Aisyah ra menceritakan saat Rasulullah pulang ke rumah dan Aisyah sebagai istri Beliau menyediakan minum kepada Rasul. “Ketika minum, astaghfirullah asin. Lalu bagaimana cara Rasul mengatasi dan memberitahukan kesalahannya, caranya sopan sekali. Rasulullah memanggil Ya Humaira, kamu haus tidak? Ayo temani saya minum. Siti Aisyah karena sayang dan cinta kepada rasul maka dimana rasul minum maka disitu ia meminumnya. Lalu Aisyah berkata, Ya rasul maafkan. Maka selesai masalahnya, dan mengingat cara rasul yang lembut saat memberitahu maka tidak berani untuk salah lagi,” tutur Syeikh Ali Jaber.

Selanjutnya, apa bukti cinta kepada rasul, ucapan saja tidak cukup. Namun, kata Syeikh yang lahir di kota Madinah Al Munawwarah, 3 Februari 1976 Masehi ini maka apa yang kita perbuat, gunakan, jalani dalam kehidupan kita mencerminkan akhlak rasul.

“Berapa hari lewat belum membaca alquran, berapa hari lewat selalu masbuk. Apa pernah masbuk makan, meeting, tapi kenapa waktu shalat selalu masbuk. Padahal rasulullah sudah menjanjikan siapa yang menjaga takbir pertama bersama imam selama 40 hari berturut-turut. Maka akan dapat dua kebebasan, yaitu bebas dari kemunafikan dan bebas dari neraka jahannam,” kata Syeik Ali Jaber.

Lanjutnya lagi, ulama berkata tidak ada yang dapat melaksanakan selama 40 hari berturut-turut apabila orang tersebut merupakan orang munafik. “Saya ada seorang guru, saya tidak bicara rasul dna orang-orang shaleh dulu. Ini baru beberapa waktu lalu, guru saya seorang penduduk Madinah tidak pernah melewatkan takbiratul ihram bersama imam selama 48 tahun. Bukan masbuk satu rakaat, takbiratul ihram pun tak pernah terlewatkan,” tuturnya.

Ketika di akhir hayatnya, kata Syeikh Ali Jaber ia bersama anaknya shalat Shubuh berjamaah di Masjid Nabawi pada 27 Ramadhan, dan malam Lailatur Qadar. “Sedang takbir beliau meninggal dunia. Meninggal dunia ketika takbir, sedang berpuasa, di Masjid Nabawi, ini khusnul khatimah yang luar biasa. Kenapa dapat khusnul khatimah sedang takbir? Karena perduli terhadap takbir, maka Allah berikan khusnul khatimah sedang takbir,” katanya dengan lantang dan suara bergetar.

Orang yang perduli, perhatikan, dan cinta alquran, tambahnya lagi maka meninggal dunia atas membaca alquran. Apapun kebiasaan yang dilakukan sehari-hari maka akan menjadi penutup hidup di akhir hayat. “Suka karaoke, joget ya tunggu meninggal pas sedang joget. Berzina maka akan meninggal saat berzina,” ujarnya.

Maka ulama menyebutkan, siapa yang masuk surga Allah di dunia yaitu masjid, alquran, anak yatim, perduli dengan orang yang membutuhkan pertolongan, jujur, amanah, tawadhuk, lemah lembut, selalu berkata baik, saling doakan, memuliakan sesama muslim maupun non muslim. Maka akan masuk surga Allah di akhirat, sebab menjadi contoh yang baik seperti rasulullah menjadi contoh yang baik bagi seluruh umat manusia.

“Kita punya kehidupan yang bertanggung jawab melanjutkan perjuangan rasulullah, para alim ulama, walisongo yang meninggalkan keluarga, dan tidak mau urus jabatan. Demi siapa? demi kita supaya selamat di dunia dan akhirat,” kata Syeikh yang menjalani pendidikan formal dan informalnya di Madinah. (mawaddatul husna)

 

sumber:Serambi Indonesia