REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG — Alquran memiliki kekuatan sebagai penyembuh atau asy-syifa. Ini merupakan salah satu mukjizat Alquran. Fajar bisa hafal 30 juz padahal ia menderita cacat otak sejak lahir. Menurut dokter yang merawatnya, fajar mengalami cacat otak karena lahir prematur.
Fajar lahir saat usia kandungan ibunya baru 6,5 bulan. Selama dia ditempatkan di inkubator, ayahnya setiap hari membaca Alquran sebanyak satu juz. Usia 3,5 tahun, Fajar baru bisa bicara, namun kata pertama yang keluar dari mulutnya adalah hafalan Alquran.
Orang tuanya tidak menyangka anaknya itu bisa berbicara apalagi yang keluar adalah hafalan Alquran. Dua tahun lalu, sebelum pindah ke Solo untuk terapi intensif, Fajar hafal 11 juz. Saat ini, dia sudah hafal 30 juz. Cita-cita Fajar bisa ke Arab Saudi dan menjadi imam Masjidil Haram.
Alfamen, seorang kawan, lain lagi kisahnya. Ia menderita kanker stadium empat. Akhirnya, ia harus keluar dari Pesantren Gontor tempat ia menuntut ilmu. Dalam keadaan super sakitnya, ia minta waktu sama Allah.
“Jangan cabut dulu nyawa saya. Saya mau ngafal Quran. Nanti saya dicabutnya setelah hafal 30 juz,” kata Alfamen dalam doanya. Ajaib. Alquran 30 juz masuk ke dalam tubuhnya dengan jalan dihafal, dan penyakit kankernya hilang. Pergi. Digantikan dengan Alquran.
Alfamen kemudian mendirikan Pesantren Hifdzil Qur’an, Daarussalaam, di Bandung Barat, Jawa Barat. Saya pernah makmum qiyaamullail di pesantren ini. Pada 2010, saat saya kisahkan ini di salah satu televisi swasta nasional, ada anak muda yang datang dari Tegal bertanya. “Benarkah kisah ini?” tanya pemuda tersebut. Ia mengatakan, bila benar, dia mau membimbing ibunya yang juga kanker payudayara parah untuk melakukan hal sama. Saya memotivasi. Alquran itu syifa, obat, bismillah.
Dua bulan berselang, pemuda itu menemui saya lagi dan mengatakan, “Ibu saya wafat.” Anak muda ini bercerita, dada ibunya seperti dijahit dengan Alquran. Setiap ayat yang dihafal oleh ibunya, seperti melahirkan kulit tambahan di dada ibunya.
Ibunya wafat dalam keadaan bersih. Dadanya nggak bolong. “Seperti tidak sakit,” katanya. Dan, yang membahagiakan, ibunya wafat dengan membawa sekitar 30 ayat dari Surah al-Baqarah. Subhanallah.
Sekitar tahun 2009, saya berceramah di ITB dan saat itu ada mahasiswa yang menuturkan kisahnya. Ia dulunya pecandu narkoba hingga pada suatu saat sakau berat. Waktu itu, ia melihat satu buku agama yang menjelaskan tentang surah al-Mulk dan kehebatannya.
Dinyatakan dalam buku itu bahwa siapa yang membaca, menghafal, dan menjaganya dengan istiqamah maka tidak ada siksa kubur baginya. Anak muda ini ketakutan setengah mati. Takut mati dalam keadaan maksiat. Ia memohon ampun.
Dan, dalam sakitnya, ia menahan diri untuk tidak memakai narkoba. Ia lalu mengambil Alquran dan mulai menghafal surah al-Mulk. Anak muda ini sehat bugar saat berhadapan dengan saya. “Saya sekarang sudah hafal 17 juz,” kata dia.
Alquran menyelamatkannya dan menyelamatkan hidup kita semua. Itu baru baca, baru menghafal. Bagaimana kalau kemudian kita mengerti, memahami, mengamalkan, mengajarkan, dan mendakwahkan Alquran?