Salah siapa jika Anak tumbuh nakal, mental buruk? semoga orang tua tidak salah mendidik anak, mulai dari rahim sampai usia 18 tahun.
Seperti dilansir Keluargacinta.com dari buku Athfalul Muslimin Kaifa Rabbahum Nabi al Amin karya Jamal Abdurrahman, ada beberapa tahap mendidik anak pada masa tersebut seperti dianjurkan Rasulullah SAW.
Berikut ini, tahap mendidik tersebut:
Tahap 1, Sebelum Anak Lahir Sampai Usia 3 Tahun.
- Mendoakan calon bayi
- Mendoakan dan memberikan perhatian saat anak dalam kandungan
- Mendoakan saat bayi hendak lahir
- Menyambut bayi dengan azan
- Men-tahniq bayi
- Mengajarkan atau memperdengarkan zikir dan doa kepada bayi
- Mengeluarkan zakat (fitrah) sejak ia lahir
- Menyayanginya
- Memberinya nama yang baik pada usia 7 hari
- Melaksanakan aqiqah pada usia 7 hari
- Mencukur rambutnya dan bersedekah setara dengan berat rambut pada usia 7 hari
- Bercanda dengan bayi
- Menyebut anak dalam gelar orang tua
- Meng-khitan
- Menggendong bayi
- Menanamkan tauhid sejak dini
- Memperhatikan penampilan dan gaya rambutnya
- Mengajarkan cara berpakaian
- Selalu menghadirkan wajah ceria kepadanya
- Menciumnya dengan penuh kasih sayang
- Bercanda dan bermain dengan anak-anak
- Memberi hadiah
- Mengusap kepalanya sebagai bentuk kasih sayang
- Mengajarkan dan meneladankan kejujuran pada anak.
Tahap II: Usia 4-10 Tahun
- Membiasakan panggilan kasih sayang dengan nada lembut
- Menemaninya bermain dan belajar
- Mengajaknya berjalan sambil belajar
- Memberikan kesempatan yang cukup untuk bermain
- Menghargai permainannya
- Menanamkan akhlak mulia
- Mendoakannya
- Mengajaknya berkomunikasi secara intensif dan minta pendapatnya
- Mengajarkan amanah dan menjaga rahasia
- Membiasakan makan bersama
- Mengajarkan adab makan
- Mengajarkan persaudaraan dan kerja sama
- Melerai ketika anak-anak bertengkar
- Melatih kecerdasannya dengan lomba dan cara lainnya
- Memberikan hadiah kepada anak yang berhasil melakukan sesuatu atau berprestasi
- Menjaga anak dengan zikir dan mengajarinya berzikir
- Mengajarkan azan dan shalat
- Mengajarkannya berani karena benar
- Jika anak mampu, boleh ditunjuk sebagai imam.
Tahap III, Anak Usia 10-14 tahun
- Membiasakan salam
- Memberikan makanan dan pakaian yang layak
- Membiasakan anak tidur cepat (tidak larut malam)
- Memisahkan tempat tidurnya dari orang tua dan saudara yang berbeda jenis kelamin
- Mengajari adab tidur
- Membiasakan anak menjaga pandangan
- Membiasakan anak menutup aurat
- Mengajarkan anak tidak menyerupai lawan jenis
- Menyayangi, bukan memanjakan
- Merawat dan mendoakan ‘ekstra’ saat anak sakit
- Meluruskan kesalahan anak dengan bijak
- Jika anak melanggar, berikan hukuman mendidik bukan menghukum fisik
- Mengajari anak dengan praktek dan keteladanan
- Mengajarkan pengobatan alami tingkat dasar
- Membangun komunikasi intensif dalam forum keluarga
- Mengajarkan dan membiasakan adab masuk rumah
- Mengajarkan adab bertamu
- Mengajarkan dan membiasakan adab masuk kamar orang tua
- Membiasakan anak menghadiri undangan dan bersilaturahim
- Mengajarkan anak berbuat baik kepada tetangga
- Menjaga anak dari pergaulan buruk
- Mengajarkan dan membiasakan adab berbicara
- Mengajarkan anak menghormati ulama
- Membiasakan anak mengasihi teman
- Mengajarkan anak hidup sederhana
- Mengajarkan anak berjuang dalam kehidupan, menghadapi ujian dan kesulitan
Tahap IV, Anak usia 15-18 tahun
- Memotivasi anak memanfaatkan dan mengoptimalkan waktu pagi
- Memastikan anak mengisi waktu luang dengan hal-hal positif
- Menguatkan kecintaan kepada Rasulullah dan Al Qur’an
- Mengarahkan anak menjadi teladan dalam pergaulan
- Mengajarkan kemandirian dan menjauhi kemalasan
- Lebih memperhatikan kualitas pendidikan, ilmu dan Al Qur’an
- Mengajari anak bahasa asing
- Mengenali pola pikir anak
- Memberikan nasehat pada momen yang tepat
- Mengajaknya rekreasi bersama
- Mengajari anak memikul amanah dan tanggungjawab
- Memberinya tugas penting
- Memupuk militansi dan semangat berjuang
- Menumbuhkan semangat berkompetisi
- Menanamkan motivasi untuk berhaji
- Memahamkan dan memotivasi untuk menikah jika telah memiliki ba’ah
Selamat meneledani.
Baca juga: