Ribuan warga dari berbagai daerah di Kota Pariaman, Sumatera Barat, mengikuti kegiatan ceramah agama dan tablig akbar yang disampaikan oleh KH Muhammad Arifin Ilham. “Kegiatan tausiah ini merupakan rangkaian kegiatan agama yang dilakukan pemerintah daerah dalam upaya peningkatan Sumber Daya Manusia yang agamis, dan berahklak mulia” kata Wali Kota Pariaman Mukhlis Rahman, di Pariaman, Ahad (9/7).
Pemerintah Kota Pariaman, ujar dia, tidak hanya membangun infrastruktur sarana dan prasarana saja, namun peningkatan keimanan Sumber Daya Manusia juga dibutuhkan. Menurut dia, upaya peningkatan sumber daya manusia yang agamis sangat dibutuhkan dalam mendukung visi misi pembangunan kota itu.
Oleh karena itu, ujar Mukhlis, pemberian kajian Agama Islam seperti tausiah sangat dibutuhkan masyarakat setempat. Apalagi, kata dia, hal itu sejalan dengan visi misi pemerintah daerah yaitu menjadikan Pariaman sebagai kota wisata dan ekonomi kreatif berbasis lingkungan, budaya dan agama.
Sebagai upaya nyata, ujar dia, pemerintah daerah telah menjalankan program Manunggal Subuh Indah Penuh Berkah (Masih Puber) dan Magrib Mengaji. Dua program agama itu ujar dia, dilakukan secara berkelanjutan dan diikuti oleh masyarakat umum dan para Aparatur Sipil Negara (ASN).
“Dua program agamis itu diharapkan terus memperbaiki akhlak manusia sehingga terhindar dari perbuatan yang dibenci tuhan,” ujarnya.
KH Muhammad Arifin Ilham dalam tausiah agamanya mengajak umat muslim di Indonesia khususnya di Kota Pariaman terus mendekatkan diri kepada sang pencipta. “Banyak hal yang dapat dilakukan mendekatkan diri kepada tuhan, di antaranya zikir, sholat, sedekah, menyantuni anak yatim dan lainnya,” kata dia.
Arifin mengatakan, saat ini, umat muslim masih banyak yang enggan mendirikan shalat secara berjamaah. Shalat berjamaah, ujar dia, merupakan suatu perbuatan yang dianjurkan dalam Islam dalam memperkokoh tiang agama.
“Azan merupakan panggilan dari Tuhan, bukan dari individu maka hendaknya muslim menyadari kewajiban itu,” ujar dia.
Salah satu ciri orang munafik ujar dia, enggan dan malas dalam mendirikan shalat shubuh. Ia menjelaskan setiap muslim yang datang ke mesjid untuk mengerjakan shalat berjamaah, maka tiap langkahnya akan dihitung pahalanya.