Tatkala bangun di pagi hari, Islam mengajarkan agar kita mengucapkan doa yang dimulai dari kata “Alhamdulillah”. Kalimat pendek sederhana yang memiliki sejuta makna. Dari risalah doa tersebut, Islam hendak membimbing umatnya agar lafaz yang pertama kali kita ucapkan setiap pagi adalah kalimat “Alhamdulillah”.
Betapa tidak, hidup kita bergelimang anugerah dan nikmat. Nikmat sebagai makhluk yang paling sempurna penciptaannya (QS at-Tin: 4). Nikmat privilese bahwa ciptaan Allah yang lain dihadirkan dalam rangka memberi kemaslahatan untuk manusia.
Puncak dari seluruh anugerah tersebut adalah ketika seseorang mendapatkan hidayah Allah. Bisa dibayangkan, jika Rasulullah saja tidak memiliki otoritas memberikan hidayah kepada orang yang dicintainya, ini menunjukkan anugerah ini tidak ada duanya.
Menurut Doraiswamy dan McClintock (2015), rasa syukur memberikan pengaruh signifikan pada proses penyembuhan penyakit jantung sebagaimana menyehatkan kualitas spiritual seseorang. Ada manfaat yang berdimensi fisik dan psikis dari aktivitas syukur yang dilakukan setiap orang.
Ungkapan senada dikemukakan Paul J Mils. Menurut dia, saat mensyukuri anugerah yang diterima, seseorang itu akan lebih terkoneksi dengan dirinya dan orang-orang yang ada di sekelilingnya. Berbeda dengan orang yang stres, ia akan merasa teralienasi dari dirinya dan orang-orang sekitarnya.
Apa yang bisa dilakukan untuk memunculkan rasa syukur dalam diri kita? Pertama, menghitung nikmat Allah. Ketika kesadaran akan rasa syukur pudar, justru yang perlu dilakukan adalah menghitung-hitung nikmat yang sudah Allah anugerahkan kepada kita.
Kedua, mengingat jasa-jasa orang lain. Dalam hadis riwayat Imam Ahmad disebutkan, barang siapa yang tidak bersyukur kepada manusia, maka ia tidak bersyukur kepada Allah. Ketiga, menyebutkan anugerah Allah. Dalam surah adh-Dhuha ayat 11 disebutkan bahwa hendaknya orang-orang yang menerima anugerah Allah, selalu menyebutkan nikmat-nikmat yang sudah diterima.
Betapa nikmatnya hidup dengan mensyukuri butir nasi dan tegukan air yang masuk ke dalam tubuh. Alangkah memesonanya hidup dengan menyelami setiap kedipan mata yang secara otomatis bergerak saat ada yang akan menyentuhnya. Duhai kasih dan sayangnya Allah kepada kita, atas setiap detak jantung yang tetap bergerak meskipun si empunya diri sedang tertidur lelap. Semoga syukur menjadi gaya hidup ha rian kita, saat membuka mata pertama kali pada waktu fajar.
Oleh: Abdul Ghoni