Masih banyak lagi kisah mimpi bertemu Rasulullah yang diceritakan Abdul Aziz dalam bukunya. Husein cucu Rasulullah bermimpi bertatap muka dengan kakeknya dapat mendapatkan doa. Setelah shalat, dia membaca doa tersebut berkali-kali sehingga keinginannya tercapai.
Ada juga yang bermimpi mendapatkan peringatan dari Rasulullah. Mimpi tersebut juga ada yang menjadi petunjuk keilmuan, seperti yang dialami imam al-Ghazali.
Kisah itu ditulis oleh seorang alim asal Mesir, Abdul Aziz Ahmad bin Abdul Aziz, dalam bukunya Ra’aytun Nabiyya Shallallahu ‘Alaihi Wasallam: Mi’atu Qishshatin min Ru’an Nabiy (Aku bermimpi bertemu Rasulullah: Ratusan kisah orang-orang yang memimpikan Nabi). Memahami mimpi Rasulullah bukan hal biasa.
Hanya orang tertentu yang mengalami itu. Dia menjelaskan, ciri-ciri mimpi bertemu Rasulullah. Pertama, sosok dalam mimpi yang ditemuinya berkata, Aku adalah Rasulullah, atau Aku adalah Muhammad bin Abdullah, atau Aku adalah nabimu.
Kedua, si pemimpi melihat sosok yang diagungkan. Dia meyakini orang tersebut bukan orang sembarangan. Orang tersebut diyakininya sebagai Rasulullah meskipun tidak ada yang memberitahukan hal tersebut. Ketiga, pemimpi melihat seseorang yang dihormati. Kemudian, ada orang lain yang memberitahukan, orang tersebut adalah Rasulullah.
Setan dan jin mampu menyerupai makhluk apa pun di alam ini. Keduanya bisa mewujud dalam bentuk manusia atau binatang, dan banyak lagi. Namun, dia tidak bisa menyerupai Rasulullah. Nabi bersabda dalam hadis yang diriwayatkan Bukhari, Barang siapa melihatku, ia telah melihat kebenaran karena setan tidak bisa menjelma dalam rupaku.
Mimpi bertemu Rasul merupakan ekspresi kerinduan dan kecintaan seseorang kepada Rasulullah. Umat saat ini memang tidak dapat bertatap muka langsung dengan Rasulullah. Namun, mereka dapat melihat sang Nabi dalam mimpi yang kerap menghadirkan isyarat atau petunjuk.