ALHAMDULILLAH. Segala puji hanya milik Allah Swt. Semoga Allah Yang Maha Menatap senantiasa melimpahkan taufik dan hidayah-Nya kepada kita sehingga kita menjadi hamba-hamba-Nya yang istiqomah dalam ketaatan. Sholawat dan salam semoga selalu terlimpah kepada baginda Nabi Muhammad Saw.
Saudaraku, sesungguhnya ego adalah unsur di dalam kemanusiaan yang dianugerahkan Allah kepada kita. Karena siapa yang bisa menolong diri kita, syariatnya adalah diri kita sendiri.
Coba saja perhatikan, ketika keluar dari masjid, yang lebih dahulu kita lakukan adalah mencari-cari sandal sendiri di antara tumpukkan sekian banyak sandal. Bukan membantu orang lain menemukan sandalnya. Atau ketika berfoto dengan teman-teman, yang pertama kita cari adalah gambar diri kita sendiri, malah kalau posenya kurang bagus meski yang lain bagus, kita akan minta diulangi. Semua ini adalah wajar dan manusiawi.
Namun, akan menjadi tidak wajar jikalau ego kita membuat pihak lain menjadi terzholimi. Misalkan kita mencari-cari sandal sendiri sambil melempar-lemparkan sandal orang lain. Sikap yang demikian adalah egois. Orang yang egois adalah orang yang hanya sibuk memenuhi keinginan dirinya tanpa memikirkan hak orang lain, bahkan tanpa peduli orang lain tersakiti. Dan, semakin besar sifat egoisnya makan akan besar kemungkinannya dia menjadi penjahat. Lihatlah koruptor, demi memperkaya dirinya sendiri, dia korbankan masyarakat luas dengan cara mencuri uang negara.
Marilah kita memetik hikmah dari jantung kita. Jantung kita berdegup tanpa dipinta. Bahkan dia berdegup terus baik diingat maupun dilupakan. Ia berdegup tanpa pamrih memenuhi kebutuhan darah kita. Ia tidak menonjolkan diri, tidak berharap mendapat sanjungan, yang ia lakukan hanya bekerja terus, memberi manfaat terus-menerus.
Rasulullah Saw bersabda,“Dan sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain.”(HR Thobroni)
Tidak ada artinya jika kita kaya raya tapi hanya kaya raya sendirian, tanpa membantu fakir miskin untuk meningkat taraf hidupnya. Tidak ada artinya gelar akademik kita berderet-deret jika hanya pintar sendirian tanpa mengamalkan dan mengajarkannya.
Maka, kehormatan tidak bisa diraih jika hanya mementingkan keuntungan diri sendiri. Kehormatan justru akan datang jikalau kita menjadi jalan manfaat bagi orang lain bahkan meski kepentingan kita terkorbankan. Para pahlawan sejati dihormati dan dikenang karena ketulusannya dalam berkorban. Para koruptor dinista karena keegoisannya memperkaya diri sendiri.
Saudaraku, semoga kita terhindar dari sifat egois. Semoga Allah Swt. senantiasa membimbing kita sehingga kita menjadi orang-orang yang bermanfaat bagi orang lain dan lingkungan kita.Aamiin yaa Robbal aalamiin. [smstauhiid]