Manusia dan Allah Bagaikan Hamba dan Tuannya

HAMBA berasal dr kata abid. Yang berarti mengabdi (beribadah) kepada yang menciptakan/Tuhan/Rabb, sedangkan Ibadah berarti menaati perintah Tuhan dan menjauhi segala larangan-Nya.

Hubungan manusia dengan Allah Ta’ala bagaikan hubungan seorang hamba dengan tuannya. Si hamba harus senantiasa patuh, tunduk, dan taat atas segala perintah tuannya. Demikianlah, karena posisinya sebagai abid/hamba.

Allah Ta’ala berfirman:

“Wahai manusia! Sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dan orang-orang yang sebelum kamu, agar kamu bertakwa.” (QS. Al-Baqarah: 21)

“Padahal mereka hanya diperintah menyembah Allah, dengan ikhlas menaati-Nya semata-mata karena (menjalankan) agama, dan juga agar melaksanakan salat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus (benar).” (QS. Al-Bayyinah: 5)

“Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.” (QS. Az-Zariyat: 56)

Ibadah berakar kata ‘abada yang artinya mengabdikan diri/ menghambakan diri. Ibadah dalam artian segala aktivitas penyembahan kepada sang Pencipta.

Ibadah juga berarti adalah melaksanakan segala aspek kehidupan sesui dengan nilai-nillai yang sudah ditetapkan oleh sang pencipta/Tuhan/Rabb/Allah Ta’ala dan semua perbuatan baik yang mendatangkan manfaat bagi diri dan orang lain adalah ibadah atau amal saleh.

Ummat/ummah berarti: “masyarakat” atau “bangsa”. Kata tersebut berasal dari kata amma-yaummu, yang dapat berarti: “menuju”, “menumpu”, atau “meneladani”. Dari akar kata yang sama, terbentuk pula kata: um yang berarti “ibu”, dan imam yang berarti “pemimpin”.

Misalnya, Ummat Islam bermakna masyarakat atau bangsa yang beragama Islam. Ummat Muhammad berarti masyarakat yang mempunyai pemimpin atau meneladani Muhammad. Jadi, perbedaan hamba dan ummat terletak pada hubungan dengan Tuhan dan Manusia.

Wallahu A’alam. [Ustadzah Novria Flaherti]

 

INILAH MOZAIK