Rasa syukur akan nikmat yang telah Allah subhanahu wa ta’ala berikan adalah salah satu cara seorang hamba berterima kasih kepada Sang Pemberi nikmat. Rasa syukur tersebut haruslah selalu kita ucapkan dan kita balas dengan beramal saleh. Yang mana dengan selalu bersyukur maka nikmat-Nya akan terus mengalir kepada kita.
Tetapi, karena pada hakikatnya manusia adalah hanya seorang manusia biasa, yang masih terkadag lupa dan khilaf untuk bersyukur atas nikmat yang telah diberikan oleh Allah kepadanya. Maka dari itu, penting bagi kita untuk mengetahui cara agar kita tetap bersyukur atas setiap nikmat-Nya yang selalu diberikan kepada kita.
Dalam buku Rahasia Di Balik Usia 40 Tahun yang ditulis oleh Ahmad Annuri MA disebutkan bagaimana cara agar tetap bersyukur, yaitu:
1. Merenungi nikmat Allah subhanahu wa ta’ala yang tidak terhingga, sehingga tumbuh rasa cinta kepada Allah. Resapilah betapa banyak nikmat dan karunia yang telah dilimpahkan-Nya kepada kita.
2. Mengingat masa kanak-kanak. Cobalah sesekali perhatikan bayi yang baru lahir! Maka, kita akan mendapatkan perbedaan yang sangat mencolok antara kita saat ini dengan bayi yang baru lahir. Maka, renungilah nikmat-nikmat yang telah dilimpahkan Allah kepada kita hingga kita bisa mencapai usia 40 tahun atau bahkan lebih dari itu.
3. Berdoa kepada Allah subhanahau wa ta’ala untuk selalu bersyukur. Allah berfirman,
“Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmay-Mu yang telah Engkau berikan kepadaku dan ibu-bapakku….”(QS. Al Ahqaf: 15).
Jika Allah subhanahu wa ta’ala mengabulkan doa dan memberikan petunjuk kepada kita untuk dapat selalu memuji serta mensyukuri-Nya, ketahuilah itu adalah nikmat lain yang harus disyukuri.
4. Mengingat janji Allah subhanahu wa ta’ala untuk orang yang bersyukur. Allah berfirman,
“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.”(QS. Ibrahim: 7)
Allah telah memerintahkan kita untuk selalu bersyukur, padahal sngguh Allah tidak membuthkan kiat, ketahuilah manfaat dari rasa syukur akan kembali kepada kita. Karena sungguh janji Allah adalah yang paling benar.
5. Mengingat risiko yang berpaling dari Allah subhanahu wa ta’ala. Sebagaimana Firman Allah:
“Sesungguhnya Kami telah menunjukinya jalan yang lurus, ada yang bersyukur dan ada pula yang kafir. (QS. Al-Insan: 3)
Allah telah menciptakan semua manusia dalam keadaan beriman. Maka, janganlah kita balas nikmat yang sangat besar ini dengan pengingkaran atau kekafiran, karena kafir bisa menjadikan kita celaka serta sengsara di dunia maupun di akhirat kelak.
6. Mujahadatun nafs, yaitu sebuah upaya penuh yang dilakukan manusia untuk berusaha secara sungguh-sungguh untuk mengalahkan hawa nafsu yang cenderung suka pada hal-hal yang negatif, seperti malas dan kikir.
7. Mengingat-ingat kembali tujuan hidup di dunia, yaitu hanya sebagai tempat singgah. Sehingga hal ini akan mendorong manusia untuk beramal saleh secara sempurna.
8. Mengadakan latihan-latihan syukur secara pribadi. Caranya, ketika kita sedang dalam keadaan sendiri di rumah, hendaklah dilatih untuk beramal ibadah daripada menyaksikan televisi atau hal-hal yang tidak mendatangkan manfaat. Atau misalnya melatih diri untuk menyisihkan sebagian rezekinya untuk infak fii sabilillah dengan membiasakan infah S3 (Sehari Seribu Saja)
9. Membaca-baca kisah para nabi, sahabat, tabi’in, atau ulama salaf lainnya untuk mengambil suri teladan mereka.
10. Senantiasa berdoa kepada Allah subhanahu wa ta’ala agar dimudahkan untuk selalu bersyukur.
Di antara wasiat Rasulullah sallallahu alaihi wasallam kepada Mu’adz bin Jabal:
“Wahai Mu’adz, aku wasiatkan padamu agar setiap akhir shalat tidak meninggalkan untuk membaca doa:
“ALLAHUMMA A’INNI ‘ALA DZIKRIKA WA SYUKRIKA WA HUSNI ‘IBADATIK”
“Ya Allah, bantulah aku agar senantiasa berdzikir, bersyukur dan beribadah dengan baik kepada-Mu.
11. Senantiasa berusaha membandingkan kenikmatan duniawi yang kita rasakan dengan kenikmatan orang yang secara duniawi berada di bawah kita. Rasulullah sallallahu alaihi wasallam menasihatkan, “Lihatlah orang yang di bawah kalian dan janganlah melihat orang yang di atas kalian, sebab hal itu akan mendidik kalian untuk tidak meremehkan nikmat Allah.” (HR. Muslim)