MEMOHON perlindungan kepada Allah dari kekufuran dan kemunafikan merupakan bukti adanya perasaan takut terhadap penyebab hilangnya iman. Yang ini merupakan bukti bahwa dia sangat perhatian terhadap imannya. Allah mencontohkan salah satu doa Nabi Ibrahim sang panglima Tauhid , “Jauhkanlah diriku dan anak keturunanku dari menyembah berhala.” (QS. Ibrahim: 35)
Ada seorang ulama bernama Ibrahim at-Taimi, ketika membaca ayat ini beliau berkomentar, “Siapa yang merasa aman dari bala setelah Ibrahim?” (HR. Ibnu Khuzaimah)
Maksud beliau, Ibrahim sangat menghargai imannya dan beliau sangat ketakutan dengan sebab kekufuran, hingga memohon perlindungan kepada Allah dari kesyirikan. Siapakah kita dibandingkan beliau? Padahal kita tidak pernah memohon perlindungan seperti yang diucapkan Ibrahim. Ada beberapa doa yang diajarkan dalam alquran dan sunah, yang isinya permohonan perlindungan dari kekafiran dan kemunafikan,
Pertama, Doa Nabi Ibrahim alaihis shalatu was sallam, “Jauhkanlah diriku dan anak keturunanku dari mennyembah berhala. Ya Allah, berhala-berhala itu telah menyesatkan banyak orang.” (QS. Ibrahim: 35 36). Kedua, memohon hidayah dan taufiq. Hakekat memohon hidayah, berarti memohon untuk diberikan jalan istiqamah di atas kebenaran dan dilindungi dari setiap kekufuran dan kemunafikan. Nabi shallallahu alaihi wa sallam biasa membaca doa, “Ya Allah, aku memohon kepada-Mu hidayah, ketaqwaan, terjaga kehormatan, dan kekayaan” (HR. Ahmad 3950 & Muslim 7079).
Ketiga, doa dari kekufuran dan kemunafikan. “Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kefakiran, kekufuran, kefasikan, kedurhakaan, kemunafikan, sumah, dan riya.” Doa ini diriwayatkan oleh al-Hakim (1944) dan dishahihkan al-Albani.
Keempat, perlindungan dari syirik, yang disadari maupun yang tidak disadari. “Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu, jangan sampai aku menyekutukan-Mu sementara aku menyadarinya, dan aku memohon ampun kepada-Mu untuk yang tidak aku sadari.” Doa ini dibaca Nabi shallallahu alaihi wa sallam ketika menyebutkan tentang bahaya syirik, “Demi dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sungguh syirik itu lebih samar dibandingkan jejak kaki semut. Maukah kutunjukkan kepada kalian satu doa, jika kalian mengucapkannya, maka syirik akan menjauhimu yang seidkit maupun yang banyak. Kemudian Nabi shallallahu alaihi wa sallam mengajarkan doa di atas.” (HR. Bukhari dalam Adabul Mufrad 716 dan dishahihkan al-Albani).
Kelima, doa sahabat Abu Bakrah radhiyallahu anhu, Beliau rajin membaca doa berikut, “Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kekufuran dan kefakiran ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari adzab kubur laa ilaaha illaa anta” Sahabat Abu Bakrah membaca ini diulang 3 kali setiap pagi dan sore. Ketika beliau ditanya alasannya, beliau mengatakan, “Aku mendengar Nabi shallallahu alaihi wa sallam berdoa dengan doa ini, dan aku ingin meniru sunah beliau.” (HR. Abu Daud 5092, Nasai 5482 dan dihasankan al-Albani).
Semoga doa-doa di atas bisa kita rutinkan. Dan yang tidak kalah penting adalah selalu menghadirkan perasaan butuh terhadap hidayah dan bimbingan Allah karena Allah melihat hati kita, jangan sampai muncul perasaan, saya tidak butuh hidayah karena tidak mungkin tersesat, perasaan semacam ini berbahaya, karena dia merasa sombong dengan kondisinya. Semoga Allah melindungi kita dari suasana semacam ini.
Allahu alam. [Ustadz Ammi Nur Baits]