Ubay bin Ka’ab pernah menjelaskan bagaimana Nabi Adam wafat. Saat maut datang menjemput Adam, ia berkata kepada anak-anaknya, “Wahai anak-anakku, aku ingin memakan buah surga.” Maka anak-anaknya pun pergi mencarikan buah tersebut.
Namun di tengah perjalanan, mereka disambut oleh para malaikat yang membawa kain kafan, dan wewangian. Selain itu mereka juga membawa kapak, sekop dan pacul.
Malaikat pun bertanya kepada anak-anak Adam kemana mereka pergi dan apa yang akan dicari. Anak-anak Adam kemudian menceritakan jika bapaknya sedang sakit dan meminta dicarikan buah surga.
Malaikat yang berwujud manusia pun menyuruh mereka kembali ke rumah karena ajalnya telah tiba.
Malaikat maut datang. Istri Adam, Siti Hawa, yang mengenali mereka bersedih. Wanita pertama itu meminta perlindungan dari malaikat maut, tapi Adam mengusirnya dan meminta nyawanya dicabut oleh Malaikat karena dia telah hidup lebih lama dari Hawa.
Lalu malaikat mencabut nyawa Adam pada hari Jumat. Mereka memandikannya, mengkafaninya, memberinya wewangian, menshalatinya, dan menyiapkan kubur. Lalu mereka masuk ke kuburnya dan meletakkan Adam di dalamnya, lalu meletakkan bata di atasnya.
Kemudian mereka keluar dari kuburnya, mereka menimbunnya dengan batu. Mereka keluar dari kubur, lalu menimbunnya dengan tanah.
Lalu mereka berkata, “Wahai Bani Adam, ini adalah tuntunan bagi kalian pada orang mati di antara kalian.” (Diriwayatkan oleh Abdullah bin Imam Ahmad dalam Zawaidul Musnad, 5/ 136).