REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Calon jamaah haji asal Indonesia diingatkan untuk tidak lupa membawa spray atau pemercik air ketika puncak haji, yaitu wukuf di Armina. Sebab, cuaca di Arab Saudi diperkirakan mencapai 50 derajat celcius.
“Selama manasik sudah disebarkan diimbau bawa semprotam air kurangi panas. Petugas non-kloter juga menyiapkan banyak air ketika prosesi armina,” kata Kepala Satuan Operasional Arafah-Mudzalifah-Mina (Armina) Abu Haris Mutohar di Jakarta, Selasa (9/6).
Namun, panas bukan menjadi hambatan bagi penyelenggaraan ibadah di Armina. Abu Haris menyatakan ada dua persoalan utama yang selalu muncul pada penyelenggaran prosesi Armina, yaitu jamaah tersesat dan kendaraan yang terhambat.
Abu Haris menjelaskan prosesi Armina merupakan sesuatu yang baru bagi semua jamaah. Jamaah memang sudah manasik tapi ini berhadapan dengan medan sesungguhnya.
Prosesi Armina mengkonsentrasikan jamaah haji dari seluruh dunia di satu lokasi sehingga tidak mudah bagi setiap orang untuk keluar dan masuk tenda. Perbedaan lainnya,jalan yang berkelok dan ribuan tenda dengan bentuk serupa.
“Kenyataan berbeda, akan ada kebingungan. Masalah yang sudah pasti ada adalah jamaah tersesat,” kata Abu Haris.
Masalah lain yang krusial, kendaraan yang beroperasi dengan sistem taraddudi, yaitu angkut jalan, dan turunkan ketika berputar. Abu Haris menyatakan perpindahan Mudzalifah ke Arafah tidak masalah.
Tapi, perpindahan dari Arafah ke Mina karena akan bersamaan dengan jamaah yang jalan kaki. Kendaraan akan terhambat karena putarannya terhambat sehingga batas waktunya melewati. “Ini yang kita mohon doanya agar pelaksanaan tahun ini lebih baik,” kata Abu Haris.
Sebanyak 168 ribu jamaah akan beribadah haji tahun ini. Kloter pertama berangkat pada 21 Agustus 2015 dan puncak haji atau wukuf pada 22 September 2015.
Ketika wukuf, jamaah haji akan berada dalam tenda berukuran 4×4 meter persegi. Abu Haris menyebutkan, tenda-tenda untuk jamaah Indonesia menempati area seluas 105 hektare di Arafah.
Abu Haris juga menyatakan, kontrak untuk layanan katering, transportasi, dan pemondokan sudah diselesaikan. “Termasuk bus shalawat, bus yang melayani pemondokan-Masjidil Haram,” kata dia.