Kebiadaban aksi terorisme kembali menelan korban. Aksi dengan motif bom bunuh diri ini dilakukan di tengah kedamaian warga yang hendak beribadah di gereja. Mereka melakukan tindakannya dengan iming-iming surga. Para pelaku berharap tiket itu didapat tanpa dihisab ketika tewas bersama bom yang dipeluknya.
Dr Musa bin Fathullah Harun dalam bukunya, Perjalanan Rabbani Merentasi Alam Dunia, Barzakh dan Akhirat, menjelasan, Allah menjadikan surga sebagai ganjaran bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan rasul-Nya dan segala apa yang disampaikan Allah SWT lewat rasul-Nya.Tiket surga hanya bisa diperoleh bagi mereka yang taat terhadap apa yang diperintahkan oleh Allah dan rasul-Nya. Mereka pun akan kekal selama-lamanya di dalam surga.
Dan orang-orang yang bertakwa kepada Tuhannya dibawa ke dalam surga berombong-rombongan (pula), sehingga apabila mereka sampai ke surga itu yang pintu-pintunya telah terbuka dan berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya. Kesejahteraan dilimpahkan atasmu, berbahagia lah kamu, maka masukilah surga ini, sedang kamu kekal di dalamnya. (QS az- Zumar: 83).
Surga memang digambarkan sebuah tempat yang penuh kenikmatan. Dalam Buku Ensiklopedia Islam Al Kamil, Syekh Muhammad bin Ibrahim bin Abdullah at- Tuwaijiri menjelaskan, penghuni surga dihiasi dengan gelang emas. Mereka mengenakan pakaian hijau berbahan sutra halus dan sutra tebal. Mereka akan duduk sambil bersandar di atas dipan-dipan yang indah.
Para penghuni surga juga dikelilingi anak-anak muda yang tetap muda. Para pelayan itu akan membawa gelas, cerek, dan minuman dari air yang mengalir. Tak hanya itu, mereka juga ditemani bidadari- bidadari berkulit putih yang dipingit di dalam rumah. Mereka pun bisa menikmati buah-buahan yang bisa dipilih dan daging burung yang mereka inginkan.
Syuhada menjadi satu dari golongan yang berhak mengecap pintu surga. Salah satu kriteria syuhada adalah mati di jalan Allah. Status ini lantas menjadi kerinduan banyak Muslim di dunia. Mereka disebut tetap hidup di sisi Tuhannya. Mereka pun bergembira karena mendapat karuna Allah. Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup di sisi Tuhannya dengan mendapat rezki. mereka dalam keadaan gembira disebabkan karunia Allah yang diberikan-Nya kepada mereka, dan mereka bergirang hati ter- hadap orang-orang yang masih tinggal di belakang yang belum menyusul mereka bahwa tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (QS Ali Imran: 169-170).
Orang yang mati syahid tidak wajib untuk dimandikan. Mereka dikubur bersama dengan pakaian yang melekat padanya.Meski demikian, Imam Fakhrur-Razi mengatakan, syuhada tidak boleh ditafsirkan sebagai orang-orang yang hanya mati dibunuh orang kafir. Penyebabnya yakni ayat ini menunjukkan bahwa martabat syuhada merupakan martabat tinggi dalam agama.Sementara itu, matinya seseorang karena dibunuh oleh orang kafir tidak selalu mendapat tambahan kemuliaan. Tak hanya itu, Rasulullah SAW juga menyebut mati syahid kepada orang yang meninggal dunia karena beberapa kondisi.
Rasulullah SAW bersabda bahwa orang yang mati karena sakit perut adalah syahid dan orang yang mati lemas dalam air adalah syahid. Dari sabda Nabi SAW itu, kita memahami bahwa syahadah tak selalu kematian karena dibunuh. Dr Musa berpendapat, syahid merupakan orang yang menjadi saksi atas kebenaran agama Allah baik dengan hujjah atau keterangan ataupun dengan pedang atau senjata.
Karena itu, Dr Musa menyebut para syuhada adalah orang-orang yang memperjuangkan keadilan.Mereka disebut dalam QS Ali Imran ayat 18: Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang Menegakkan Keadilan. Para malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Tiada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.
Lantas, bagaimana dengan status para pelaku teror? Apakah mereka termasuk syuhada? Apakah mereka akan mendapat surga yang diidamkan atau tidak? Pertanyaan penguji itu bisa dijawab dengan beberapa petunjuk dari Alquran dan sunah.
Ketika dalam kondisi perang, Nabi SAW meletakkan etika bagi kaum Muslimin dalam menghadapi musuh-musuhnya. Muslim dilarang untuk membunuh anak-anak, perempuan, dan orang tua.Muslim juga dilarang menghancurkan bangunan dan menebang pohon. Ajaran yang tertuang dalam Alquran dan sunah ini ternyata dilanggar oleh para teroris. Mereka membunuh anak-anak dan hendak menghancurkan bangunan (rumah ibadah).
Allah SWT dalam Alquran pun sudah menetapkan larangan untuk menghancurkan rumah ibadah. …Dan sekiranya Allah tiada menolak (keganasan) sebagian manusia dengan sebagian yang lain, tentulah telah dirobohkan biara-biara Nasrani, gereja-gereja, rumah-rumah ibadat orang Yahudi dan masjid-masjid, yang di dalamnya banyak disebut nama Allah.Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Mahakuasa lagi Mahaperkasa.(QS al-Haj: 40).
Tak hanya itu, mayoritas ulama menolak bom bunuh diri. Mereka berdalil: Janganlah kalian membunuh diri kalian sendiri karena sesungguhnya Allah sangat penyayang kepada kalian. (QS an-Nisaa: 29).Dan, hadis Rasulullah SAW: Siapa yang membunuh dirinya dengan besi tajam maka besi itu diletakkan di tangannya, ditusukkan ke perutnya di neraka jahanam, dia kekal di dalamnya. (HR Bukhari Muslim).
Majelis Ulama Indonesia (MUI) pun berpendapat, bom bunuh diri haram untuk dilakukan. Di dalam fatwa tentang terorisme Nomor 3 Tahun 2004, MUI berpendapat, bom bunuh diri hukumnya haram karena merupakan salah satu bentuk tindakan keputusasaan (al-ya’su) dan mencelakakan diri sendiri (ihlak an-nafs). Baik dilakukan di daerah damai (al-shulh/dar al- salam/dar al dakwah) maupun di daerah perang (dar al-harb). Dengan demikian, patutkah mereka mendapatkan surga dengan cara yang diharamkan? Wallahu a’lam.
Janganlah kalian membunuh diri kalian sendiri karena sesungguhnya Allah sangat penyayang kepada kalian.(QS an-Nisaa: 29)