Ketika Rasulullah SAW dinobatkan Allah SWT menjadi Rasul, tidak semua orang bisa menerima hal itu dengan baik. Bahkan, banyak yang sangat menentang kebenaran yang datangnya dari Allah ini. Namun, tidak demikian halnya dengan Umar, yang langsung meyakininya.
Abu Bakar bahkan mengakui Rasulullah SAW di tengah-tengah orang lain yang tidak pernah mengakuinya. Ini menunjukkan bagaimana keyakinan Abu Bakar terhadap Rasulullah sebagai seseorang yang diutus Allah untuk manusia di bumi serta mengatur segala urusan umat manusia.
Hal itulah yang sering diungkapkan Rasulullah ketika ditanya oleh orang-orang perihal siapa yang paling disayangi pada kalangan umat manusia, baik dari golongan perempuan maupun laki-laki. Ketika mendapat pertanyaan itu, Rasulullah senantiasa menjawab: Aisyah, Abu Bakar, atau Umar.
Ternyata, rasa sayang dalam persahabatan itu bisa terjalin dengan baik ketika ada hubungan dekat yang dibangun atas dasar kekeluargaan, bukan sebatas teman tertawa, melainkan juga teman bersedih dan berjuang bersama di jalan Allah.
Padahal, siapa saja yang dekat dengan Rasulullah pada masa itu bisa mendapatkan konsekuensi yang tidak ringan. Sebab, masyarakat pada masa itu belum sepenuhnya menerima ajaran Islam. Suatu kali, misalnya, terjadi sesuatu yang sangat mengkhawatirkan ketika Rasulullah dan Abu Bakar dikejar orang-orang kafir Quraisy sehingga mereka terpaksa bersembunyi di dalam gua Hira.
Saat itu, Abu Bakar sempat mengungkapkan ketakutannya kepada Rasulullah. Ia takut orang-orang kafir Quraisy akan mengetahui tempat persembunyian mereka. Apalagi, para kafir Quraisy sempat melintas di depan mulut gua. Melihat kegundahan itu, Rasulullah berusaha menenangkan hati Abu Bakar dan meyakinkan bahwa Allah akan menyelamatkan mereka berdua dari kejaran kaum kafir Quraisy.
Tercatat dalam sejarah, Abu Bakar adalah sosok yang sangat pemurah. Ia juga sangat suka bersedekah kepada orang miskin. Bahkan, ia sering sekali mencari-cari orang miskin untuk diberi sedekah. Ia pun sangat suka mencari orang yang baru saja meninggal dunia untuk diantarkan jenazahnya. Abu Bakar pun sangat taat dalam beribadah dan rajin berpuasa.
Perilaku dan ibadah tersebut membuat kedudukan Abu Bakar di mata Rasulullah SAW sangat baik sehingga beliau selalu menyebut Abu Bakar sebagai salah satu orang yang sangat disayangi.