ALHAMDULILLAHIROBBIL AALAMIN. Alloohumma shollialaa Muhammad wa alaa alihi wa ashaabihi ajmain.
Semoga Allah Swt mengkaruniakan kepada kita kebeningan hati yang senantiasa haus untuk berdzikir mengingat-Nya. Hanya orang yang bening hatinya yang peka menangkap setiap nasehat kebaikan. Hanya orang yang bening hatinya yang akan terjaga setiap sikap dan tutur katanya. Karena sesungguhnya kebaikan seseorang bergantung pada keadaan hatinya.
Sesungguhnya kehidupan dunia adalah siklus persoalan. Ketika kita selesai menghadapi satu persoalan, maka kita akan berjumpa dengan persoalan baru. Bahkan tidak jarang kita bertemu dengan banyak persoalan pada waktu yang bersamaan.
Saudaraku, disadari atau tidak, kita kerap mendramatisir sebuah persoalan. Sehingga persoalan yang sebenarnya sederhana jadi nampak luar biasa besar. Persoalan yang sebenarnya tidak begitu pahit, namun seolah menjadi akhir hidup disebabkan dramatisasi diri kita sendiri. Belum saja kita mendiagnosa sebuah persoalan, kita sudah lebih dahulu mengasihani diri sehingga persoalan tersebut nampak rumit.
Sebagai contoh, ada seseorang yang sakit pinggang dan belum sempat memeriksakannya ke dokter. Kemudian, dia ceritakan hal itu pada temannya. Dia menduga-duga bahwa dia sedang terkena gangguan ginjal. Maka, makin besarlah kekhawatirannya pada biaya pengobatan yang mahal, cuci darah, dan gangguan kesehatan yang berkepanjangan. Ia stress dan tersiksa oleh pikirannya sendiri. Padahal ia sama sekali tidak tahu apa yang sesungguhnya terjadi pada pinggangnya.
Maka dari itu, penting bagi kita untuk terlatih selalu mengendalikan diri setiap kali menemui sebuah persoalan. Janganlah larut dalam jebakan-jebakan sikap yang justru mempersulit diri sendiri. Latihlah diri kita agar bisa merespon setiap persoalan dengan tenang, pikiran jernih, dan hati yang lapang. Karena sebenarnya setiap persoalan yang menimpa manusia itu sudah terukur oleh Allah Swt. Tak ada persoalan yang ukurannya di luar kemampuan kita untuk memikulnya.
Hal ini sesuai dengan janji Allah Swt. di dalam Al Quran, “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kadar kesanggupannya..” (QS. Al Baqoroh [2] : 286).
Allah Swt Maha Mengetahui siapa sebenarnya diri kita. Dan, Maha Suci Allah dari segala perbuatah dholim terhadap makhluk-Nya. Setiap persoalan yang menimpa kita sesungguhnya sudah terukur untuk bisa kita hadapi. Adapun yang membuat kita merasa berat saat menghadapinya tiada lain adalah disebabkan kurangnya ilmu dan kurangnya iman dalam diri kita. Sehingga langkah-langkah kita dalam menghadapinya tidak sesuai dengan petunjuk Allah Swt.
Tidak ada yang aneh dalam kehidupan dunia ini. Polanya masih sama saja. Seperti pergantian siang dan malam, terus-menerus begitu silih berganti. Kadang dipuji, kadang dicaci. Ada gembira, ada sedih. Datang senang, lalu datang susah. Disukai, dibenci. Sehat, sakit. Lapang dan sempit. Terus menerus silih berganti. Tidak ada yang aneh, kecuali yang aneh adalah jikalau kita masih saja tidak memahami hakikat hidup di dunia ini.
Marilah kita terus melatih diri untuk siap sedia bersikap tenang di setiap keadaan. Terutama ketika persoalan hidup datang melanda. Jangan kita mempersulit diri dengan mendramatisir persoalan, melupakan nikmat yang terus Allah Swt. berikan, dan mengandai-andakan yang tidak ada.
Semoga kita tergolong sebagai hamba Allah Swt. yang tangguh menghadapi persoalan hidup. Sehingga setiap persoalan yang datang bisa menjadi ladang amal shaleh bagi kita. Aamiin yaa Robbal aalamiin.[smstauhiid]