3. Tahapan penurunan secara bertahap kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melalui malaikat Jibril ‘alaihis salam
Tahapan terakhir adalah penurunan Al-Quran secara bertahap, yaitu Allah berfirman dengan firman Al-Qur’an secara bertahap sesuai dengan keadaan dan kejadian yang selaras dengan tuntutan hikmah dan ilmu-Nya. Malaikat Jibril ‘alaihis salam mendengarnya dari Allah dan beliau diperintahkan untuk menyampaikannya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Dalil yang menunjukkan bahwa pada tahapan ini Al-Qur`an diturunkan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam secara bertahap adalah firman Allah dalam surat Al-Furqaan: 32,
وَقَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا لَوْلَا نُزِّلَ عَلَيْهِ الْقُرْآنُ جُمْلَةً وَاحِدَةً ۚ كَذَٰلِكَ لِنُثَبِّتَ بِهِ فُؤَادَكَ
(32) Berkatalah orang-orang yang kafir: “Mengapa Al-Qur`an itu tidak diturunkan kepadanya (Rasulullah ) sekali turun saja (sekaligus)?”
Jika kita cermati tahapan penurunan Al-Qur’an yang kedua di atas, yaitu: Al-Qur’an diturunkan seluruhnya 30 juz sekaligus pada malam Lailatul Qodar di bulan Ramadhan, maka hal itu menunjukkan keagungan bulan Ramadhan yang mubarak ini, karena bulan tersebut dikhususkan sebagai waktu diturunkannya Al-Qur’an. Ini adalah anugerah yang sangat besar bagi umat ini, yaitu turunnya wahyu Allah yang teragung (Al-Qur’an) pada bulan yang agung (bulan Ramadhan) ini. Al-Qur’an yang agung tersebut mengandung petunjuk bagi manusia, pembeda antara yang hak dan yang bathil, antara petunjuk dan kesesatan, serta antara kegelapan dan cahaya, agar manusia dapat mengenal-Nya dan beribadah kepada-Nya dengan benar, sehingga bahagia di dunia dan akhirat, Allah berfirman:
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَىٰ وَالْفُرْقَانِ
“Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan Al-Qur`an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil) (QS. Al-Baqarah: 185)
Di Dalam Bulan Ramadhan Terdapat Lailatul Qadar
Bulan Ramadhan adalah bulan yang di dalamnya terdapat suatu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Allah Ta’ala berfirman,
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ* وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ* لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ
“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur`an) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan” (Al-Qadr:1-3)
Maksudnya yaitu amal yang dilakukan pada malam itu lebih baik dari amal yang dilakukan di seribu bulan yang tidak terdapat Lailatul Qadar di dalamnya, demikian pula masalah pahalanya.
Berkata Sa’id bin Al-Musayyib rahimahullah menjelaskan ayat di atas:
من شهد المغرب والعشاء في جماعة فقد أخذ بحظه من ليلة القدر
“Barangsiapa yang menghadiri sholat Maghrib dan Isya secara berjama’ah, maka ia telah mengambil bagiannya (mendapatkan keutamaan) dari malam Lailatul Qadar” (Tafsir Al-Baghawi: 4/ 658).
Sufyan Ats-Tsauri rahimahullah berkata Telah sampai kepadaku (tafsir) dari Mujahid tentang firman Allah,
لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ
beliau berkata,
عملها، صيامها وقيامها خير من ألف شهر
“Beramal, berpuasa dan sholat pada malam Lailatul Qodar lebih baik (melakukan ibadah tersebut daripada) seribu bulan (selainnya). Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir” (Tafsir Ibnu Katsir: 5/238).
As-Sa’di rahimahullah menjelaskan, “(Dengan anugerah Lailatul Qodar tersebut) umur seseorang makmur, (hakekatnya) dipanjangkan umurnya (secara maknawi), (yaitu) delapan puluh sekian tahun (sepadan seribu bulan, pent.)” (Tafsir As-Sa’di).
Semoga Allah menganugerahkan malam Lailatul Qodar kepada kita. Amiin.
[Bersambung]
***
Penulis: Ust. Sa’id Abu Ukasyah
Baca selengkapnya https://muslim.or.id/28326-bulan-ramadhan-anugerah-allah-yang-agung-4.html