Teknologi artificial intelligence akan disematkan pada Museum Rasulullah.
Wakil Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) Syafruddin menyatakan Museum Rasulullah SAW yang akan dibangun di Indonesia akan menggunakan teknologi terkini. Dia pun telah melihat langsung kecanggihan teknologi tersebut di Madinah, Arab Saudi.
“Jadi ya kecanggihan yang ada sekarang, yaitu sudah menggunakan G5, digital teknologi, dan ada juga artificial intelligence. Dan saya sudha melihat secara langsung di Madinah,” tutur Syafruddin.
Dia menambahkan, miniatur museum ini sudah ada di Madinah, tepatnya di lingkungan Istana Gubernur Madinah. Konsep museum ini didesain secara modern sehingga pengunjung dengan hanya menyentuh layar pada hologram dapat melihat sejarah Rasulullah SAW dari belum lahir, kehidupannya, hingga benda-benda yang digunakan semasa hidup.
“Untuk target selesainya, tentu karena ini kerja sama, kita akan bicara, jadi tidak semata-mata target dari kita dan dari mereka. Jadi kita akan hitung-hitungan. Perhitungan kita dan perhitungan Liga Muslim Dunia, tentu kita akan temukan,” ucapnya.
Namun, Syafruddin memperkirakan pembangunan museum ini akan dilakukan dalam waktu dekat, setelah pertemuan teknis dengan Yayasan Wakaf Assalam pada Senin (4/11) awal pekan depan. “(Mulai dibangunnya) sesegera mungkin setelah pertemuan teknis besok, ya paling tidak di awal tahun depan, Januari.
Untuk diketahui, pembangunan Museum Rasulullah SAW ini didasarkan pada nota kesepahaman (MoU) antara DMI, Liga Muslim Dunia dan Yayasan Wakaf Assalam. Museum Rasulullah ini dibangun dengan biaya dari Liga Muslim Dunia.
“Dananya akan di-founding oleh Liga Muslim Dunia, tapi kita juga punya tugas dan kewajiban-kewajiban,” tutur dia.
Lokasi pembangunan Museum Rasulullah SAW bersebelahan dengan Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) yang sedang dibangun di Depok Jawa Barat. Museum yang berdiri di atas tanah milik negara seluas 80 hektare itu berlokasi di luar area kampus sehingga mudah diakses masyarakat.