Setelah tahu Yahudi dan Nasrani juga mengagungkan hari asyura, Rasulullah tak ingin hanya puasa sehari di tanggal 10 Muharram. Beliau berazzam menambah satu hari puasa lagi di tanggal 9 Muharram, yakni puasa tasua.
حِينَ صَامَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّهُ يَوْمٌ تُعَظِّمُهُ الْيَهُودُ وَالنَّصَارَى. فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فَإِذَا كَانَ الْعَامُ الْمُقْبِلُ – إِنْ شَاءَ اللَّهُ – صُمْنَا الْيَوْمَ التَّاسِعَ
Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berpuasa pada hari Asyura dan memerintahkan orang agar berpuasa padanya, mereka berkata, “Ya Rasulullah, ia adalah suatu hari yang dibesarkan oleh orang Yahudi dan Nasrani.” Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Jika datang tahun depan, insya Allah kita berpuasa juga pada hari kesembilan.” Ibnu Abbas berkata, “Maka belum lagi datang tahun berikutnya itu, Rasulullah SAW pun wafat.” (HR. Muslim dan Abu Dawud)
Yang menjadi pertanyaan, ada kalanya seorang muslim baru tahu bahwa puasa tasua adalah sunnah. Ada pula yang lupa bahwa Jumat kemarin adalah tanggal 9 Muharram sehingga tidak puasa tasua. Nah, bolehkah puasa asyura jika pada 9 Muharram tidak menjalankan puasa tasua? Bolehkah puasa asyura jika ketinggalan puasa tasua?
Boleh Puasa Asyura Tanpa Puasa Tasua
Tidak ada satu pun ulama yang mengharamkannya. Boleh bagi seorang muslim puasa sehari saja di tanggal 10 Muharram. Yakni puasa asyura. Dan insya Allah ia tetap mendapatkan keutamaannya yaitu Allah mengampuni dosanya setahun sebelumnya. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ketika ditanya tentang puasa asyura.
سُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَاشُورَاءَ فَقَالَ يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ
Rasulullah ditanya tentang puasa asyura, beliau menjawab, “dapat menghapus dosa setahun sebelumnya.” (HR. Muslim)
Namun yang lebih utama adalah tidak hanya puasa di tanggal 10 Muharram, namun menambahkan puasa sehari sebelumnya. Yakni puasa tasua. Jika puasa tasua terlewat, bisa menambahkannya dengan puasa tanggal 11 Muharram. Sehingga, puasanya tidak sama dengan orang-orang Yahudi dan Nasrani yang hanya puasa sehari di tanggal 10 Muharram.
Tingkatan Puasa Asyura
Sayyid Sabiq menjelaskan bahwa puasa asyura memiliki tiga tingkatan.
“Pertama, berpuasa selama tiga hari, yaitu hari kesembilan, kesepuluh dan kesebelas. Kedua, berpuasa pada hari kesembilan dan kesepuluh. Ketiga, berpuasa pada hari kesepuluh saja ,” tulis Sayyid Sabiq dalam Fiqih Sunnah.
Dalam Fiqih Islam wa Adillatuhu, Syaikh Wahbah Az Zuhaili menjelaskan jika seseorang berpuasa Asyura tanpa Tasu’a, disunnahkan baginya –menurut mazhab Syafi’i- berpuasa pula pada tanggal 11 Muharram. Bahkan Imam Syafi’i sendiri dalam kitab Al Umm dan Al Imlaa’ menyatakan kesunnahan berpuasa pada tiga hari tersebut sekaligus.
Semoga Allah mudahkan kita menjalankan puasa asyura dan Allah ampuni dosa kita setahun sebelumnya. Juga Allah mudahkan kita mengirinya dengan puasa tasua (9 Muharram) atau puasa 11 Muharram. Penjelasan lengkap mulai keutamaan hingga tata cara puasa asyura bisa dibaca di artikel Niat Puasa Asyura. Wallahu a’lam bish shawab.