Kesuksesan menghafal Alquran tertelak bukan pada kecerdasan seseorang.
Boleh dikatakan, hanya orang-orang terpilihlah yang dapat menghafal Alquran secara utuh dan mengamalkannya dengan baik. Namun demikian tahukah kita bahwa untuk bisa menghafal Alquran, ternyata kecerdasan bukan elemen krusial.
Dalam buku Agar Orang Sibuk bisa Menghafal Alquran karya Bahirul Amali Herry dijelaskan, terdapat sejumlah ulama yang mampu menghafalkan Alquran dan hadis meski tingkat IQ-nya tidak terlalu tinggi. Namun begitu, mampunya para ulama-ulama terdahulu untuk menghafal Alquran terjadi akibat adanya konsitensi dan ketekunan yang kuat dalam menghafal Alquran dan hadits.
Untuk dapat mengakali rendahnya IQ dan kecerdasan dalam menghafal Alquran, maka mulailah kebiasaan menghafal Alquran itu sedari kecil. Hal ini sebagaimana yang dikatakan Rasulullah SAW dalam hadits riwayat Imam Bukhari:
أحب الأعمال إلى الله أدومها وإن قل
“Amalan-amalan yang paling disukai Allah ialah yang lestari (langgeng dan berkesinambungan) meskipun sedikit.”
Selanjutnya, menghafal Alquran juga dapat dilakukan dengan mengingat niai tindakan sekecil apapun, meminta seseorang untuk mengawasi tindak-tanduk serta hafalan kita, dan memperbaiki niat dalam memastikan tujuan menghafal Alquran. Orang yang hendak menghafal Alquran harus bisa memfokuskan pikiran dengan keinginan yang kuat dalam mewujudkan niat sebagai penghafal Alquran karena Allah SWT.
Dengan mengenal dan mengetahui apa yang dilakukan, maka dengan sendirinya para penghafal Alquran itu akan mencurahkan seluruh tenaga dan kekuatan diri untuk menuntaskan hafalannya.
Jika istiqamah, maka rencana untuk menghafal Alquran itu insya Allah akan terlaksana. Tentu saja, akan lebih mulia apabila seseorang mampu menghafal Alquran dan mempraktikannya dengan baik. Wallahu a’lam