إن الحمد لله، نحمدُه ونستعينُه ونستهديه وَنَتُوبُ إِلَيْهِ، ونعوذُ باللهِ من شرورِ أنفسنا، ومن سيئات أعمالنا، من يهدِه الله فلا مضلَّ له، ومن يضلِلْه فلا هادي له، وأشهدُ أنْ لا إله إلا الله وحده لا شريكَ له، وأشهدُ أن محمداً عبده ورسوله. أما بعد:
فيا عباد الله، إني أًوصي نفسي وإياكم بتقوى الله، فقد فاز المتقون الموحدون وخاب المجرمون الفاسقون
فقد قال الله تعالى:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
أما بعد:
فإن أحسن الكلام كلام الله، وخيرَ الهدى هدى محمد صلى الله عليه وسلم، وشرَّ الأمورِ محدثاتُها، وكلَّ محدثة بدعةٌ، وكلَّ بدعة ضلالةٌ، وكلَّ ضلالة في النار
Suatu hari seorang sahabat yang bernama Sufyan bin Abdillah ats – tsaqafy mendatangi rasulullah ﷺ untuk bertanya tentang perkara agama, beliau berkata
يَا رسول الله، قُلْ لِي فِي الإِسْلَامِ قَوْلًا، لَا أَسْأَلُ عَنْهُ أحدًا بَعْدَك
“Ya rasulullah, sampaikanlah kepadaku sebuah perkataan yang tidak perlu lagi aku tanyakan kepada orang lain.”
Mendengar pertanyaan tersebut, rasulullah ﷺ pun bersabda:
قُلْ: آمَنْتُ بِاللهِ، ثُمَّ اسْتَقِمْ
“Katakanlah : aku beriman kepada Allah ﷻ, kemudian istqamahlah.”
(HR. Muslim).
Kaum muslimin yang semoga dirahmati Allah.
Hadits ini menunjukkan kepada kita betapa bersemangatnya seorang sahabat nabi ﷺ untuk mengetahui bagaimana cara meningkatkan kualitas keislamannya, beliau bertanya tentang suatu perkara yang jelas, gamblang, bisa langsung beliau amalkan tanpa bertanya lagi kepada orang lain. Beliau berkata:
قولًا لَا أَسْأَلُ عَنْهُ أَحَدًا بَعْدَكَ
Katakanlah kepadaku sebuah perkataan yang ringkas tapi mengumpulkan kemanfaatan di dunia dan akhirat. Yang bisa aku hafal dan amalkan tanpa harus butuh bertanya kepada orang lain.
Rasulullah ﷺ pun langsung memberikan beliau sebuah kalimat ringkas, namun mengandung banyak mutiara hikmah, sebuah perkataan yang akan menghantarkan orang tersebut kepada kesuksesan di dunia dan akhirat. Beliau ﷺ bersabda:
قُلْ: آمَنْتُ بِاللهِ، ثُمَّ اسْتَقِمْ
Katakanlah : aku beriman kepada Allah kemudian istiqamahlah.
Maksud dari hadits di atas adalah bukan sekedar mengucapkan iman kepada Allah, namun, perkataan tersebut harus didasari oleh keyakinan dalam hati tanpa ada keraguan sedikitpun dan perkataan tersebut melazimkan adanya amalan anggota tubuh sebagai bukti kejujuran kata iman.
Karena iman mencakup keyakinan dalam hati, ucapan dengan lisan dan amalan dengan anggota tubuh sebagaimana yang telah dijelaskan oleh para ulama ahlussunnah.
Sebagai contoh, orang yang meyakini kebenaran islam tapi belum mengucapkan perkataan keimanan, belum mengucapkan dua kalimat syahadat, maka belum sah keimanannya. Sehingga jika ada orang yang ingin memeluk agama islam, tidak boleh kita tunda dirinya untuk mengucapkan dua kalimat syahadat walaupun sebentar, karena kita tidak tahu kapan maut akan mendatanginya.
Jika dia mati sebelum mengucapkan dua kalimat syahadat, bagaimana hukumnya?
Maka orang tersebut tetap dihukumi sebagai orang kafir di dunia, sedangkan di akhirat dikembalikan urusannya kepada Allah ﷻ.
Begitu pula amalan, juga merupakan syarat / rukun keimanan, seseorang yang beriman kepada Allah ﷻ tentu akan beribadah kepada Allah, mentaatiNya dan menjauhi laranganNya.
Kaum Muslimin yang semoga diberikan keberkahan.
Lalu rasulullah ﷺ bersabda:
ثُمَّ اسْتَقِمْ
Sabda beliau ini menunjukkan keutamaan istiqamah dalam islam. Apa yang dimaksud dengan istiqamah?
Istiqamah yaitu: selalu bersabar untuk berada di atas jalan agama yang qawim/lurus ini. Sebagaimana firman Allah ﷻ:
واعبد ربك حتى يأتيك اليقين
“dan sembahlah Rabbmu sampai kematian mendatangimu”
Kalau ini yang difirmankan Allah ﷻ kepada rasulullah ﷺ untuk selalu istiqamah dalam ketaatan dan beribadah kepada Allah ﷻ, lalu bagaimana dengan orang selain rasulullah ﷺ?.
Oleh karenanya kaum muslimin, jadilah orang yang beriman kepada Allah ﷻ dan pertahankan keimanan tersebut sampai datangnya kematian.
Khutbah Kedua
الحمد لله رب العالمين، وبه نستعين على أمور الدنيا والدين، أشهد أن لا إلا الله إله الأولين والآخرين، وأشهد أن سيدنا ونبينا محمد عبده وورسوله المبعوث رحمة للعالمين.
صلوات ربي وسلامه عليه وعلى آله وصحبه أجمعين
Kaum muslimin yang semoga dimuliakan Allah ﷻ.
Istiqamah di atas jalan ketaatan merupakan kunci untuk medapatkan ketenangan dan kebahagiaan di dunia dan mendapatkan surga Allah nanti di akhirat.
Allah ﷻ berfirman:
إِنَّ ٱلَّذِينَ قَالُوا۟ رَبُّنَا ٱللَّهُ ثُمَّ ٱسْتَقَٰمُوا۟ تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ ٱلْمَلَٰٓئِكَةُ أَلَّا تَخَافُوا۟ وَلَا تَحْزَنُوا۟ وَأَبْشِرُوا۟ بِٱلْجَنَّةِ ٱلَّتِى كُنتُمْ تُوعَدُونَ
“Sesungguhnya orang – orang yang berkata : Rabb kami Adalah Allah, kemudian mereka istiqamah, para malaikat akan turun dan berkata kepada mereka: “janganlah kalian takut lagi bersedih, dan terimalah kabar gembira yang telah dijanjikan kepada kalian berupa surga”.
Oleh karenanya para ulama berkata:
أَعْظَمُ الكَرَامَةِ لُزُوْمُ الاِسْتِقَامَة
“Karamah teragung (yang Allah berikan kepada hamba) adalah berupa selalu istiqamah (dalam ketaatan)”.
أَيُّهَا المؤمِنُوْن صَلُّوْا عَلَى نَبِيِّكُمْ فَقَدْ أَمَرَكُمُ الله بِهِ فَقَالَ:
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ، وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ، وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ، وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ وَيَا قَاضِيَ الْحَاجَاتْ
اللَّهُمَّ آتِ نُفُوْسَنَا تَقْوَاهَا وَزَكِّهَا أَنْتَ خَيْرُ مَنْ زَكَّاهَا أَنْتَ وَلِيُّهَا وَمَوْلَاهَا
اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالْعَفَافَ وَالْغِنَى
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ