Sudah sangat jelas kebutuhan manusia di zaman kiwari ini kepada sifat dan sikap Qana’ah. Namun untuk memotivasi diri kita memiliki sifat tersebut maka perlu dijelaskan hasil dan manfaat yang diperoleh pemilik sifat Qana’ah ini. Berikut ini sebagian dari hasil dan manfaat tersebut
1. Mendapatkan kebahagian, kemudahan, keamanan dan ketentraman didunia.
2. Hati (kalbu) pemilik sifat ini dipenuhi dengan iman dan rasa percaya penuh kepada Allah. Juga dipenuhi perasaan ridha dengan takdir dan pemberian Allah. Hal ini karena orang yang qana’ah dengan rezeki Allah, maka ia beriman dan yakin penuh bahwa Allah telah menjamin rezeki pada hamba dan membaginya diantara mereka. Walaupun pemilik sifat qana’ah ini tidak memiliki apa-apa.
Lihatlah pernyataan para pemilik sifat ini! Abdullah bin Mas’ud menyatakan: Sungguh aku menjadi orang yang paling berharap rezeki apabila mereka menyatakan: Di rumah tidak ada tepung terigu sama sekali.
Sedang imam Ahmad bin Hambal menyatakan: Hari-hariku yang paling berbahagia adalah hari di pagi harinya aku tidak memiliki sesuatu.
Al-Fudhail bin ‘Iyaadh menyatakan: dasarnya Zuhud adalah ridho dari Allah. Beliau juga berkata: Qana’ah adalah zuhud dan ia adalah kekayaan.
Al-Hasan al-Bashri menyatakan: Sungguh diantara lemahnya keyakinanmu adalah ketika kamu lebih percaya dengan yang ada di tangamu dari pada yang ada ditangan Allah.
3. Pemilik sifat ini mendapatkan kehidupan yang baik, berdasarkan firman Allah ta’ala:
مَنْ عَمِلَ صَٰلِحًا مِّن ذَكَرٍ أَوْ أُنثَىٰ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُۥ حَيَوٰةً طَيِّبَةً ۖ وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُم بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا۟ يَعْمَلُونَ
Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam Keadaan beriman, Maka Sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan Sesungguhnya akan Kami beri Balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.
(an-Nahl: 97).
Kholifah Ali bin Abi Thalib, Ibnu Abas dan al-Hasan al-Bashri menafsirkan firman Allah “حَيَوةً طَيِّبَةً” dengan sifat Qana’ah.
Tentang pengertian ini ibnul jauzi menyataka: Siapa yang qana’ah maka hidupnya bahagia dan siapa yang tama’ (rakus) maka lama sengsaranya.
4. Pemilik sifat Qana’ah telah mewujudkan syukur nikmat kepada Allah. Hal ini karena orang yang qana’ah dengan rizeki Allah akan selalu mensyukurinya. Oleh karena itu Rasulullah bersabda:
وَكُنْ قَنِعًا تَكُنْ أَشْكَرَ النَّاسِ
- Mendapatkan janji Rasulullah yang ada dalam sabda beliau :
“طوبى لمن هدي إلى الإسلام، وكان عيشه كفافًا، وقنع”
Beruntunglah orang yang mendapatkan petunjuk kepada Islam dan kehidupannya pas-pasan dan berqana’ah.
(HR Ahmad dan At-tirmidzi).
Juga janji Rasulullah :
قَدْ أَفْلَحَ مَنْ أَسْلَمَ وَرُزِقَ كَفَافًا وَقَنَّعَهُ اللهُ بِمَا آتَاهُ
“Sungguh beruntung orang yang beragama Islam, diberi rizqi secara cukup, dan Allah memberikannya sifat qana’ah terhadap apa yang diberikan Allah kepadanya.”
6. Terjaga dari dosa yang mematikan kalbu dan menghilangkan kebaikan, seperti hasad, ghibah, namimah (adu domba), dusta dan lain-lainnya
Demikianlah sebagian hasil dan manfaat yang bisa didapatkan pemilik sifat Qana’ah. Tentunya kita semua sangat membutuhkan hasil ini. Oleh karena itu marilah kita berusaha mendapatkan sifat qana’ah ini.
Disusun oleh:
Ustadz Kholid Syamhudi حفظه الله
Jum’at, 11 Rabiul Akhir 1442 H/ 27 November 2020 M