1.) Orang yang terasing bukanlah orang yang jauh dari tempat tinggal ataupun keluarganya. Atau dia sedang merantau di Negeri yang jauh disana. Tapi orang yang terasing adalah mereka yang terasing di dalam liang lahat dan berbalut kain kafan.
وَجَآءَتۡ سَكۡرَةُ ٱلۡمَوۡتِ بِٱلۡحَقِّۖ ذَٰلِكَ مَا كُنتَ مِنۡهُ تَحِيدُ
“Dan datanglah sakaratul maut dengan sebenar-benarnya. Itulah yang dahulu hendak kamu hindari.” (QS.Qaf:19)
كَلَّآ إِذَا بَلَغَتِ ٱلتَّرَاقِيَ – وَقِيلَ مَنۡۜ رَاقٖ – وَظَنَّ أَنَّهُ ٱلۡفِرَاقُ – وَٱلۡتَفَّتِ ٱلسَّاقُ بِٱلسَّاقِ – إِلَىٰ رَبِّكَ يَوۡمَئِذٍ ٱلۡمَسَاقُ
Tidak! Apabila (nyawa) telah sampai ke kerongkongan, dan dikatakan (kepadanya), “Siapa yang dapat menyembuhkan?” Dan dia yakin bahwa itulah waktu perpisahan (dengan dunia), dan bertaut betis (kiri) dengan betis (kanan), kepada Tuhanmulah pada hari itu kamu dihalau.” (QS.Al-Qiyamah:26-30)
2.) Orang yang bernasib buruk bukanlah orang yang terhalangi dari harta, anak ataupun kekuasaan. Tapi orang yang bernasib buruk adalah ia yang terhalangi untuk bisa menangis karena takut kepada Allah. Disebabkan oleh hatinya yang keras dan jauh dari Allah Swt.
فَوَيۡلٌ لِّلۡقَٰسِيَةِ قُلُوبُهُم مِّن ذِكۡرِ ٱللَّهِۚ أُوْلَٰٓئِكَ فِي ضَلَٰلٖ مُّبِينٍ
“Maka celakalah mereka yang hatinya telah membatu untuk mengingat Allah. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata.” (QS.Az-Zumar:22)
3.) Musibah di dunia bukanlah dengan kehilanvan harta atau kehilangan anak, namun musibah sebenarnya adalah disaat waktu kita telah habis di dunia ini dan kita harus pindah ke alam selanjutnya, sementara bekal kita masih sangat sedikit.
حَتَّىٰٓ إِذَا جَآءَ أَحَدَهُمُ ٱلۡمَوۡتُ قَالَ رَبِّ ٱرۡجِعُونِ – لَعَلِّيٓ أَعۡمَلُ صَٰلِحٗا فِيمَا تَرَكۡتُۚ كَلَّآۚ إِنَّهَا كَلِمَةٌ هُوَ قَآئِلُهَاۖ وَمِن وَرَآئِهِم بَرۡزَخٌ إِلَىٰ يَوۡمِ يُبۡعَثُونَ
Hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata, “Ya Tuhanku, kembalikanlah aku (ke dunia), agar aku dapat berbuat kebajikan yang telah aku tinggalkan.” Sekali-kali tidak! Sesungguhnya itu adalah dalih yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada barzakh sampai pada hari mereka dibangkitkan. (QS.Al-Mu’minun:99-100)
4.) Dan tidak ada satupun yang bermanfaat bagi kita dari harta, anak dan keluarga kecuali amal sholeh yang telah kita persiapkan di dunia yang akan setia menemani kita di alam kubur hingga hari kebangkitan nanti.
وَأَن لَّيۡسَ لِلۡإِنسَٰنِ إِلَّا مَا سَعَىٰ – وَأَنَّ سَعۡيَهُۥ سَوۡفَ يُرَىٰ
“Dan bahwa manusia hanya memperoleh apa yang telah diusahakannya, dan sesungguhnya usahanya itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya).” (QS.An-Najm:39)
يَوۡمَ لَا يَنفَعُ مَالٞ وَلَا بَنُونَ – إِلَّا مَنۡ أَتَى ٱللَّهَ بِقَلۡبٖ سَلِيمٖ
“(yaitu) pada hari (ketika) harta dan anak-anak tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih.” (QS.Asy-Syu’ara:88-89)
Itulah beberapa hal yang sering dipikirkan oleh manusia dan seharusnya kita memiliki pola pikir semacam ini.
Semoga bermanfaat.