Rasulullah SAW melarang umatnya percaya dukun dan peramal.
Manusia sama sekali tidak diwajibkan untuk mengetahui ketentuan yang telah Allah SWT gariskan. Manusia hanya diwajibkan berusaha optimal dan maksimal.
Hasilnya, Allah SWT yang Mahatahu. Dalam Alquran, Allah SWT menyebutkan beberapa hal yang hanya Dia yang Mahatahu. Firman-Nya, ”Sesungguhnya hanya Allah pemilik kunci-kunci alam gaib. Tak ada satu pun makhluk-Nya yang mengetahui.” (QS Al-An’am: 59).
Dalam ayat lain, secara tegas Allah SWT menyebutkan beberapa hal yang hanya Dia yang secara pasti mengetahui. Pertama, pengetahuan akan hari kiamat. Kedua, pengetahuan akan turunnya hujan. Ketiga, pengetahuan akan janin yang berada di dalam rahim. Keempat, pengetahuan akan perbuatan manusia di waktu mendatang. Kelima, pengetahuan akan matinya bumi. Allah SWT berfirman, ”Sesungguhnya, pengetahuan akan hari kiamat, turunnya hujan, pengetahuan janin yang ada dalam rahim, pengetahuan akan perbuatan manusia esok harinya, pengetahuan akan waktu berakhirnya bumi, semuanya, hakikatnya hanya Allah SWT yang tahu. Sesungguhnya, Allah Maha Mengetahui lagi Mahawaspada.” (QS Luqman: 24).
Pengetahuan manusia akan hal-hal gaib, tidaklah lengkap. Bahkan, sangat minim. Oleh karena itu, dalam beberapa hadisnya, Rasulullah SAW melarang manusia untuk mempercayai para dukun peramal nasib. Karena, hakikatnya, mereka itu tidak mengetahui. Mereka hanya mengaku-ngaku tahu.
Lebih jauh, pengetahuan mereka diperoleh karena bisikan jin dan setan. Dalam hadis riwayat Bukhari dari Abdullah bin Mas’ud dikatakan, ”Sesungguhnya Rasulullah SAW melarang manusia untuk mengambil hasil jual beli anjing, mahar hasil zina, dan bualan manis para dukun peramal nasib.”Suatu ketika, Rasulullah SAW ditanya soal dukun peramal nasib. Kata beliau, ”Mereka tidak ada gunanya.””Ya Rasulullah, bukankah apa yang mereka katakan terkadang menjadi kenyataan?” tanya beberapa sahabat lebih lanjut.
Rasulullah SAW menjawab, ”Itu sebetulnya berasal dari kabar berita jin yang sudah bercampur dengan ratusan kebohongan. Setelah itu, ia membisiki para dukun peramal nasib.” (HR Bukhari dari Aisyah).
Para peramal nasib memiliki hubungan erat dengan jin. Mereka selalu berusaha memalingkan keyakinan dan akidah keimanan manusia kepada makhluk-makhluk gaib ciptaan Allah SWT. Mereka menghembuskan keragu-raguan terhadap diri manusia, yang pada gilirannya menggelincirkan umat manusia ke jalan kesesatan yang nyata.
Rasulullah SAW bersabda, ”Siapa yang mendatangi para dukun peramal nasib, lalu ia membenarkan apa yang mereka katakan, maka ia telah kafir terhadap apa yang turun kepada Muhammad (Alquran).” (HR Ahmad dari Abu Hurairah).