Teriak-teriak, meronta dan merasakan kesakitan ketika ayat suci Al Qur’an dibacakan.
Kemudian pasien yang dianggap kerasukan jin tersebut akan nampak tenang, apabila sesosok makhluk halus di raganya telah keluar.
Ya itulah, terkadang anggapan sempit di benak sebagian orang bila mendengar istilah Ruqiyah. Padahal kenyataannya tidak.
Seorang praktisi ruqyah asal Banua, Ruhansyah,S.Th.I, S.Pd.I, M.Pd.I, menjelaskan ruqyah menurut bahasa adalah jampi.
Sedangkan menurut istilah yang paling tepat adalah meminta perlindungan kepada Allah terhadap orang yang sakit baik fisik, psikologis dan bahkan mistis sekalipun.
Cara yang dianjurkan pun tidak lain yakni menggunakan ayat-ayat Al Qur’an atau doa Nabi SAW.
Sehingga bila dikaitkan dengan dukun, ruqyah di sini sangat jelas memiliki perbedaan.
” Praktik ruqyah pada umumnya harus menggunakan ayat Al Qur’an atau doa dari nabi dengan tiga kaidah. Pertama harus berbahasa arab, kedua dapat di pahami dan terakhir hanya mengharapkan Allah yang kuasa memberikan kesembuhan,” jelasnya.
Sementara berbeda dengan dukun, dalam pengobatannya menggunakan mantra. Selain itu mereka berkeyakinan bahwa mantra tersebut bisa memberi kekuatan dan harus pada waktu yang tepat.
” Sehingga perbedaan dukun dengan ruqyah di sini sangat jelas. Bila Dukun menggunakkan tenaga khadam sedangkan ruqyah dengan kekuatan doa dan tawakkal baik peruqyah maupun pasien kepada Allah,” jelas Ustadz Ruhansyah.