WUJUD mencintai Nabi Shallallahu alaihi wa sallam adalah berusaha melestarikan ajaran beliau di setiap keadaan.
Untuk itu, para ulama menekankan, sebisa mungkin setiap muslim menyesuaikan diri dengan sunah beliau dalam setiap aktivitasnya, 24 jam sesuai sunah, mulai bangun tidur hingga tidur kembali.
Seperti inilah yang pernah dipesankan Sufyan at-Tsauri ulama Tabi Tabiin w. 161 H ,
“Jika kamu mampu tidak menggaruk kepala kecuali ada dalilnya, lakukanlah. (al-Jami li Akhlak ar-Rawi, 1/142).
Berikut kami sajikan beberapa sunah Nabi Shallallahu alaihi wa sallam ketika bangun tidur,
Pertama, mengusap bekas tidur di wajah
Ibnu Abbas Radhiyallahu anhu menceritakan, bahwa beliau pernah menginap di rumah bibinya, Maimunah Radhiyallahu anha, salah satu istri Nabi Shallallahu alaihi wa sallam. Kata Ibnu Abbas, “Kemudian ketika sudah masuk pertengahan malam, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bangun, kemudian beliau duduk, lalu mengusap bekas kantuk yang ada di wajahnya dengan tangannya. (HR. Ahmad 2201, Bukhari 183, Nasai 1631, dan yang lainnya).
Kedua, membaca doa ketika bangun tidur
Di antara bacaan yang beliau rutinkan ketika bagun tidur, “Segala puji bagi Allah yang menghidupkan kami kembali setelah Dia mematikan kami, dan hanya kepada-Nya kami akan dibangkitkan.”
Ada beberapa sahabat yang menceritakan kebiasaan ini. Diantaranya Hudzaifah bin al-Yaman dan al-Barra bin Azib. Kedua sahabat ini menceritakan doa yang biasa dibaca Nabi Shallallahu alaihi wa sallam ketika hendak tidur dan bangun tidur,
Bahwa Nabi Shallallahu alaihi wa sallam ketika bangun tidur beliau membaca: Alhamdulillah alladzi ahyaanaadst. (HR. Bukhari 6312, Muslim 2711, dan yang lainnya).
Ketiga, membaca 10 ayat terakhir surat Ali Imran,
Tepatnya mulai ayat, “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal.”
Ibnu Abbas menceritakan pengalaman beliau ketika menginap di rumah bibinya Maimunah,
“Beliau duduk, lalu mengusap bekas kantuk yang ada di wajahnya dengan tangannya, kemudian beliau membaca 10 ayat terakhir surat Ali Imran. (HR. Ahmad 2201, Bukhari 183, Nasai 1631, dan yang lainnya).
Keempat, gosok gigi
Sahabat Hudzaifah Radhiallahu anhu menceritakan, Nabi Shollallahualaihi wassalam apabila bangun malam, beliau membersihkan mulutnya dengan bersiwak. (HR. Bukhari 245 dan Muslim 255)
Ada banyak manfaat ketika orang melakukan gosok gigi ketika bangun tidur. Terutama mereka yang hendak salat. Disamping menyegarkan, gosok gigi menghilangkan bau mulut sehingga tidak mengganggu Malaikat yang turut hadir ketika dia salat malam.
Ali bin Abi Thalib Radhiallahu anhu menceritakan, “Kami diperintahkan (oleh Rasulullah) untuk bersiwak, kemudian beliau bersabda, “Sesungguhnya seorang hamba ketika hendak mendirikan salat datanglah malaikat padanya. Kemudian malaikat itu berdiri di belakangnya, mendengarkan bacaan Alqurannya, dan semakin mendekat padanya. Tidaklah dia berhenti dan mendekat sampai dia meletakkan mulutnya pada mulut hamba tadi. Tidaklah hamba tersebut membaca suatu ayat kecuali ayat tersebut masuk ke perut malaikat itu.” (HR. Baihaqi dalam Sunan al-Kubro 1/38 dan dishahihkan al-Albani dalam as-Shahihah).
Kelima, membersihkan hidung
Memasukkan air ke dalam hidung dengan cara disedot dalam bahasa arab disebut istinsyaq dan mengeluarkannya disebut istintsar.
Setelah bangun tidur, kita dianjurkan melakukan semacam ini tiga kali, untuk membersihkan rongga hidung. Karena ketika manusia tidur, setan menginap di lubang hidungnya. Dari mana kita tahu? Tentu saja informasi dari Nabi Shallallahu alaihi wa sallam.
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
“Apabila kalian bangun tidur maka bersihkan bagian dalam hidung tiga kali karena setan bermalam di rongga hidungnya.” (HR. Bukhari 3295 dan Muslim 238)
Keenam, mencuci kedua tangan tiga kali
Dari Abu Hurairoh Radhiallahu anhu, Rasulullah Shallallahualaihi wassalam berpesan,
“Apabila kalian bangun tidur maka janganlah dia mencelupkan tangannya ke dalam wadah, sebelum dia mencucinya tiga kali, karena dia tidak mengetahui dimana tangannya semalam berada.” (HR. Bukhari dan Muslim 278). [ ]