Allah Swt berfirman :
وَقَالَ الرَّسُولُ يَا رَبِّ إِنَّ قَوْمِي اتَّخَذُوا هَٰذَا الْقُرْآنَ مَهْجُورًا
Berkatalah Rasul: “Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku menjadikan Al Quran itu sesuatu yang tidak diacuhkan”. (QS.al-Furqon:30)
Ayat ini berbicara tentang keluhan Rasulullah Saw dihadapan Allah tentang perlakuan umatnya kepada Al-Qur’an. Dan keluhan Rasulullah Saw berlanjut hingga hari ini dimana mayoritas kaum muslimin sangat kurang dalam memperhatikan Al-Qur’an.
Mereka mengubur Al-Qur’an di rak-rak buku hingga berdebu. Dan hanya menyentuhnya sesekali dalam momen-momen tertentu.
Kali ini kita akan menyimak apa yang dimaksud “mengabaikan” Al-Qur’an seperti yang dikeluhkan oleh Baginda Nabi Saw ?
1. Mengabaikan membaca dan mendengarkan Al-Qur’an.
Bentuk mengabaikan yang pertama adalah meninggalkan Al-Qur’an secara total, bahkan tidak mau membacanya atau mendengarkannya. Ini adalah bentuk pengabaian yang tertinggi.
2. Mengabaikan perenungan dan memahami maknanya.
Pengabaian terhadap Al-Qur’an di tingkat yang lebih rendah adalah ia mau mendengar dan membaca Al-Qur’an tapi tidak pernah merenungkan dan berusaha memahami maknanya. Ia hanya membaca tanpa mengerti sama sekali. Sedangkan Al-Qur’an adalah kitab petunjuk, lalu bagaimana seseorang mendapatkan petunjuk bila tidak mengerti maknanya?
3. Mengabaikan beramal sesuai Al-Qur’an.
Seorang tidak mungkin mengamalkan Al-Qur’an bila ia tidak memahami pesan darinya. Memahami apa yang dimaukan oleh Al-Qur’an adalah syarat ia dapat mengamalkannya.
Dan ini adalah salah satu makna mengabaikan Al-Qur’an, yakni ia membaca Al-Qur’an tapi tidak mengamalkannya.
4. Mengabaikan hukum dari Al-Qur’an.
Al-Qur’an diturunkan untuk manusia agar menjadi pedoman dalam hidup mereka seperti dalam menentukan hukum dan sebagainya. Maka salah satu bentuk pengabaian kepada Al-Qur’an adalah ketika manusia tidak menggunakan Al-Qur’an sebagai pedoman dalam mengambil keputusan dalam hidupnya.
5. Mengabaikan pengobatan yang terkandung dalam Al-Qur’an.
Al-Qur’an adalah kitab mukjizat yang diturunkan kepada Baginda Nabi Saw. Al-Qur’an adalah obat bagi jiwa yang dipenuhi penyakit. Al-Qur’an adalah penenang hati dan penentram jiwa.
Maka barangsiapa yang meninggalkan Al-Qur’an untuk mengobati jiwanya maka ia termasuk dalam mengabaikan Al-Qur’an.
Semoga di bulan Al-Qur’an ini kita lebih akrab dengan Al-Qur’an dan tidak termasuk golongan yang mengabaikannya.