Sirah menjadi pedoman bagi Muslim bagaimana mereka harus berperilaku.
Nabi Muhammad adalah utusan Allah yang terakhir. Umat Muslim dianjurkan mengetahui perjalanan Nabi, termasuk mengenal keluarga dan sahabatnya. Berikut empat fakta tentang sirah, kajian kehidupan Nabi, seperti dilansir About Islam, Senin (6/9).
1. Setiap Muslim diimbau mempelajari sirah Nabi SAW
Umat Islam memandang Nabi Muhammad sebagai panutan mereka. Mereka berusaha meniru dia dan mencintainya lebih dari mereka mencintai diri mereka sendiri. Salah satu cara terbaik mencapai ini adalah belajar tentang dia dan kehidupannya. Studi tentang kehidupan Nabi dikenal sebagai sirah.
Materi ini mencakup kehidupan sehari-hari, interaksi dengan sahabat dan keluarga, perannya sebagai pemimpin, sifat dan perilakunya. Semakin banyak orang belajar tentang kehidupan Rasulullah, semakin mereka belajar tentang pengabdiannya kepada Allah dan kepeduliannya terhadap seluruh umat manusia. Hal ini menghasilkan penghargaan dan cinta untuk Nabi dan memotivasi diri untuk mengikuti jalan-Nya.
2. Sirah Nabi tidak dimulai dari kelahirannya
Ketika mempelajari sirah, seseorang tidak dapat memulai dengan hari ia dilahirkan. Tidak seperti karya biografi tokoh terkenal lainnya dalam sejarah, studi tentang kehidupan Nabi dimulai dari generasi sebelumnya.
Terkadang, kitab sirah dimulai sejak zaman Nabi Ibrahim dan putra-putranya. Muslim percaya Nabi Muhammad berasal dari garis keturunan Nabi Ismail, putra Nabi Ibrahim. Oleh karena itu, banyak sumber sirah dimulai dengan waktu ini dalam sejarah dan penempatan Nabi Ismail dan ibunya di Makkah meskipun mereka hidup beberapa generasi sebelum Nabi Muhammad.
3. Yang diketahui tentang sirah berasal dari para sahabat Nabi
Para sahabat Nabi sangat mencintainya. Akibatnya, mereka memperhatikan dengan seksama perilaku dan kehidupannya lalu mencatatnya. Setelah itu, mereka meneruskan pengetahuan ini untuk kepentingan semua Muslim yang akan datang setelah mereka.
Mereka mengikuti jejak Nabi Muhammad, mengetahui cara hidupnya diterima dan dicintai Allah. Berkat mereka, umat Islam saat ini memiliki pedoman tentang bagaimana mereka harus berperilaku.
4. Pengetahuan tentang sirah memberi konteks Alquran dan hadits
Banyak ayat dan narasi yang datang dalam Alquran dan hadits membutuhkan sedikit lebih banyak konteks untuk memahami situasi sepenuhnya. Pengetahuan tentang kehidupan Nabi sangat berguna untuk memahaminya. Misal, firman Allah dalam surat Ad-Dhuha ayat 3:
مَا وَدَّعَكَ رَبُّكَ وَمَا قَلٰىؕ
“Tuhanmu tidak meninggalkan engkau (Muhammad) dan tidak (pula) membencimu,”
Ketika dibaca sendiri, tidak ada konteks sama sekali untuk memahami ayat ini. Tapi sirah melukiskan latar belakang di mana wahyu ini diturunkan. Nabi Muhammad tidak menerima wahyu untuk beberapa waktu sebelum ayat ini dan berurusan dengan musuh-musuhnya yang mengejeknya. Pikiran bahwa Allah menjadi tidak senang dengan akhirnya menetap di kepalanya dan saat itulah Tuhan meyakinkan Nabi bahwa ini tidak terjadi.