Persoalan pembelajaran tatap muka (PTM) secara terbatas selama pandemi Covid-19 masih menyisakan problem bagi sebagian orang tua. Menanggapi itu, Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Profesor Zubairi Djoerban menjelaskan hanya ada dua cara yang bisa melindungi anak-anak di bawah 12 tahun karena belum bisa disuntik vaksin Covid-19.
“Saya rasa ikhtiar kita melawan Covid-19 belum berakhir. Kita harus tetap waspada khususnya untuk anak-anak di bawah usia 12 yang belum dapat divaksinasi (Covid-19). Apalagi mereka akan memulai sekolah tatap muka dan amat mungkin membawa pulang Covid-19 ke anggota keluarga di rumah,” kata Prof Zubairi di akun twitternya, seperti dikutip Hidayatullah.com, Senin (13/09/2021).
“Hanya ada dua cara untuk melindungi anak-anak di bawah usia 12 ini: tetap sekolah di rumah atau sekolah tatap muka dengan pakai masker dan tetap jaga jarak. Hal terbaik yang bisa dilakukan sekolah adalah mengawasi anak-anak itu dengan detail. Jangan sampai kecolongan,” sambungnya.
Selain itu, Prof Zubair juga mengingatkan anak-anak yang sekolah tatap muka ini juga jadi peringatan bagi orang tua atau kakek neneknya di rumah yang belum divaksinasi.
“Mereka harus punya protokol sendiri di rumah saat sang Anak kembali. Paling tidak bersih-bersih dan biasakan anak mandi sebelum berinteraksi,” terangnya.
Terkahir, Zubairi menyatakan untuk perlindungan semua, sekeliling anak-anak itu ya harus sudah divaksinasi, disiplin memakai masker, jaga jarak, ventilasi yang baik dan hindari kerumunan. “Termasuk hindari kebiasaan makan siang bersama. Semoga saja semua sekolah bisa menegakkan protokol dengan baik. Semoga,” tukasnya.*