Sholat sunnah banyak jenisnya, namun sholat sunnah yang kerap dilaksanakan dan banyak kesempatan untuk melakukannya adalah sholat sunnah rawatib, yakni sholat sunnah yang mengiringi pelaksanaan sholat fardhu.
Sholat sunnah rawatib sendiri terbagi menjadi dua, yaitu; qabliyyah (sholat sunnah yang dikerjakan pra sholat fardhu) dan ba’diyah (sholat sunnah yang dikerjakan pasca sholat fardhu). Dan itu pun dibagi lagi menjadi 2, yaitu; sunnah muaakkad dan ghairu muakkad.
Al-habib Ahmad Hasan Al-kaff menjelaskan definisi keduanya dalam bukunya yang berjudul at-taqrirat as-sadidah fi al-masail al-mufidah, beliau berkata;
الثالثة : الرواتب: وتسمى الرغائب، وهِي قَبْليَةُ المكتوبات وبَعديّتها. وتنقسم إلى قسمين: مؤكّدة: و هي التي واظبَ عليها الرسول ولم يتركها: لا حَضَراً ولا سفرا. وهي عشرة: : ركعتانٍ قبل الصّبح وهي أفضلها. وقبلَ الظّهر وركعتان بعد الظّهِر والمغرب والعشاء.
Yang dimaksud dengan sunnah muakkad adalah bahwasanya Rasulullah Saw senantiasa mengerjakan sholat ini, beliau tidak pernah meninggalkannya, baik ketika bepergian ataupun tidak. Jumlahnya ada10 rokaat, yaitu; 2 rokaat sebelum subuh (sholat sunnah ini paling utama), 2 rokaat sebelum dzuhur, dan 2 rokaat setelah dzuhur, maghrib dan isya.
غير مؤكدة و هي التي لم يواظب عليها رسول الله صلى الله عليه وسلم و هي اثنتا عشرة ركعة.
Adapun mengenai sholat sunnah ghairu muakkad, maksudnya adalah bahwa Rasulullah Saw itu tidak selalu mengerjakan sholat ini. Jumlahnya sebanyak 12 rokaat, yaitu; 2 (rakaat selain di atas) sebelum dzuhur dan setelahnya (jadi totalnya 8 rakaat). 4 rakaat sebelum ashar dan 2 rakaat sebelum maghrib dan isya. (at-taqrirat as-sadidah fi al-masail al-mufidah juz 1 halaman 285.
Menurut Imam Nawawi dalam kitab Nihayat az-zain fi irsyad al-mubtadiin halaman 101 , jika dikalkulasi, jumlah keseluruhan sholat sunnah rawatib itu ada 22, dengan perincian 10 yang muakkad dan 12 yang tidak muakkad.
Tata cara pelaksanan sholat sunnah rawatib adalah sama seperti dengan sholat sunnah yang lain, hanya saja niatnya sholat sunnah rawatib itu agak beda. Jika qabliyyah, maka niatnya adalah
اُصَلِّى سُنَّةً الظُّهْرِرَكْعَتَيْنِ قَبْلِيَّةً مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ ِللهِ تَعَالَى
Usholli sunnatazh-zhuhri rok’ataini qobliyyatan mustaqbilal qiblati lillaahi ta’ala.
“Saya niat shalat sunah sebelum dzuhur dua rakaat, dengan menghadap qiblat karena Allah ta’ala”.
Jika Ba’diyyah, maka niatnya adalah sebagai berikut
اُصَلِّى سُنَّةً الظُّهْرِرَكْعَتَيْنِ بَعْدِيَّةً مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ ِللهِ تَعَالَى
Usholli sunnataz-zhuhri rok’ataini ba’diyyatan mustaqbilal qiblati lillaahi ta’ala.
Terjemah; “Saya niat shalat sunah setelah dzuhur dua rakaat, dengan menghadap qiblat, karena Allah ta’ala”.
Mengenai niat sholat sunnah rawatib yang lain, tinggal disesuaikan saja jenis sholat nya (dzuhur apa ashar) dan macamnya (ba’diyyah atau qabliyah). Wallahu a’lam