Lembaga Tabung Haji (TH) Malaysia memperkirakan biaya haji tahun ini meningkat, menjadi lebih dari 25 ribu ringgit atau Rp 85 juta per orang. Hal tersebut terjadi menyusul kenaikan pajak dan biaya layanan baru yang diberlakukan Pemerintah Arab Saudi.
TH mengatakan, prediksi kenaikan biaya itu disebabkan peningkatan 12 persen biaya untuk jamaah haji Muassasah, dibandingkan dengan 22.900 ringgit Malaysia atau senilai Rp 78 juta pada 2019.
“Kenaikan 12 persen ini memperhitungkan kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN), dari lima persen menjadi 15 persen dan beberapa biaya layanan tambahan,” kata TH dalam sebuah pernyataan, dikutip di The Sun Daily, Jumat (8/4/2022).
Perhitungan yang dibuat ini juga disebut belum memperhitungkan kenaikan berbagai biaya dengan standar operasional prosedur (SOP) baru yang akan diterapkan tahun ini.
Menurut TH, biaya haji adalah biaya langsung yang dibayarkan untuk memperoleh pelayanan pelaksanaan ibadah seperti penerbangan dan akomodasi, yang mencakup sekitar 70 persen dari total biaya.
Biaya lainnya termasuk makan, transportasi bus, tenda di Arafah dan Mina, serta layanan mutawif selama 40 hingga 45 hari. Hampir semua layanan ini disediakan di Arab Saudi dan dipengaruhi oleh kenaikan PPN dan tingkat inflasi di sana.
TH juga sepenuhnya menanggung biaya tidak langsung yang mencapai 60 juta ringgit per tahun. Biaya ini mencakup biaya kursus persiapan haji, penerbitan buku pegangan, layanan kesehatan dan layanan staf haji.
Para calon jamaah telah diingatkan melakukan persiapan sejak dini, baik dari segi kesehatan dan pengeluaran, meski pemerintah Arab Saudi belum memberikan pengumuman resmi terkait haji tahun ini.
“Meski haji sudah dua kali ditunda akibat pandemi Covid-19 yang melanda dunia sejak 2020, TH tetap melakukan persiapan haji dengan mempertimbangkan situasi dan perkembangan terkini di Arab Saudi,” lanjut mereka.
Dalam pernyataan yang sama, Direktur Eksekutif TH, Haji Datuk Seri Syed Saleh Syed Abdul Rahman, mengatakan biaya haji meningkat setiap tahun karena inflasi di Arab Saudi, pergerakan mata uang asing, peningkatan layanan dan pembangunan di Makkah dan Madinah.
“TH memprediksi biayanya akan terus meningkat di masa mendatang. Namun sejauh ini, TH masih terus memberikan bantuan dana kepada seluruh jemaah Muassasah yang baru pertama kali menunaikan ibadah haji,” kata dia.
Berdasarkan catatan TH, 2 miliar ringgit Malaysia telah disalurkan kepada jamaah haji dalam bentuk bantuan dana haji sejak 2001. TH telah mempertahankan tingkat pembayaran haji senilai 9,980 ringgit selama 13 tahun terakhir meskipun biaya haji meningkat setiap tahun.
Antara 2001 dan 2019, dia menyebut pembayaran haji meningkat 16 persen, sementara biaya haji melonjak 139 persen karena faktor di luar kendali TH.
Sumber: thesundaily