Keistimewaan negeri Syam, mendapat perhatian secara khusus dalam teks-teks keagamaan, baik Alquran dan hadis. Salah seorang ulama Syam Imam Izz bn Abd as-Salam dalam ‘Targhib  Ahl Islam fi Sukna Bilad as-Syam’ menafsirkan kalimat, “Bumi yang Kami telah berkahi” dalam surah al-Anbiya ayat ke-71 dan kalimat “Kami berkati sekitarnya” dalam surah al-Isra Ayat ke-1 dengan negeri Syam yang termasuk di dalamnya Suriah.
Di negeri inilah, sejumlah nabi dan rasul lahir. Bahkan, tanda-anda kenabian Nabi Muhammad juga ditemukan di salah satu kota di Syam, yakni Bashar. Sementara, Imam Hasan Basri dan Qotadah menakwilkan kata bumi dalam surah al-A’raf ayat 137 dengan bagian timur dan bagian barat bumi adalah Syam.
Penegasan keutamaan Syam secara tegas juga pernah disampaikan oleh Rasulullah SAW. Nabi Muhamamd pernah berdoa meminta berkah untuk negeri ini dan berharap agar penduduk Syam dihindarkan dari keburukan dan musibah.
Riwayat Bukhari menyebutkan, penduduk Syam senantiasa berada di atas al-haqq yang dominan hingga datang kiamat. “Sebagian umatku ada yang selalu melaksanakan perintah Allah, tak terpengaruh orang yang menggembosi dan tidak pula orang yang berseberangan hingga datang keputusan Allah dan mereka senantiasa dalam keadaan demikian. Mu’adz berkata: Dan mereka adalah penduduk Syam.”
Riwayat lain dari At-Tirmidzi mengungkapkan bahwa karakter dan pola keagamaan warga Syam menjadi tolok ukur kebinasaan umat. “Jika penduduk Syam rusak agamanya maka tak tersisa kebaikan di tengah kalian. Keistimewaan Negeri Syam lainnya karena negeri tersebut dinaungi sayap malaikat rahmat dan merupakan pusat negeri Islam pada akhir zaman. Ini seperti riwayat dari Imam an-Nasai.
Masih banyak riwayat lain tentang Syam, seperti Syam adalah benteng terakhir perang dahysat akhir zaman (HR Ahmad), dikaruniai pasukan terbaik, dan menjadi lokasi turunnya Nabi Isa AS (HR Muslim), dan di negeri inilah kelak Dajjal akan menemui ajalnya (HR Ahmad).