Anda sakit kepala? Pusing sudah lama? atau sakit kepala akut? Tahukah Anda bahwa surah Al-Hasyr memiliki khasiat obat pusing atau sakit kepala. Berikut ini khasiat akhir surah Al-Hasyr, yang merupakan obat pusing atau sakit kepala.
Sakit kepala atau pusing (As-Shuda’) termasuk penyakit ringan yang hampir pernah dialami semua orang. Dalam beberapa riwayat disebutkan Nabi Muhammad saw. pernah memberikan resep obat berupa ayat-ayat Alquran untuk mengatasinya. Ayat ini cukup familier di telinga kita. Tahukah anda ayat yang mana? Silakan baca tulisan singkat ini dan temukan jawabannya.
Mukjizat medis Al-Qur’an
Allah Swt. telah menyatakan bahwa kalam-Nya, yaitu Alquran bisa menjadi syifa (obat) bagi manusia. Salah satunya tertuang dalam ayat berikut:
وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْآنِ مَا هُوَ شِفَاءٌ وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ وَلَا يَزِيدُ الظَّالِمِينَ إِلَّا خَسَارًا
“Kami turunkan dari Alquran sesuatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman; dan Alquran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian.” (Q.S. Alisra’ [17]: 82).
Ayat ini menegaskan sisi kemukjizatan Alquran di bidang pengobatan (medical). Lalu bagaimana cara mengobati pusing kepala dengannya? Dalam Tafsir Al-Dur al-Mantsur (v. 8/h. 121), saat Imam As-Suyuthi mengulas akhir dari surah Alhasyr, beliau mengutip beberapa riwayat mengenai keutamaannya, antara lain sebagai berikut:
وَأَخْرَجَ الدَّيْلَمِيُّ عَنِ ابْنِ مَسْعُوْدٍ وَعَلِيٍّ مَرْفُوْعًا فِي قَوْلِهِ: لَوْ أَنْزَلْنَا هَذَا الْقُرْآنَ عَلَى جَبَلٍ إِلَى آخِرِ السُّورَةِ قَالَ: هِيَ رُقْيَةُ الصُّدَاعِ
Diriwayatkan oleh Ad-Dailami dari Ibnu Mas’ud dan Ali secara marfu’ bahwa ayat Lau Anzalna Hadzal Qur’ana ‘Alaa Jabalin… sampai akhir surah (Q.S. Alhasyr [59]: 21-24) itu merupakan obat sakit kepala.
Nabi memberikan resep, ketika kita merasa pusing, bacakan saja empat ayat terakhir dari Q.S. Alhasyr ayat 21-24 di bawah ini:
لَوْ أَنْزَلْنَا هَذَا الْقُرْآنَ عَلَى جَبَلٍ لَرَأَيْتَهُ خَاشِعًا مُتَصَدِّعًا مِنْ خَشْيَةِ اللَّهِ وَتِلْكَ الْأَمْثَالُ نَضْرِبُهَا لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ (21) هُوَ اللَّهُ الَّذِي لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ عَالِمُ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ هُوَ الرَّحْمَنُ الرَّحِيمُ (22) هُوَ اللَّهُ الَّذِي لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْمَلِكُ الْقُدُّوسُ السَّلَامُ الْمُؤْمِنُ الْمُهَيْمِنُ الْعَزِيزُ الْجَبَّارُ الْمُتَكَبِّرُ سُبْحَانَ اللَّهِ عَمَّا يُشْرِكُونَ (23) هُوَ اللَّهُ الْخَالِقُ الْبَارِئُ الْمُصَوِّرُ لَهُ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَى يُسَبِّحُ لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ (24)
Merupakan hadis musalsal
Lalu Imam As-Suyuthi juga mengutip riwayat Al-Khatib Al-Baghdadi. Beliau berkata dalam kitab Tarikh-nya, yang intinya para ulama dalam hadis panjang tersebut menceritakan, bahwa ketika mereka mengaji Alquran kepada guru-guru mereka dan sampai pada ayat Lau Anzalna Hadzal Qur’ana ‘Alaa Jabalin… dst, guru mereka memerintahkan untuk meletakkan tangannya di atas kepala mereka. Kemudian gurunya tersebut berkata:
ضَعْ يَدَكَ عَلَى رَأْسِكَ
“Letakkanlah tanganmu di atas kepalamu”. Lalu sang guru tersebut menceritakan bahwa mereka ketika mengaji sampai ayat ini kepada gurunya diperintahkan hal yang serupa. Demikian seterusnya sampai Ibnu Mas’ud ketika dia membaca sampai ayat tersebut di depan Nabi Muhammad saw., Nabi berkata:
ضَعْ يَدَكَ عَلَى رَأْسِكَ فَإِنَّ جِبْرِيْلَ لَمَّا نَزَلَ بِهَا إِلَيَّ قَالَ لِيْ: ضَعْ يَدَكَ عَلَى رَأْسِكَ فَإِنَّهَا شِفَاءٌ مِنْ كُلِّ دَاءٍ إِلَّا السَّأْمَ وَالسَّأْمُ الْمَوْتُ
“Letakkanlah tanganmu di atas kepalamu. Karena Jibril ketika menurunkan ayat ini kepadaku dia berkata kepadaku: Letakkanlah tanganmu di atas kepalamu. Karena ayat tersebut adalah obat dari setiap penyakit, kecuali as-sa’mu, dan as-sa’mu itu adalah kematian.”
Dalam kajian ilmu hadis, riwayat Al-Baghdadi di atas disebut hadis musalsal, yaitu sebuah hadis yang para perawinya ketika meriwayatkan secara berurutan menetapi suatu sifat atau keadaan tertentu, baik berupa ucapan, perbuatan, atau selainnya.
Syekh Yasin Al-Fadani dalam Al-Ujalah fi Al-Ahadits Al-Musalsalah (h. 94-95) juga meriwayatkan hadis serupa. Beliau memberinya judul dengan al-musalsal bi wadh’i al-yad ‘alar ra’si ‘inda khotmi suratil hasyr (hadis musalsal dengan meletakkan tangan di atas kepala ketika membaca akhir surah Alhasyr).
Bahkan kalau melihat dari dua riwayat di atas, akhir dari surah Alhasyr ini tidak hanya bisa mengobati pusing kepala saja, tapi penyakit lainnya pun bisa, kecuali kematian. Oleh karena itu, jangan ambil pusing saat kepala pusing.
Amalkan saja petunjuk dari Nabi ini dengan kaifiyah (tata cara) yang telah diajarkannya, yaitu dengan membaca Q.S. Alhasyr ayat ke 21-24 sambil meletakkan tangan di atas kepala.
Demikian penjelasan terkait khasiat akhir surah Al-Hasyr, yang merupakan obat pusing atau sakit Kepala Wallahu a’lam.