Meneladani Sahabat Nabi

Meneladani Sahabat Nabi

Banyak yang dapat diteladan dari empat sahabat Nabi dengan membaca kisah mereka.

Syaikh Nawawi, dalam karya terbaik beliau tentang akidah, yakni Fathul Majid, mengutip hadits Nabi yang sangat menarik, “Selain para Nabi, Allah telah memilihkan untukku para sahabat. Mereka berjumlah empat orang, yaitu Abu Bakar, Umar, Utsman, dan Ali.” 

Bagi Syaikh Nawawi,  sahabat Nabi adalah orang yang pernah bertemu dengan Nabi secara fisik dan satu sama lain saling kenal. Jadi kendati bertemu Nabi tapi tidak saling kenal, tidak serta merta disebut sahabat.

Tentang para sahabat beliau, Nabi bersabda, “Sahabatku yang paling penyayang adalah Abu Bakar, yang paling keras dan tegas adalah Umar, yang paling pemalu adalah Utsman, yang paling bijaksana memutuskan hukum adalah Ali.” (HR  Ahmad).

Nama asli Abu Bakar adalah Abdullah bin Abu Quhafah. Saat Nabi berdakwah secara sembunyi-sembunyi, Abu Bakar adalah orang yang pertama masuk Islam dari kalangan sahabat. Dalam sejarah, Abu Bakar adalah satu-satunya sahabat yang pernah menggantikan Nabi jadi imam. 

Beliau juga salah seorang sahabat yang menjadi mertua Nabi. Nabi menikah dengan putri Abu Bakar, yakni Aisyah setelah Khadijah wafat pada 619 Masehi. Abu Bakar juga jadi sahabat yang wafat bukan karena terhunus pedang pada 634 Masehi, berbeda dengan Umar, Utsman, dan Ali.

Sementara Umar adalah satu-satunya sahabat yang ditakuti setan karena ketegasannya. Nabi bersabda, “Sesungguhnya setan lari ketakutan jika bertemu Umar.” (HR  Ibnu Asakir).  Ketegasan Umar, diakui Abdullah bin Mas’ud, “Kami terus merasakan harga diri yang tinggi sejak Umar masuk Islam.” (HR Bukhari).

Umar juga jadi satu-satunya sahabat yang dimimpikan Nabi memiliki istana di surga. Seperti halnya Abu Bakar, Umar juga  jadi mertua Nabi, lewat putrinya Hafshah. Ia meninggal karena dibunuh pada 644 Masehi. Anaknya, Abdullah jadi intelektual muda pada masanya. Sedangkan cucunya, Umar bin Abdul Aziz jadi khalifah masyhur.

Tentang Utsman yang dikenal sebagai sahahat yang pemalu, Nabi bersabda, “Sesungguhnya Utsman adalah seorang pria pemalu.” (HR  Muslim).  Pada kesempatan berbeda, secara retoris,  Nabi juga bersabda tentang Utsman, ”Apakah aku tidak malu pada seseorang yang para malaikat saja malu kepadanya?” (HR  Muslim). 

Utsman  termasuk di antara 10  sahabat Nabi yang dijamin masuk surga. Berbeda dengan Abu Bakar dan Umar yang menjadi mertua Nabi, Utsman justru jadi menantu Nabi dan dijuluki Dzun Nurain ((Pemilik Dua Cahaya) , karena menikahi dua putri Nabi, yakni Ruqayah dan Ummu Kultsum. Utsman wafat karena dibunuh pada 656 Masehi.

Terakhir, Ali bin Abu Thalib. Ayahnya adalah paman Nabi yang sangat sayang kepada beliau. Seperti halnya Utsman, Ali juga adalah menantu Nabi. Karena Ali menikah dengan Fatimah. Dari pernikahan inilah hari ini tersebar keturunan Nabi di seantero jagat. Seperti juga Umar dan Ustman, Ali wafat karena dibunuh pada 661 Masehi.

Banyak yang dapat diteladani dari empat sahabat Nabi dengan membaca kisah mereka dalam buku yang tebal-tebal. Keempat sahabat ini dijamin masuk surga. Semoga dengan meneladani mereka, kita dilimpahi ridha dan cinta-Nya dan dimasukkan ke surga tanpa hisab bersama mereka. Hidup bersama mereka di surga, tentu indah sekali.

Oleh  Syamsul Yakin

KHAZANAH REPUBLIKA