Kasih sayang Allah Ar-Rahman kepada hamba-hamba-Nya termanifestasi dalam bentuk petunjuk paripurna yang telah disampaikan oleh Sang Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam tentang bagaimana menggapai kebahagiaan dunia dan akhirat.
Bahkan, dalam doa yang sejak dulu kita hafalkan dan senantiasa diajarkan dari generasi ke generasi, terdapat permohonan kepada Allah agar diberi karunia kebahagiaan dunia dan akhirat. Hal itu tersebut dalam doa yang dikenal dengan doa sapu jagat.
Ini berdasarkan firman Allah,
فَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَقُولُ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا وَمَا لَهُ فِي الآخِرَةِ مِنْ خَلاقٍ, وَمِنْهُمْ مَنْ يَقُولُ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
“Maka, di antara manusia ada orang yang berdoa, ‘Ya Tuhan kami, berilah kami (kebaikan) di dunia.’ dan tiadalah baginya bahagian (yang menyenangkan) di akhirat. Dan di antara mereka ada orang yang berdoa, ‘Rabbana aatina fid dunya hasanah wa fil akhirati hasanah wa qina ‘adzaban naar.’ [Ya Rabb kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka]’” (QS. Al-Baqarah: 201)
Bac
Zikir pagi dan petang, petunjuk mendapatkan kasih sayang Allah
Di antara petunjuk tersebut adalah ada pada zikir pagi dan petang yang mengandung makna agung nan mulia. Kita selayaknya selalu membasahi bibir dengan lantunan zikir-zikir tersebut sebagai bentuk taqarrub kepada Allah Ta’ala.
Allah Ta’ala berfirman,
فَسُبْحَانَ اللَّهِ حِينَ تُمْسُونَ وَحِينَ تُصْبِحُونَ
“Maka, bertasbihlah kepada Allah di waktu kamu berada di sore hari dan waktu kamu berada di waktu pagi hari.” (QS. Ar-Rum: 17)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
لَأَنْ أَقْعُدَ مَعَ قَوْمٍ يَذْكُرُونَ اللَّهَ تَعَالَى مِنْ صَلَاةِ الْغَدَاةِ، حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ : أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ أَنْ أَعْتِقَ أَرْبَعَةً مِنْ وَلَدِ إِسْمَاعِيلَ ، وَلَأَنْ أَقْعُدَ مَعَ قَوْمٍ يَذْكُرُونَ اللَّهَ مِنْ صَلَاةِ الْعَصْرِ إِلَى أَنْ تَغْرُبَ الشَّمْسُ : أَحَبُّ إِلَيَّ مَنْ أَنْ أَعْتِقَ أَرْبَعَةً
“Aku duduk bersama orang-orang yang berzikir kepada Allah Ta’ala mulai dari (waktu) salat subuh hingga terbit matahari lebih aku cintai daripada memerdekakan empat orang budak dari putra Nabi Isma’il. Dan aku duduk bersama orang-orang yang berzikir kepada Allah Ta’ala mulai dari (waktu) salat asar sampai terbenam matahari lebih aku cintai daripada memerdekakan empat orang budak.” (HR. Abu Dawud: 3667 dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, dihasankan oleh Syekh Al-Albani)
Perintah untuk dilaksanakan, tidak untuk dipertimbangkan
Saudaraku, telah jelas perintah syariat untuk membiasakan zikir pagi dan petang. Karena itu, mari kita membiasakan diri untuk senantiasa melaksanakan semampu kita. Memantapkan niat untuk konsisten melakukan ibadah zikir ini pada waktunya dengan keyakinan bahwa ini adalah perintah Allah Ta’ala dan Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wasallam.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
مَا نَهَيْتُكُمْ عَنْهُ فَاجْتَنِبُوْهُ، وَمَا أَمَرْتُكُمْ بِهِ فَأْتُوا مِنْهُ مَا اسْتَطَعْتُمْ
“Apa saja yang aku larang, maka jauhilah. Dan apa saja yang aku perintahkan, maka kerjakanlah semampu kalian.” (HR. Bukhari, no. 7288 dan Muslim, no. 1337 dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu)
Amalan zikir pagi dan petang merupakan ibadah yang dianjurkan (sunah). Namun demikian, hendaklah kita ketika mengetahui suatu perintah Allah dan Rasul-Nya, tidak memilah-milah apakah hukum mengerjakannya wajib maupun sunah. Akan tetapi, semestinya hal yang pertama kali terbesit dalam pikiran adalah bagaimana mengerjakan perintah tersebut dengan sebaik-baiknya secara ikhlas dan mutaba’ah.
Makna agung dalam untaian zikir pagi dan petang
Apabila kita merenungkan makna dari untaian zikir pagi dan petang sebagaimana diajarkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, maka sungguh kita akan mendapati bahwa setiap kalimat zikir itu mengandung arti yang sangat agung.
Dalam zikir pagi dan petang, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam mengajarkan kita tata cara memuji Allah Ta’ala, memohon ampun, karunia rezeki, perlindungan, dan penjagaan Allah untuk diri dan keluarga, serta segala hal yang sejatinya merupakan kebutuhan kita.
Secara ringkas, mari kita perhatikan setiap makna dari zikir-zikir tersebut.
Memohon perlindungan kepada Allah dengan membaca ayat kursi (dibaca 1x)
اللَّهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ، لاَ تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلاَ نَوْمٌ، لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ، مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلاَّ بِإِذْنِهِ، يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ، وَلَا يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِنْ عِلْمِهِ إِلاَّ بِمَا شَاءَ، وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ، وَلَا يَئُودُهُ حِفْظُهُمَا، وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِي
“Allah, tidak ada ilah (yang berhak disembah), melainkan Dia, yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya). Dia tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa’at di sisi-Nya tanpa seizin-Nya. Dia mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka. Mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah, melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dia tidak merasa berat memelihara keduanya. Dan Dia Mahatinggi lagi Mahabesar.” (QS. Al-Baqarah: 255)
Memohon kecukupan kepada Allah dengan membaca surah Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Nas (masing-masing dibaca 3x)
قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ اللَّهُ الصَّمَدُ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ وَلَمْ يَكُن لَّهُ كُفُوًا أَحَدٌ
“Katakanlah, ‘Dialah Allah, Yang Mahaesa. Allah adalah ilah yang bergantung kepada-Nya segala urusan. Dia tidak beranak dan tiada pula diperanakkan, dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia.” (QS. Al-Ikhlas: 1-4)
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ مِن شَرِّ مَا خَلَقَ وَمِن شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ وَمِن شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ وَمِن شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ
“Katakanlah, ‘Aku berlindung kepada Rabb yang menguasai subuh, dari kejahatan makhluk-Nya, dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dan dari kejahatan-kejahatan wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul, dan dari kejahatan orang yang dengki apabila ia dengki.’” (QS. Al-Falaq: 1-5)
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ مَلِكِ النَّاسِ إِلَهِ النَّاسِ مِن شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسِ مِنَ الْجِنَّةِ وَ النَّاسِ
“Katakanlah, ‘Aku berlindung kepada Rabb manusia, Raja manusia, Sembahan manusia, dari kejahatan (bisikan) setan yang biasa bersembunyi, yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari jin dan manusia.’” (QS. An-Nas: 1-6)
Memohon kebaikan kepada Allah di pagi dan sore hari, terhindar dari rasa malas, terhindar dari kejelekan di masa tua, dan permohonan keselamatan dari siksa kubur (dibaca 1x)
أَصْبَحْنَا وَأَصْبَحَ الْمُلْكُ لِلَّهِ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ، لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ. رَبِّ أَسْأَلُكَ خَيْرَ مَا فِيْ هَذَا الْيَوْمِ وَخَيْرَ مَا بَعْدَهُ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا فِيْ هَذَا الْيَوْمِ وَشَرِّ مَا بَعْدَهُ، رَبِّ أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْكَسَلِ وَسُوْءِ الْكِبَرِ، رَبِّ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابٍ فِي النَّارِ وَعَذَابٍ فِي الْقَبْرِ
“Kami telah memasuki waktu pagi dan kerajaan hanya milik Allah. Segala puji bagi Allah. Tidak ada ilah (yang berhak disembah), kecuali Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya. Milik Allah kerajaan dan bagi-Nya pujian. Dialah Yang Mahakuasa atas segala sesuatu. Wahai Rabbku, aku mohon kepada-Mu kebaikan di hari ini dan kebaikan sesudahnya. Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan hari ini dan kejahatan sesudahnya. Wahai Rabbku, aku berlindung kepada-Mu dari kemalasan dan kejelekan di hari tua. Wahai Rabbku, aku berlindung kepada-Mu dari siksaan di neraka dan siksaan di alam kubur.” (HR. Muslim no. 2723)
Pujian bagi Allah Ta’ala dalam kalimat (dibaca 1x)
اَللَّهُمَّ بِكَ أَصْبَحْنَا، وَبِكَ أَمْسَيْنَا، وَبِكَ نَحْيَا، وَبِكَ نَمُوْتُ وَإِلَيْكَ النُّشُوْرُ
“Ya Allah, dengan rahmat dan pertolongan-Mu kami memasuki waktu pagi, dan dengan rahmat dan pertolongan-Mu kami memasuki waktu petang. Dengan rahmat dan pertolongan-Mu kami hidup dan dengan kehendak-Mu kami mati. Dan kepada-Mu kebangkitan (bagi semua makhluk).” (HR. Tirmidzi no. 3391 dan Abu Daud no. 5068)
Sayyidul Istighfar (dibaca 1x)
اَللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّيْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ، خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ، وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ فَاغْفِرْ لِيْ فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلاَّ أَنْتَ
“Ya Allah, Engkau adalah Rabbku. Tidak ada ilah yang berhak disembah, kecuali Engkau. Engkaulah yang menciptakanku. Aku adalah hamba-Mu. Aku akan setia pada perjanjianku pada-Mu (yaitu aku akan men-tauhid-kan-Mu) semampuku dan aku yakin akan janji-Mu (berupa surga untukku). Aku berlindung kepada-Mu dari kejelekan yang kuperbuat. Aku mengakui nikmat-Mu kepadaku dan aku mengakui dosaku. Oleh karena itu, ampunilah aku. Sesungguhnya tiada yang mengampuni dosa, kecuali Engkau.” (HR. Bukhari no. 6306)
Permohonan agar dibebaskan dari siksa neraka dengan doa (dibaca 4x)
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَصْبَحْتُ أُشْهِدُكَ وَأُشْهِدُ حَمَلَةَ عَرْشِكَ، وَمَلاَئِكَتَكَ وَجَمِي خَلْقِكَ، أَنَّكَ أَنْتَ اللهُ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ وَحْدَكَ لاَ شَرِيْكَ لَكَ، وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُكَ وَرَسُوْلُكَ
“Ya Allah, sesungguhnya aku di waktu pagi ini mempersaksikan Engkau. Aku mempersaksikan malaikat yang memikul ‘arys-Mu. Aku mempersaksikan malaikat-malaikat-Mu dan seluruh makhluk-Mu. Bahwa sesungguhnya Engkau adalah Allah. Tiada ilah yang berhak disembah, kecuali Engkau semata. Tiada sekutu bagi-Mu dan sesungguhnya Muhammad adalah hamba dan utusan-Mu.” (HR. Abu Daud no. 5069)
Permohonan perlindungan dan keselamatan atas agama, dunia, keluarga, serta harta melalui doa (dibaca 1x)
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي الدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ، اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي دِيْنِيْ وَدُنْيَايَ وَأَهْلِيْ وَمَالِيْ اللَّهُمَّ اسْتُرْ عَوْرَاتِى وَآمِنْ رَوْعَاتِى. اَللَّهُمَّ احْفَظْنِيْ مِنْ بَيْنِ يَدَيَّ، وَمِنْ خَلْفِيْ، وَعَنْ يَمِيْنِيْ وَعَنْ شِمَالِيْ، وَمِنْ فَوْقِيْ، وَأَعُوْذُ بِعَظَمَتِكَ أَنْ أُغْتَالَ مِنْ تَحْتِيْ
“Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kebajikan dan keselamatan di dunia dan akhirat. Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kebajikan dan keselamatan dalam agama, dunia, keluarga, dan hartaku. Ya Allah, tutupilah auratku (aib dan sesuatu yang tidak layak dilihat orang) dan tenteramkanlah aku dari rasa takut. Ya Allah, peliharalah aku dari muka, belakang, kanan, kiri, dan atasku. Aku berlindung dengan kebesaran-Mu, agar aku tidak disambar dari bawahku (oleh ular atau tenggelam dalam bumi dan lain-lain yang membuat aku jatuh).” (HR. Abu Daud no. 5074 dan Ibnu Majah no. 3871)
Pujian bagi Allah (dibaca 1x)
اَللَّهُمَّ عَالِمَ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَاطِرَ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ، رَبَّ كُلِّ شَيْءٍ وَمَلِيْكَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ نَفْسِيْ، وَمِنْ شَرِّ الشَّيْطَانِ وَشِرْكِهِ، وَأَنْ أَقْتَرِفَ عَلَى نَفْسِيْ سُوْءًا أَوْ أَجُرَّهُ إِلَى مُسْلِمٍ
“Ya Allah, Yang Mahamengetahui yang gaib dan yang nyata. Wahai Rabb pencipta langit dan bumi, Rabb segala sesuatu dan yang merajainya. Aku bersaksi bahwa tidak ada ilah yang berhak disembah, kecuali Engkau. Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan diriku, setan, dan balatentaranya (godaan untuk berbuat syirik pada Allah), dan aku (berlindung kepada-Mu) dari berbuat kejelekan terhadap diriku atau menyeretnya kepada seorang muslim.” (HR. Tirmidzi no. 3392 dan Abu Daud no. 5067)
Permohonan agar dilindungi dari bahaya yang datang secara tiba-tiba (dibaca 3x)
بِسْمِ اللَّهِ الَّذِى لاَ يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَىْءٌ فِى الأَرْضِ وَلاَ فِى السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
“Dengan nama Allah yang bila disebut, segala sesuatu di bumi dan langit tidak akan berbahaya. Dialah Yang Mahamendengar lagi Mahengetahui.” (HR. Abu Daud no. 5088, 5089, Tirmidzi no. 3388, dan Ibnu Majah no. 3869)
Memohon rida Allah Ta’ala (dibaca 3x)
رَضِيْتُ بِاللهِ رَبًّا، وَبِاْلإِسْلاَمِ دِيْنًا، وَبِمُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَبِيًّا
“Aku rida Allah sebagai Rabb, Islam sebagai agama dan Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam sebagai nabi.” (HR. Abu Daud no. 5072, Tirmidzi no. 3389)
Memohon agar senantiasa mendapatkan petunjuk dalam segala aktivitas (dibaca 1x)
يَا حَيُّ يَا قَيُّوْمُ بِرَحْمَتِكَ أَسْتَغِيْثُ، وَأَصْلِحْ لِيْ شَأْنِيْ كُلَّهُ وَلاَ تَكِلْنِيْ إِلَى نَفْسِيْ طَرْفَةَ عَيْنٍ أَبَدًا
“Wahai Rabb Yang Mahahidup, wahai Rabb Yang berdiri sendiri (tidak butuh segala sesuatu), dengan rahmat-Mu aku minta pertolongan, perbaikilah segala urusanku dan jangan diserahkan kepadaku sekali pun sekejap mata (tanpa mendapat pertolongan dariMu).” (HR. Ibnu As-Sunni, An-Nasai, Al-Bazzar dan Al -Hakim)
Memohon agar diberikan keistikamahan dalam beribadah kepada Allah Ta’ala dan terhindar dari kesyirikan (dibaca 1x)
أَصْبَحْنَا عَلَى فِطْرَةِ اْلإِسْلاَمِ وَعَلَى كَلِمَةِ اْلإِخْلاَصِ، وَعَلَى دِيْنِ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَعَلَى مِلَّةِ أَبِيْنَا إِبْرَاهِيْمَ، حَنِيْفًا مُسْلِمًا وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ
“Di waktu pagi kami memegang agama Islam, kalimat ikhlas (kalimat syahadat), agama Nabi kami Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, dan agama bapak kami Ibrahim, yang berdiri di atas jalan yang lurus, muslim, dan tidak tergolong orang-orang musyrik.” (HR. Ahmad (3: 406))
Pujian bagi Allah Ta’ala (dibaca 10x)
سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ
“Tidak ada ilah yang berhak disembah, selain Allah semata. Tidak ada sekutu bagiNya. Bagi-Nya kerajaan dan segala pujian. Dialah yang berkuasa atas segala sesuatu.” (HR. Muslim no. 2692)
Mendapatkan 10 kebaikan, dan dihapuskan 10 kesalahan (dosa) (dibaca 10x)
لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ
“Tidak ada ilah yang berhak disembah, selain Allah semata, tidak ada sekutu bagiNya. Bagi-Nya kerajaan dan segala pujian. Dialah yang berkuasa atas segala sesuatu.” (HR. An-Nasai, 6: 10)
Pujian bagi Allah (dibaca 100x)
لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ
“Tidak ada ilah yang berhak disembah, selain Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya. Milik Allah kerajaan dan segala pujian. Dialah yang berkuasa atas segala sesuatu.” (HR. Bukhari no. 3293 dan Muslim no. 2691)
Pujian bagi Allah (dibaca 3x)
سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ: عَدَدَ خَلْقِهِ، وَرِضَا نَفْسِهِ، وَزِنَةَ عَرْشِهِ وَمِدَادَ كَلِمَاتِهِ
“Maha Suci Allah, aku memujiNya sebanyak makhluk-Nya, sejauh kerelaan-Nya, seberat timbangan ‘arsy-Nya dan sebanyak tinta tulisan kalimat-Nya.” (HR. Muslim no. 2726)
Permohonan agar mendapatkan ilmu, rezeki, dan amalan yang diterima (dibaca 1x)
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَرِزْقًا طَيِّبًا، وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً
“Ya Allah, sungguh aku memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat (bagi diriku dan orang lain), rezeki yang halal, dan amal yang diterima (di sisi-Mu dan mendapatkan ganjaran yang baik).” (HR. Ibnu Majah no. 925 dan Ahmad 6: 305, 322)
Kalimat tobat (dibaca 100x)
أَسْتَغْفِرُ اللهَ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ
“Aku memohon ampun kepada Allah dan bertobat kepada-Nya.” (HR. Bukhari no. 6307 dan Muslim no. 2702)
Tekad untuk istikamah dalam zikir pagi dan petang
Saudaraku, ada lebih kurang 18 jenis zikir pagi dan petang yang dapat kita praktekkan di waktu pagi dan petang sesuai dengan petunjuk Baginda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.
Mari kita renungan makna zikir-zikir ini secara lebih mendalam. Kita lazimkan untuk mengamalkannya secara konsisten setiap pagi dan sore hari. Serta, kita memohon kepada Allah Ta’ala agar diberikan kemudahan untuk melaksanakan segala amal kebaikan ini.
Semoga Allah Ta’ala senantiasa melimpahkan anugerah keistikamahan kepada kita untuk terus melakukan hal-hal yang baik sebagaimana yang diperintahkan oleh Allah Ta’ala sesuai dengan petunjuk Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wasallam, serta selalu kuat dalam menghadapi godaan nafsu dan setan yang senantiasa mendorong diri ini untuk bermaksiat kepada Allah Ta’ala. Wal iyadzu billah.
Penulis: Fauzan Hidayat
© 2022 muslim.or.id
Sumber: https://muslim.or.id/79263-merutinkan-dzikir-pagi-dan-petang.html