Hati-hati dengan Sakit Jiwa, Benahi Hati dengan Berdzikir

Hati-hati dengan Sakit Jiwa, Benahi Hati dengan Berdzikir

Jangan sepelekan penyakit mental. Kesehatan mental juga sepenting Kesehatan fisik manusia. Jika gangguan mental terus dibiarkan tanpa penanganan yang baik dapat berkembang menjadi kondisi yang disebut sakit jiwa. Penyebabnya memang sangat beragam bisa karena genetic hingga persoalan sosial, ekonomi dan kehidupan yang dialaminya.

Sakit jiwa muncul sebagai ganguan mental yang ditandai dengan gejala suasana hati, pola pikir hingga perilaku yang di luar nalar manusia. Sering mengalami perubahan mood drastic, takut berlebihan, emosi dan amarah yang tak terkendali dan selalu mengalami delusi.

Kecemasan yang ekstrem terkadang menjadi penyebab utama karena ketidakmampuan mengelola emosi ketika mendapatkan hal tidak terduga dan tidak menyenangkan atau dikenal depresi. Terdapat fakta dari data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bahwa diperkirakan 280 juta orang atau sekitar 5% dari penduduk di seluruh dunia menderita depresi. Seseorang yang mengalami depresi akan merasakan gejala yang dirasakan, seperti perasaan hampa, gelisah, putus asa, tak berdaya, cemas dan kehilangan minat serta aktivitas. Bahkan untuk gangguan terburuknya akan mampu mengganggu kemampuan seseorang untuk berfungsi normal.

Tingkat depresi akut biasanya bersumber dari masalah ekonomi dan pengkhianatan. Depresi tingkat berat ini biasanya akan mampu mendorong seseorang untuk melakukan tindakan bunuh diri karena, banyak dari pelaku bunuh diri merasa sendiri sehingga sebagian besar dari mereka sudah terlalu muak dengan kehidupan yang mereka jalani. Bagaimana mengobati?

Di samping perawatan dokter dan dukungan keluarga dan lingkungan, gangguan jiwa seperti depresi membutuhkan kekuatan yang di luar batas dirinya. Percaya kepada adanya Sang Pencipta akan membuat mereka tidak merasa sendiri karena dalam peribadatan yang mereka lakukan untuk bertemu dengan Allah mereka akan bisa mengeluarkan semua isi hati dan permasalahan yang sedang dilanda.

Pikiran positif dan optimis lahir dari perasaan tidak sendiri. Apa yang terjadi dianggap bagian dari rencana Tuhan karena Allah Maha Mengetahui apa yang terbaik untuk kehidupan umat  manusia. Di situlah kunci mengingat Allah untuk meredakan depresi dan menciptakan suasana hati yang tenang dan tentram.

Allah SWT berfirman dalam QS. Ar-rad ayat 28, “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.”

Prof. Quraish Shihab dalam tafsirnya menjelaskan bahwa umat muslim akan selalu kembali kepada Allah dan menyambut kebenaran. Itulah mereka orang yang beriman. Mengingat Allah dengan membaca al-Qur’an dan berdzikir akan membuat hati mereka tenang. Hati menusia akan bisa tenang dengan cara mengingat dan merenungkan kebesaran dan kemahakuasaan Allah dengan selalu mengharapkan keridhaan-Nya.

Dengan kepasrahan yang dimiliki orang beriman kepada Allah sebagai Pengatur Kehidupan, seseorang akan mampu menghilangkan depresi pada dirinya. Karena esensi sikap percaya kepada Sang Pengatur Kehidupan akan mampu membangkitkan tujuan dan kepuasan pada diri manusia.

Rasa iman kepada Allah akan mampu mengatasi kesulitan psikologis, namun tetap jika seseorang memiliki tingkat depresi yang berat, pastinya bantuan dari Dokter psikolog juga merupakan upaya ikhtiar yang perlu dilakukan seperti apa yang diajarkan Rasulullah sebagai penyampai wahyu Allah. Mengatasi kesulitan psikologis dapat dibantu dengan memiliki iman yang kuat kepada Allah SWT, sementara menerima perhatian medis bagian dari ikhtiar sebagaimana yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW.

Seorang psikolog memiliki peran untuk mencarikan solusi dari permasalahan atau penyebab seseorang mengalami depresi dengan beberapa cara seperti psikotes yang  bertujuan untuk memeriksa dan menilai sejauh mana masalah yang telah penderita hadapi. Selanjutnya, cara konseling sebagai tindakan yang bisa dilakukan oleh seorang psikolog untuk menangani masalah kesehatan mental seseorang. Tindakan psikoterapi atau konseling dapat dilakukan secara individual maupun berkelompok.

Tidak berarti orang yang mengalami depresi memiliki iman yang lemah atau tidak percaya atas kuasa Allah. Alasannya, depresi merupakan gangguan biokimia yang dapat mempengaruhi siapa saja terlepas dari keyakinan mereka. Namun dengan adanya keterlibatan iman yang kuat akan membuat seseorang merasa terlindungi atas kejadian yang menyebabkan depresi.

Iman yang kuat ditandai dengan rasa dan pikiran akan kehadiran Tuhan dalam diri manusia baik sepi maupun ramai. Keimanan kokoh ini dapat membantu manusia mengalami kerasnya kehidupan yang mudah berubah dan tidak selalu sesuai keinginan manusia. Di situlah, merasa dekat dan ada Tuhan menjadi jawaban penting untuk tidak jatuh dalam putus asa, depresi dan delusi.

ISLAMKAFFAH