Berikut hikmah Isra Mi’raj terjadi malam hari. Sebagaimana yang telah kita ketahui bersama bahwasanya Isra Mi’raj ini dijalani oleh Rasulullah SAW pada malam hari, fenomena ini diabadikan dalam Al-Quran surat Al-Isra’ ayat 1. Allah SWT berfirman:
سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَى بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ ءَايَاتِنَا إِنَّه هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِير
“Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat”. (QS. Al-Isra`: 1).
Hikmah Isra Mi’raj Terjadi Malam Hari
Kira-kira Mengapa fenomena penting ini dilakukan di malam hari, Apakah ada hikmah tersendiri di balik hal tersebut?
Menurut Imam Jalaluddin Al-Suyuthi dalam karya khusus mengenai Isra Mi’raj, pada kitabnya yang berjudul Al-Isra Wa Al-Mi’raj beliau mengutip pandangannya Ibnu Munir dan Ibnu Dihyah terkait hikmah Isra Mi’raj terjadi malam hari.
Dituliskan sebagaimana redaksi berikut;
قال ابن المنير إنما كان الاسراء ليلا لأنه وقت الخلوة والاختصاص عرفا ولأنه وقت الصلاة التي كانت مفروضة عليه في قوله تعالى قم الليل وليكون أبلغ للمؤمن في الايمان بالغيب وفتنة للكافر ولأن الليل محل الاجتماع بالأحباب
Ibnul Munir berkata : Sesungguhnya terjadinya isra pada malam hari dikarenakan biasanya malam adalah waktu kholwat (menyendiri untuk beribadah) dan waktu pengkhususan, dan dikarenakan waktu malam adalah waktu sholat yang difardhukan kepada beliau dalam firman-Nya;
“Bangunlah (untuk sholat) di malam hari . Dan agar orang mukmin lebih mempercayai atau mengimani perkara ghaib dan menjadi fitnah untuk orang kafir. Dan karena malam adalah waktu berkumpulnya para kekasih.
قال ابن دحية ولإبطال قول الفلاسفة إن الظلمة من شأنها الاهانة والشر وكيف يقولون ذلك مع أن الله تعالى أكرم أقواما في الليل بأنواع الكرامات كقوله في قصة إبراهيم فلما جنّ عليه الليل وفي لوط فأسر بأهلك بقطع من الليل وفي موسى وواعدنا موسى ثلاثين ليلة وناجاه ليلا وأمره بإخراج قومه ليلا في قوله فأسر بعبادي ليلا. واستجابة دعاء يعقوب فيه وهو المراد في قوله سوف أستغفر لكم ربي.
Ibnu Dahyah berkata : dan untuk menolak pendapat filosof yang mengatakan bahwa malam termasuk keadaannya adalah kehinaan dan keburukan, bagaimana mereka bisa berkata seperti itu padahal sesungguhnya Allah ta’ala telah memuliakan beberapa kaum di malam hari dengan beberapa kemuliaan sebagaimana firman-Nya dalam kisah Nabi Ibrahim:
” Ketika malam telah gelap “. (Al-an’am 76). Lebih lanjut dalam kisahnya Nabi luth: ” Maka pergilah kamu di akhir malam dengan membawa keluargamu “. (Al-hijr 65).
Dalam kisahnya Nabi Musa : ” Dan telah Kami janjikan kepada Musa (memberikan Taurat) sesudah berlalu waktu tiga puluh malam “. (Al-a’raf 142). Allah menyelamatkan Nabi Musa di malam hari dan mengeluarkan kaumnya di malam hari dalam firman-Nya:
“Maka berjalanlah kamu dengan membawa hamba-hamba-Ku pada malam hari”. (Al-dukhon 23). Dan dikabulkannya doa Nabi Ya’qub, sebagaimana yg termaktub dalam Firman-Nya “Aku (Yusuf: 98)
Demikianlah hikmah mengapa Isra Mi’raj ini dilakukan terjadi malam hari, keterangan ini disarikan dari kitab yang berjudul Al-Isra Wa Al-Mi’raj, halaman 59, karya Imam Al-Suyuthi. Wallahu a’lam bi al-shawab.