Kenapa dinamakan bulan Syakban? Kenapa bukan nama-nama yang lain saja? Apa alasan di dalamnya. Berikut akan penulis jelaskan alasan dari penamaan tersebut perspektif Islam.
Salah satu bulan yang sangat dimuliakan dalam Islam adalah bulan Syakban. Bulan di mana keberkahan di dalamnya sangat banyak. Kebaikan melimpah. Doa-doa yang dipanjatkan akan diterima oleh Allah. Ketaatan memiliki nilai pahala yang dilipatgandakan.
Bulan Syakban juga bulan yang bergandengan dengan Ramadhan. Maka, siapa saja yang berhasil menjalankan bulan Syakban dengan sempurna, menunjukkan bahwa ia akan berhasil ketika menjalankan ibadah di bulan Ramadhan. Lantas, kenapa disebut dengan Syakban?
Sayyid Muhammad bin Alawi bin Abbas al-Maliki al-Makki al-Hasani dalam kitabnya membahas panjang lebar perihal bulan Syakban, termasuk alasan di balik penamaan tersebut. Menurutnya, kata Syakban dibentuk dari lafal Sya’aba, yang memiliki makna bercabang.
Artinya, semua perbuatan yang dilakukan pada bulan tersebut memiliki nilai yang sangat banyak. Oleh karena itu, para ulama memiliki pandangan beragam dalam mengartikan nama bulan tersebut.
Di antaranya adalah karena di dalam bulan Syakban terdapat kebaikan yang sangat banyak. Ada juga yang mengatakan bahwa dinamakan bulan Syakban karena bulan ini menjadi salah satu waktu mulia untuk melakukan kebaikan. Ada juga yang mengatakan karena pada bulan ini Allah menghilangkan kesedihan dalam hati umat Islam,
وسمي شعبان: لأنه يتشعب منه خير كثير. وقيل طريق للخير. وقيل الجبر، فيجبر الله فيه كسر القلوب
“Dinamakan bulan Syakban karena di dalamnya terdaat kebaikan yang sangat banyak. Dikatakan juga, karena menjadi bulan untuk meraih kebaikan. Dikatakan juga, karena menjadi penutup, yaitu mengobati hati orang-orang yang sedang gelisah.” (Sayyid Muhammad, Madza fi as-Syakban, [Darul Ilmi asy-Syarif, cetakan pertama: 1424 H], halaman 5).
Berbeda dengan pendapat di atas, Syekh Badruddin al-Aini dalam kitabnya mengatakan bahwa Syakban memiliki arti tampak/terang, karena setelah bulan ini tampak bulan yang sangat agung, yaitu Ramadhan.
Ada juga yang mengartikan bahwa Syakban memiliki arti terpecah belah. Sebab, pada bulan ini orang-orang zaman dahulu berpecah belah untuk mencari air, karena sudah berada pada musim kemarau. (Syekh Badruddin, Umdatul Qari Syarh Sahihi al-Bukhari, [Shamela: 2006], juz XVII, halaman 49).
Kendati demikian, yang paling diunggulkan dari semua pendapat tersebut adalah yang mengatakan bahwa alasan di balik penamaan dengan Syakban karena di dalamnya terdapat banyak cabang kebaikan yang Allah berikan kepada makhluk, serta melipatgandakan ibadah dan kebajikan yang dilakukan di dalamnya.
Hal itu dikarenakan banyak peristiwa-peristiwa luar biasa yang terjadi pada bulan ini, di antaranya; (1) peralihan arah kiblat dari Masjidil Aqsha ke Masjidil Haram; (2) bulan istimewa bagi Rasulullah; (3) menjadi bulan Al-Qur’an; dan (4) penetapan dan penentuan catatan takdir.
Dari beberapa penjelasan di atas, sangat jelas bahwa di dalam bulan Syakban terdapat banyak kebaikan dan kemuliaan yang hanya dikhususkan pada bulan ini. Maka, sangat beruntung orang yang bisa memanen banyak pahala dengan giat beribadah dan melakukan kebajikan.
Demikian penjelasan perihal alasan kenapa dinamakan bulan Syakban. Semoga bisa menjadi penyemangat untuk terus meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan kepada Allah di bulan ini. Wallahu a’lam.