Sejarah dan Keutamaan Nisfu Sya’ban Beserta Amalannya

Sejarah dan Keutamaan Nisfu Sya’ban Beserta Amalannya

Bulan Sya’ban merupakan salah satu bulan yang dimuliakan Allah, sehingga Nabi Muhammad mencontohkan kepada umatnya untuk meningkatkan amalan ibadahnya pada bulan ini, terutama pada malam Nisfu Sya’ban. Alasannya, terdapat beberapa keutamaan malam nisfu Sya’ban melebihi hari-hari yang lain pada bulan yang sama.

Terdapat beberapa hadist Rasulullah yang menunjukkan keutamaan malam Nisfu Sya’ban, salah satunya, pada malam Nisfu Sya’ban Allah mengampuni seluruh makhluk-Nya kecuali orang yang menyekutukan Allah dan orang yang bermusuhan.

Diriwayatkan oleh Abu Musa al-Asy’ari Ra. bahwa Rasulullah Saw. Bersabda, “Sesungguhnya Allah pada malam Nishfu Sya’ban mengawasi seluruh makhlukNya dan mengampuni semuanya kecuali orang musyrik atau orang yang bermusuhan.” (HR. Ibnu Majah).

Sejarah peringatan malam Nisfu Sya’ban

Al-Imam Al-Qasthalani menjelaskan awal mula adanya peringatan malam Nisfu Syaban dalam kitabnya Al-Mawahib Al-Laduniyah, kala itu Tabi’in tanah Syam seperti Khalid bin Ma’dan dan Makhul, mereka bersungguh-sungguh dalam beribadah pada malam Nisfu Sya’ban. Dari mereka inilah orang-orang kemudian ikut mengagungkan malam Nisfu Syaban.

Dikatakan bahwa telah sampai kepada mereka atsar israiliyat (kabar atau cerita yang bersumber dari ahli kitab, Yahudi dan Nasrani yang telah masuk Islam) tentang hal tersebut.

Lantas, ketika perayaan malam Nisfu Sya’ban dilakukan banyak kalangan, orang-orang yang memiliki pandangan yang berbeda mulai menanggapinya. Sebagian ada yang menerima dan sebagian lagi tidak bisa menerima. Mereka yang mengingkari mayoritas ulama Hijaz.

Pandangan  Abdurrahman bin Zaid bin Aslam dari kalangan fuqaha’ Madinah juga mengemukakan pendapat bahwa perayaan malam Nisfu Sya’ban seluruhnya adalah bid’ah disusul pendapat Ashab Maliki yang juga mangaminkan pendapat tersebut. Peringatan malam Nisfu Syaban yang kini diamalkan dasarnya adalah mengikuti perbuatan segolongan ulama Tabi’in negeri Syam atau kini dikenal dengan negara Suriah.

Kapan Jatuhnya Malam Nisfu Sya’ban?

Malam Nisfu Syaban jatuh pada tanggal 15 Syaban atau pertengahan bulan Syaban di kalender Islam. Tepatnya, di tahun 2023, malam Nisfu Syaban akan jatuh di hari Rabu, 8 Maret 2023. Artinya malam ini merupakan malam yang istimewa bagi umat muslim.

Akan banyak keutamaan yang dikaruniakan kepada manusia mala mini, salah satunya bahwa Allah SWT akan menghapuskan segala dosa-dosa hamba-Nya yang memohon ampunan. Sehingga, malam ini pun juga disebut sebagai malam pengampunan. Di malam ini pula diyakini bahwa catatan amal setiap manusia akan dikirim atau dilaporkan kepada Allah SWT.

Amalan sunnah yang dilakukan pada malam Nisfu Sya’ban

Pertama, membaca surat Yasin sebanyak tiga kali.

Dengan mambaca surat Yasin sebanyak tiga kali di malam istimewa ini akan mampu membawa keberkahan bagi pembacanya. Untuk bacaan yang pertama, niatkan untuk memohon panjangkan umur dalam kondisi yang taat dan patuh kepada Allah SWT. Bacaan kedua, niatkan untuk menolak bala. Dan bacaan ketiga niatkan untuk meminta kekayaan dan kecukupan selama masih hidup di dunia.

Kedua, melakukan shalat sunnah.

Sholat sunnah yang dianjurkan untuk menunaikan shalat sunnah, seperti shalat taubat, shalat hajat, dan shalat tasbih.

Ketiga, memperbanyak doa, istigfar, dan dzikir.

Di malam Nisfu Syaban, umat muslim dianjurkan untuk memperbanyak doa dan istigfar. Pasalnya, manusia tak ada manusia yang luput dari dosa. Sedangkan pada malam istimewa diyakini Allah SWT akan mengampuni dosa-dosa hamba-Nya yang memohon ampunan kepada-Nya.

Doa yang bisa dipanjatkan yang tertuang dalam karya Mufti Betawi Sayyid Utsman bin Yahya dalam Kitab Maslakul Akyar, sebagai berikut, “Allahumma ya dzal manni wa la yumannu ‘alaik, ya dzal jalali wal ikram, ya dzat thawli wal in’am, la ilaha illa anta zhahral lajin wa jaral mustajirin wa ma’manal kha’ifin. Allahumma in kunta katabtani ‘indaka fî ummil kitabi syaqiyyan aw mahruman aw muqtarran ‘alayya fir rizqi, famhullahumma fî ummil kitabi syaqawati wa hirmani waqtitara rizqi, waktubni ‘indaka sa’idan marzuqan muwaffaqan lil khairat. Fa innaka qulta wa qawlukal haqqu fî kitâbikal munzal ‘alâ lisâni nabiyyikal mursal, “yamhullâhu mâ yasyâ’u wa yutsbitu, wa ‘indahû ummul kitâb” wa shallallâhu ‘alâ sayyidinâ muhammad wa alâ âlihî wa shahbihî wa sallama, walhamdu lillâhi rabbil ‘alamîn.”

Artinya adalah, “Wahai Tuhanku yang maha pemberi, engkau tidak diberi. Wahai Tuhan pemilik kebesaran dan kemuliaan. Wahai Tuhan pemberi segala kekayaan dan segala nikmat. Tiada Tuhan selain Engkau, kekuatan orang-orang yang meminta pertolongan, lindungan orang-orang yang mencari perlindungan, dan tempat aman orang-orang yang takut. Tuhanku, jika Kau mencatatku di sisi-Mu pada Lauh Mahfuzh sebagai orang celaka, sial, atau orang yang sempit rezeki, maka hapuskanlah di Lauh Mahfuzh kecelakaan, kesialan, dan kesempitan rezekiku.”

Selain doa juga pentingnya manusia untuk memperbanyak dzikir dengan mengucapkan takbir dan tahmid sebanyak 100 kali. Lalu dilanjutkan dengan shalawat Nabi 100 kali dan dzikir lainnya kepada Allah SWT.

ISLAMKAFFAH