Mari pada kesempatan kali ini kita gali hikmah-hikmah yang terkandung di balik adanya peristiwa diturunkannya Al-Quran, atau yang kita kenal dengan istilah Nuzulul Quran. Karenanya, pada kesempatan ini kami akan menulis kultum Ramadhan dengan teman, “Kultum Nuzulul Quran: Sejarah Diturunkannya Al-Quran.”
Pembaca yang budiman!
Bulan Ramadhan merupakan saat yang tepat untuk membahas sejarah tentang waktu diturunkannya Al-Quran. Sebab, Allah menurunkan mukjizat yang satu ini pada Nabi Muhammad bertepatan dengan bulan Ramadhan.
Berkaitan dengan hal ini, Allah Swt berfirman dalam Al-Quran:
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدىً لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ
Artinya, “Bulan Ramadhan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Quran, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan yang batil).” (QS. Al-Baqarah [2]: 185).
Sebagaimana yang telah kita ketahui bersama, bahwa Al-Quran merupakan mu’jizat paling sempurna yang Allah Swt turunkan kepada Nabi Muhammad Saw. Dengan Al-Quran, kita semua bisa tahu hakikat hidup yang benar, dan dengan Al-Quran pula kita bisa menjadi hamba yang selamat di dunia dan akhirat.
Syekh Dr. Wahbah bin Musthafa az-Zuhaili dalam salah satu karya tafsirnya yang berjudul Tafsir al-Munir fil Aqidah wasy Syari’ah wal Manhaj, mengatakan alasan di balik peristiwa nuzulul quran terjadi pada bulan Ramadhan. Ia menyebutkan bahwa hikmah dari semua itu adalah untuk menunjukkan kemuliaan dan keagungan Al-Quran.
Al-Quran merupakan kitab yang sangat agung melebihi kitab suci lainnya. Karenanya, kitab suci ini diturunkan kepada rasul-Nya bertepatan dengan bulan yang sangat agung juga, yaitu bulan Ramadhan, di malam yang sangat mulia, yaitu malam lailatul qadar.
Pembaca yang budiman!
Proses diturunkannya Al-Quran tidak sama dengan kitab suci yang lainnya, seperti Taurat, Zabur, dan Injil. Allah menurunkan tiga kitab suci tersebut secara langsung dan menyeluruh, berbeda dengan Al-Quran, Allah menurunkannya dengan cara bertahap, sesuai dengan kebutuhan umat Islam saat itu, dan proses diturunkannya Al-Quran dari awal hingga selesai terjadi selama 13 tahun.
Hikmah yang bisa kira raih dari adanya penurunan Al-Quran secara bertahap adalah agar kita bisa belajar Islam dengan cara sedikit demi sedikit dan hari demi hari (little by little and day by day). Sebab, seandainya Al-Quran itu diturunkan secara langsung semuanya, maka kita akan kesulitan dan merasa terbebani dengan semua aturan yang ada di dalamnya.
Karena itu, diturunkannya Al-Quran dengan cara yang bertahap ini harus benar-benar kita syukuri bersama, karena telah menjadikan umat Islam terdahulu bisa menerima Islam dengan lapang dada dan senang hati.
Berkaitan dengan hal ini, Sulthanul Auliya’ Syekh ‘Abdul Qadir Al-Jailani, dalam karyanya, Al-Ghuniah li Thalibi Thariqil Haq berpendapat bahwa yang lebih baik adalah Al-Qur’an yang diturunkan secara bertahap daripada kitab sebelumnya yang diturunkan secara spontan:
أَنَّ اللهَ أَنْزَلَ الْكِتَابَ جُمْلَةً وَاحِدَةً وَأَنْزَلَ الْفُرْقَانَ مُتَفَرِّقًا. فَقِيْلَ أَيُّهُمَا أَحْسَنُ نُزُوْلًا؟ اَلْقُرْأَنُ أَحْسَنُ
Artinya, “Sungguh, Allah menurunkan Kitab (sebelum Al-Qur’an) satu kali secara keseluruhan, dan menurunkan Al-Furqan (Al-Qur’an) secara terpisah. Maka, jika ditanyakan: di mana yang lebih baik turunnya? (Maka jawabannya) Al-Qur’an lebih baik.”
Pembaca yang budiman!
Hal ini harus menjadi perhatian dan contoh bagi kita semua dalam mengajak orang lain yang baru mengenal Islam, agar tidak memaksa dan membebani mereka dengan semua aturan-aturan yang ada dalam Islam itu sendiri.
Mengajak pada kebaikan harus dengan cara bertahap sebagaimana proses nuzulul quran. Ini menjadi lebih membekas kepada orang lain, karena jika secara langsung dan memaksa, bisa dipastikan orang lain akan menilai Islam dengan penuh kebencian.
Demikian kultum Nuzulul Quran pada bulan Ramadhan ini. Semoga dengan adanya kultum ini bisa menumbuhkan cinta kita kepada Al-Quran, dan bisa lebih istiqamah lagi dalam membaca dan berpegang teguh pada ajaran di dalamnya. Wallahu a’lam.