Berikut ini adalah penjelasan mengenai beberapa hadist anjuran mencium hajar aswad. Masjidil Haram memiliki daya tarik yang amat besar, hal itu dapat dibuktikan dengan jutaan jamaah haji yang berduyun-duyun untuk selalu bisa memanfaatkan setiap area lokasi yang ada di sekitar masjidil haram, tak terkecuali hajar aswad.
Mereka jamaah haji akan berusah kuat untuk dapat mencium atau hanya sekedar mengusap batu yang berasal dari surga tersebut. Dan acap kali beberapa masyarakat kita bertanya adakah dalil yang mendasari atas anjuran atau mengusap hajar aswad. Berikut ini penjelasannya!.
Sekilas Sejarah Hajar Aswad
Hajar aswad merupakan batu yang berasal dari surga yang kemudian Allah Swt turunkan kepada Nabi Ibrahim As. Sebagai pelengkap bangunan renovasi kakbah pada kala itu, dan diletakkan di sudut tenggara bangunan kakbah sebgai tanda pemulaan tawaf.
Perlu diketahui pula bahwa hajar aswad pada asalnya berwana putih bersih dan akhirnya berubah sebab dosa-dosa manusia. hal ini sebagaimana bunyi hadist Rasulullah Saw;
وعن ابن عباس رضي الله عنهما قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: ” نزل الحجر الأسود من الجنة وهو أشد بياضا من اللبن, فسودته خطايا بني آدم”.
Artinya; “Dari Ibnu Abbas </span><i><span style="font-weight: 400;">Radhiyallahu
anhuma beliau berkata ‘Rasulullah Saw bersabda; “Hajar Aswad turun dari surga, berwarna sangat putih daripada susu, lalu berwarna hitam akibat dosa manusia.”
Hadist Anjuran Mencium Hajar Aswad
Banyak sekali di dalam literatur kitab fiqih keterangan yang menjelaskan terkait kesunnahan mencium hajar aswad sebagaimana yang termaktub di dalam kitab I’anatut Thalibin;
ويستلمه بيده، ثم يقبله بفمه، ثم يضع جبهته عليه،
Artinya; “orang yang bertawaf menyentuh hajar aswad lalu menciumnya, kemudian meletakkan dahinya.”
Dan adapun dalil yang mendasari kesunnahan mencium hajar aswad tersebut adalah hadist Sayyidina Umar bin Khattab Ra;
عن عمر، رضي الله عنه، أنه جاء إلى الحجر فقبله وقال: إني أعلم أنك حجر، لا تضر ولا تنفع، ولولا أني رأيت رسول الله، صلى الله عليه وسلم يقبلك ما قبلتك.
Artinya; “Dari Umar Ra, sesungguhnya ia mendatangi Hajar Aswad, kemudian mencium Hajar Aswad dan berkata, aku mengetahui engkau adalah batu yang tidak membahayakan dan tidak pula memberiakn manfaat apapun, jika aku tidak melihat Nabi Muhammad menciummu, maka aku tidak akan menciummu. (HR. Imam Bukhari)
Dari hadist di atas dapat dipahami bahwa anjuran atau hukum kesunnahan mencium hajar aswad adalah murni ittiba` yaitu mengikuti Rasulullah Saw.
Selain itu juga ada hadits dari Ibnu Abbas
وعن ابن عباس - رضي الله عنه - "أنه كان يُقبِّل الحجر الأسود ويسجد عليه"
Artinya; “Dari Ibnu Abbas
Radhiyallah
anhuma; ‘Sesungguhnya dia mencium hajar aswad lalu meletakkan kepalanya.”
Demikian penjelasan mengenai hadist yang mendasari kesunahanan mencium hajar aswad. Semoga bermanfaat, Wallahua`lam.