Jangan Marah saat Ditagih Hutang!

Jangan Marah saat Ditagih Hutang!

Oleh: Siti Nur Alvianda
Mahasiswi Universitas Indraprasta PGRI
snalvianda@gmail.com

SAAT ada seseorang yang mengalami kesulitan atau meminta bantuan kita sebisa mungkin kita bantu, tidak tega untuk menolak atau membiarkannya begitu saja. Terutama kesulitan itu sedang dialami oleh teman dekat atau keluarga yang sangat kita kenal dengan baik. Normal saja kalau kita memiliki rasa ingin membantu semampu diri kita.

Naah setelah kita meminjamkaan terkadang terjadi masalah pada si penghutang yang malah tidak tau diri ini, saat ingin meminjam kata-katanya sangat manis, tapi saat ingin ditagih malah sikapnya berubah seenaknya rasanya kesal hingga kesabaran ini memiliki batas rasanya. Sampai saat di mana kita sudah kehilangan kesabaran untuk menagihnya, bukannya dapat jawaban atau penjelasan baik-baik malah diomeli denan kata-kata tidak enak di hati.

Kalau sudah gitu muncul-lah perasaan dilema mau mengikhlaskan, tapi nominal yang dipinjamkan lumayan apa lagi buat mahasiswa yang belum bekerja. Mau diberi kesabaran sampai penghutang mau membayarnyaa, malah “makan hati”. Kalau sudah gini gimana dong?

Perlu segera kita cari solusi untuk keduanya, masalah perhutangan bukan suatu hal yang gampang, melainkan amat sangat pelik. Sebaiknya, untuk kamu yang ingin memberi hutang harus berpikir dua bahkan hingga tiga kali, jika memang ingin memberi pinjaman tidak ada salahnya untuk membuat perjanjian resmi di atas kertas terutama pada nominal yang cukup besar, tidak ada yang tau akan resiko ke depannya bukan.

Untuk kamu yang ingin berhutang, bayarlah sesuai dengan perjanjian yang sudah kamu janjikan jangan jadikan ucapanmu di awal sebuah kebohongan, bisa jadi itu awal dari orang-orang tidak ingin membantu kembali.

Jikalau memang belum bisa membayar pada saat itu, buat lah perpanjangan perjanjian dengan memberi kabar kepada orang yang kamu hutangi seperti: “Maaf yah, saya belum bisa membayar, namun akan saya usahakan secepatnya.”

Dengan begitu si pemberi pinjaman juga bisa dengan legowo memberi kelonggaran, jangan malah kamu yang lebih galak dari si pemberi hutang. Gunakan etika dan attitude yang baik, terutama pada persoalan pelik seperti hutang ini.

Semoga kita terhindar dan dijauhkan dari tipe penghutang yang lebih galak di saat ditagih hutangnya, jangan sampai juga kita ikutan menjadi penyulit atau beban di hidup orang lain. Jangan sampai kita ikutan berantakan di saat penghutang lebih galak di saat ingin meminjam uang. []

ISLAMPOS