Artikel di bawah ini akan mengisahkan tentang kisah Syekh As-Syibli saat dituduh gila oleh orang lain. Syekh Fariduddin Attar dalam karyanya Tadzkiratul Auliya’ Juz I, halaman 533, mengisahkan kisah tersebut.
Syekh As-Syibli keluar rumah untuk menghilangkan kejenuhannya. Ketika ia telah sampai pada suatu tempat, ia menulis lafadz Allah pada tempat yang disinggahinya. Tiba-tiba ia mendengar suara, “Wahai As-Syibli sampai kapan kamu mencari lafadz itu, kalau kamu ingin menemukan lafadz yang kamu tulis, datanglah ke gurun pasir”.
Tanpa pikir panjang Syekh As-Syibli mendatangi gurun pasir untuk mencari keberadaan lafadz Allah, yang telah ditunjukkan oleh suara misterius itu. Ungkapan suara misterius itu, menusuk relung hati Syekh As-Syibli, sehingga ia tenggelam dalam kerinduannya kepada Allah.
Ketika kerinduan Syekh As-Syibli kepada Allah memuncak, ia melemparkan tubuhnya ke sungai namun ombak menghempaskan tubuh Syekh As-Syibli ke tepi pantai. Kemudian tubuh Syekh As-Syibli masuk ke kobaran api yang membara, namun tubuhnya tidak terbakar, bahkan tidak merasakan kepanasan.
Syekh As-Syibli mendatangi hewan yang buas, dan mencoba mendekatinya supaya tubuhnya di terkam, tetapi tidak ada satu hewanpun yang mendekati tubuhnya, hewan-hewan yang buas menghindari tubuhnya bahkan menjauhinya.
Terakhir Syekh As-Syibli pergi ke gunung yang sangat tinggi, ia melompat dari gunung yang tinggi tersebut, namun angin yang kencang membawa tubuh Syekh As-Syibli, sehingga tubuhnya jatuh ke bumi dengan selamat tanpa ada yang lecet sedikitpun.
Setelah itu, Syekh As-Syibli menjerit, seraya berkata, “Celakalah orang yang tidak diterima oleh air, api, hewan buas, dan gunung”. Tiba-tiba ada suara misterius yang menyatakan:
من كان مقبول الحق لا يقبله غيره
Artinya: Barangsiapa yang keberadaanya diterima oleh yang haq, maka ia tidak diterima oleh yang lainnya.
Setelah kejadian itu, Syekh As-Syibli dituduh gila oleh orang sekitarnya, ia diikat dengan rantai besi. Dan ia dimasukkan ke rumah sakit jiwa, setiap orang yang lewat di depannya, mereka berujar, “Ini orang gila”. Syekh As-Syibli menjawab, “Aku orang gila, kalian orang waras, semoga Allah menambahkan kegilaanku”.
Sekelompok orang pernah menjenguk Syekh As-Syibli ke rumah sakit jiwa, kemudian Syekh As-Syibli berujar, “Siapa kalian”. Mereka menjawab, “Kami adalah temanmu dan orang yang mencintaimu”. Tiba-tiba Syekh As-Syibli mengambil batu dan melemparnya, mereka lari karena takut terkena lemparannya.
Lalu Syekh As-Syibli berujar, “Kalian semua pembohong, kalau kalian temanku dan mencintaiku, kalian tidak akan lari dari cobaanku, kalian mencintai kalian sendiri, dan kalian tidak mencintaiku”.
Demikian penjelasan terkait kisah Syekh As-Syibli saat dituduh gila. Semoga bermanfaat.