Artikel di bawah ini akan mengulas tentang ungkapan Syekh Abu Bakar Al-Kattani terkait dengan 3 macam tiang agama. Nama lengkap Syekh Abu Bakar Al-Kattani adalah Muhammad bin Ali bin Ja’far Al-Kattani. Beliau adalah salah satu ulama sunni yang di hidup di abad ke empat Hijriah. Meninggal di kota Mekkah pada tahun 322 Hijriah.
Syekh Muhammad bin Muhammad Al-Husaini Al-Murtadha Al-Zabidi dalam karya besarnya Ithaf Al-Sadah Al-Muttaqin Juz 13, halaman 129, mengutip ungkapan Syekh Abu Bakar Al-Kattani terkait 3 tiang agama. Adapun kutipannya tertera sebagai berikut:
وجدنا دين الله تعالى مبنيا على ثلاثة أركان: على الحق والصدق والعدل، فالحق على الجوارح، بأن يكون استعمالها في الطاعة على صريح الحق مما يطابق السنة. والعدل على القلوب، بأن تستوي في المعرفة على سبيل الاعتدال. والصدق على العقول، بأن تصدق في الملاحظ، فلا تخالف السريرة العلانية
Artinya: Kami menemukan bahwasanya Agama Allah itu dilandasi tiga tiang, yaitu, kebenaran, keadilan dan kejujuran. Adapun kebenaran itu merupakan kewajiban bagi fisik yakni dengan menggunakannya dalam ketaatan berlandaskan dalil yang jelas dari perkara yang sesuai dengan sunnah Nabi.
Adapun keadilan itu merupakan kewajiban bagi hati yakni lurus dalam pengetahuan secara seimbang. Adapun kejujuran itu merupakan kewajiban akal yakni jujur dalam pengamatan, sehingga kondisi batin tidak bertentangan dengan kondisi zahirnya.
Ungkapan Syekh Abu Bakar Al-Kattani di atas, memberi arahan kepada kita untuk mengamalkan kebenaran, keadilan, dan kejujuran. Karena tiga perkara tersebut sebagai tiang atau penguat agama. Adapun rinciannya sebagai berikut:
Pertama, kebenaran. Artinya, dalam menjalankan aturan-aturan agama harus selaras dengan sunnah Nabi. Ketika kita menjalankan kewajiban atau ketaatan yang telah ditetapkan oleh agama, namun tidak mengikuti sunnah Nabi, maka amal yang kita kerjakan akan sia-sia.
Kedua, keadilan. Artinya, kewajiban bagi hati harus lurus, sesuai dengan pengetahuan atau keilmuan secara seimbang. Keadilan itu, tidak memandang status sosial atau kedekatan kekerabatan. Apabila orang yang kita sayangi melakukan kesalahan, kita tidak boleh pilih kasih atau memihak kepada orang yang kita sayangi.
Ketiga, kejujuran. Artinya, kejujuran itu merupakan kewajiban akal, yakni, jujur dalam pengamatan, sehingga kondisi batin tidak bertentangan dengan kondisi zahirnya. Orang yang mengerti namun ia tidak jujur, maka akal dan hatinya akan selalu bertentangan. Oleh karena itu, jujurlah dalam berbicara dan bertindak supaya menjadi orang yang dapat dipercaya.
Demikian penjelasan terkait 3 macam tiang agama. Semoga bermanfaat. Wallahu A’lam Bissawab.