Gaza terletak di pantai timur Laut Tengah, bagian dari wilayah negara Palestina, di barat daya berbatasan dengan Mesir, dan di sebelah timur dan utara berbatasan dengan Israel. Memiliki luas 265 kilometer persegi dan dihuni oleh 2,3 juta penduduk. Dengan demikian, Gaza merupakan salah satu tempat terpadat penduduknya di dunia.
Tempat yang sekarang menjadi ladang pembantaian manusia oleh Israel dalam upayanya menjajah Palestina. Seperti diberitakan oleh Anadolu Agency, Rabu (15/11/2023), jumlah warga Palestina yang meninggal akibat serangan Israel yang telah berlangsung selama sebulan lebih tersebut mencapai 11.320, sementara korban luka-luka berjumlah 29.200.
Diantara korban tersebut adalah 4.650 anak-anak, 3.145 wanita, sementara 3.600 lainnya dinyatakan hilang termasuk 1.755 anak-anak. Tidak hanya itu, tenaga medis dan jurnalis juga banyak yang terbunuh akibat serangan Israel yang membabi-buta. Tercatat sebanyak 198 tenaga medis dan 51 orang jurnalis juga ikut jadi korban.
Lebih miris, ada 82 orang yang meninggal dan dimakamkan secara massal dalam satu kuburan. Hal itu terjadi di salah satu rumah sakit yang dikepung tentara Israel.
Gaza telah menjadi kuburan massal warga Palestina akibat serangan Israel. Manusia-manusia tak berdosa meregang nyawa bersama luluh lantaknya masjid, gereja dan fasilitas-fasilitas umum seperti rumah sakit.
Tempat lahir salah satu imam madzhab itu hari ini dipenuhi genangan darah rakyat Palestina. Gaza adalah tempat lahir Imam Syafi’i. Termaktub dalam Manaqib as Syafi’i (1/73), ditulis oleh Al Baihaqi bahwa Imam Syafi’i lahir di Gaza sebagaimana dikatakan oleh Imam Syafi’i sendiri.
Entah bagaimana perasaan Imam Syafi’i saat ini menyaksikan tanah kelahirannya digenangi oleh darah-darah manusia tak berdosa. Karena, di saat beliau masih hidup sempat menulis sebuah syair kerinduan terhadap kampung halamannya.
Syair tersebut tertulis dalam Mu’jam al Buldan (2/202):
Aku merindukan tanah Gaza
Sekalipun rahasia mengkhianatiku setelah perpisahan
Tuhan mengairi tanah itu
Jika aku dapat menemukan tanahnya
Maka kelopak mataku akan memerah
Karena kerinduanku yang sangat besar
Begitulah bait syair Imam Syafi’i menceritakan kerinduannya terhadap Gaza. Kini Gaza merah darah, dari tumpahan darah anak-anak, wanita, tenaga medis, jurnalis dan mereka yang tak berdosa. Semua itu akibat ulah Israel yang mayoritas masyarakat dunia sepakat, bahwa yang dilakukan Israel saat ini adalah kejahatan perang dan “genosida”.
Warga Palestina sedang dilanda “Nakba (malapetaka) Besar”, yaitu kekejaman yang sangat buas dari sebuah negara bernama Israel, penjajah modern. Namun, tak banyak negara-negara di dunia yang berani menahan laju agresi militer yang membunuh lebih dari sepuluh ribu orang warga Palestina. Dan, satu hal yang mencengangkan, Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) ternyata hanya nama tanpa arti apa-apa untuk perdamaian dunia.