Apakah Boleh Shalat Sunnah Tahiyatul Masjid di Masjidil Haram?

Apakah Boleh Shalat Sunnah Tahiyatul Masjid di Masjidil Haram?

Apakah boleh shalat sunnah tahiyatul masjid di Masjidil Haram?Di antara shalat-shalat sunnah adalah shalat sunnah tahiyatul masjid. Secara sederhananya, shalat sunnah dua rakaat yang dilakukan ketika memasuki suatu masjid dan hendak berdiam diri di dalamnya. Dalam pandangan Mazhab Syafi’i, selama belum duduk, setiap orang yang memasuki masjid disunnahkan shalat dua rakaat sebagai bentuk penghormatan terhadap masjid.

Lantas bagaimana dengan Masjidil Haram? Saat memasuki Masjidil Haram apakah seorang juga disunnahkan shalat tahiyatul masjid? Bukankah Masjidil Haram juga masjid? Bahkan ia merupakan masjid yang memiliki banyak keutamaan lantaran posisinya yang berdekatan dengan ka’bah.

Pada dasarnya shalat sunnah tahiyatul masjid memang sunnah dilakukan setiap kali memasuki suatu masjid. Hal ini berdasarkan sabda kanjeng Nabi;

إِذَا دَخَلَ أَحَدُكُمُ الْمَسْجِدَ، فَلْيَرْكَعْ رَكْعَتَيْنِ قَبْلَ أَنْ يَجْلِس

“Jika salah seorang di antara kalian memasuki masjid maka hendaklah ia mengerjakan shalat dua rakaat sebelum ia duduk” (HR. Abu Qatadah).

Mayoritas ulama pun sepakat akan kesunnahan shalat tahiyatul masjid, dan hukumnya makruh bila orang-orang yang memasuki suatu masjid langsung duduk sebelum melaksanakannya.

Sebagaimana penuturan Imam Nawawi dalam kitab Syarh al-Nawawi ‘ala Muslim juz 5 halaman 226 berikut ini;

وَهِيَ سُنَّةٌ بِإِجْمَاعِ الْمُسْلِمِينَ وَحَكَى الْقَاضِي عِيَاضٌ عَنْ دَاوُدَ وَأَصْحَابِهِ وُجُوبَهُمَا وَفِيهِ التَّصْرِيحُ بِكَرَاهَةِ الْجُلُوسِ بِلَا صَلَاةٍ وَهِيَ كَرَاهَةُ تَنْزِيهٍ

“Shalat tahiyatul masjid hukumnya sunnah berdasarkan kesepakatan (mayoritas) ulama. Hadis di atas juga menerangkan akan kemakruhan duduk sebelum melaksanakan shalat tahiyatul masjid.”

Hanya saja kesunnahan melaksanakan shalat tahiyatul masjid menjadi gugur bila yang dimasuki adalah Masjidil Haram. Dengan kata lain shalat tahiyatul masjid tidak disunnahkan saat memasuki Masjidil Haram. Hal ini  sebagaimana penjelasan Syekh Zakaria Al-Anshari dalam kitabnya Fathul Wahab juz 1 halaman 67;

” وكتحية مسجد ” غير المسجد الحرام ” لداخله ” متطهرا مريدا الْجُلُوسِ فِيهِ

Artinya; (shalat-shalat yang disunnahkan) adalah seperti shalat tahiyatul masjid bagi orang yang memasuki suatu masjid kecuali masjidil haram …”

Alasan kenapa saat memasuki masjidil haram tidak disunnahkan shalat tahiyatul masjid padahal ia juga masjid adalah karena penghormatan terhadap masjidil haram adalah dengan tawaf bukan dengan shalat tahiyatul masjid, demikian Syekh Sulaiman Al-Bujairimi dan Syekh Sulaiman Al-Jamal menjelaskan.

“Kendati demikian, setelah melakukan tawaf, seseorang masih diperkenankan menunaikan shalat tahiyatul masjid dan mendapatkan pahala kesunnahannya.” Pungkas kedua Syekh tersebut.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa saat memasuki Masjidil Haram sebenarnya tidak disunnahkan shalat tahiyatul masjid. Sebab, wujud penghormatan terhadap masjidil haram adalah dengan melakukan tawaf bukan dengan shalat tahiyatul masjid. 

Demikian penjelasan terkait apakah boleh shalat sunnah Tahiyatul Masjid di Masjidil Haram? Wallahu a’lam bi al-shawab.

BINCANG SYARIAH