Syekh Nawawi Banten, dalam kitab Tafsir Marah Labib, jilid I, halaman 447, menjelaskan bahwa keutamaan bulan Rajab sangat agung. Pasalnya, Islam bulan Rajab termasuk bulan haram [asyuhurul hurum]. Dalam bulan tersebut terdapat keistimewaan, untuk itu umat Islam seyogianya tidak mengotorinya dengan amal keburukan.
Sebab, kata Syekh Nawawi Banten, menurut Syekh Nawawi Banten, dosa yang dilakukan di bulan haram, terutama Rajab, jauh lebih besar daripada di bulan-bulan lainnya. Oleh karena itu, Allah SWT memerintahkan umat Islam untuk menghormati keistimewaan bulan haram dengan memperbanyak amal saleh dan menjauhi keburukan.
Sementara Ibnu Abbas memperluas larangan tersebut ke seluruh bulan sepanjang tahun. Inti pesannya adalah agar manusia senantiasa menjaga kesucian diri dan menghindari kerusakan, kapanpun dan dimanapun. Syekh Nawawi berkata;
من تلك الشهور الاثني عشر أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ هي ذو القعدة، وذو الحجة والمحرم ورجب ذلِكَ أي عدة الشهور الدِّينُ الْقَيِّمُ أي الحساب الصحيح فَلا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أي في الأربعة الحرم أَنْفُسَكُمْ بإتيان المعاصي فإنه أعظم وزرا كإتيانها في الحرم. وقال ابن عباس: فلا تظلموا في الشهور الاثني عشر أنفسكم، وذلك منع الإنسان عن إتيان الفساد في جميع العمر
Artinya: Dari dua belas bulan itu, empat bulan haram, yaitu Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab. Itu, yaitu bilangan bulan, adalah agama yang lurus, yaitu perhitungan yang benar. Maka janganlah kamu menganiaya dirimu sendiri pada bulan-bulan itu, yaitu pada empat bulan haram, dengan melakukan dosa, karena sesungguhnya itu adalah dosa yang lebih besar, seperti melakukan dosa di tanah haram.
Ibnu Abbas berkata: Janganlah kamu menganiaya dirimu sendiri pada dua belas bulan, karena sesungguhnya itu mencegah manusia dari melakukan kerusakan di sepanjang usia. (Syekh Nawawi Banten, Tafsir Marah Labib, jilid I, (Beirut: Dar Kutub Ilmiyah, 1417 H), halaman 447).
Pada sisi lain, Bulan Rajab merupakan bulan yang penuh dengan keutamaan dan keberkahan bagi umat Muslim. Anjuran beribadah di bulan Rajab pun banyak disampaikan oleh para ulama dan hadits, menjadikan bulan ini sebagai momentum untuk meningkatkan amal saleh dan memperbaiki diri.
عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ الزَّمَانَ قَدْ اسْتَدَارَ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ خَلَقَ اللَّهُ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضَ السَّنَةُ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ثَلَاثٌ مُتَوَالِيَاتٌ ذُو الْقَعْدَةِ وَذُو الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمُ وَرَجَبُ مُضَرَ الَّذِي بَيْنَ جُمَادَى وَشَعْبَانَ
Artinya; dari Nabi SAW bersabda: “Sesungguhnya waktu telah berputar sebagaimana mestinya, hal itu ditetapkan pada hari Allah menciptakan langit dan bumi. Dalam setahun ada dua belas bulan, diantaranya ada empat bulan yang mulia. Tiga darinya berturut-turut, yaitu Dzul Qa’dah, Dzul Hijjah, Muharram, dan Rajab yang biasa diagungkan Bani Mudlar yaitu antara Jumadil tsani dan Sya’ban.’
Demikian penjelasan keutamaan Bulan Rajab menurut Syekh Nawawi Al-Bantani. Semoga bermanfaat.